5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi FMIPA Universitas
Sumatera Utara dan Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang. 5.1.2. Karakteristik Sampel
Populasi penelitian ini adalah tikus jenis Rattus norvegicus galur wistar. Berjenis kelamin jantan, umur 2-3 bulan dengan berat badan 150-250 gram, serta
menunjukkan hasil normal pada pemeriksaan skrining pendengaran dengan menggunakan alat OAE. Sampel dalam kondisi yang sehat dan dikembang
biakkan di Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara. Total sampel yang digunakan adalah sebanyak 24 ekor yang terbagi dalam enam
kelompok perlakuan. 5.1.3. Gambaran Ultrastruktur Jaringan Koklea
Gambaran Scanning Electron Microscope SEM koklea Rattus norvegicus galur wistar setelah pemberian paparan bising intensitas rendah 25-50
dB, sedang 55-80 dB, dan tinggi 85-110 selama 8 hari sekaligus ditambah perlakuan pemberian aquadest atau ekstrak kulitGarcinia mangostana selama 16
hari.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Perbandingan Ultrastruktur Koklea pada Kelompok P0 dan P3
Kelompok Bising dB
Gambaran Koklea
P0 Aquadest P3 Ekstrak
U1 25-50
Normal Normal
U2 25-50
Normal Normal
U3 25-50
Normal Normal
U4 25-50
Normal Normal
Berdasarkan pengamatan pada kelompok P0 secara ultrastruktur terlihat bahwa tidak terjadi kerusakan pada organ korti koklea tikus. Pada gambaran
dijumpai posisi organ korti yang masih intak. Hal serupa juga dijumpai pada kelompok P3. Ditemukan gambaran khas yang masih sama dengan kelompok P0.
Tidak dijumpai kerusakan yang bermakna pada struktur organ korti dari koklea tikus.
Tabel 5.2. Perbandingan Ultrastruktur Koklea pada Kelompok P1 dan P4
Universitas Sumatera Utara
Kelompok Bising dB
Gambaran Koklea
P1 Aquadest P4 Ekstrak
U1 55-80
Kerusakan 50 Kerusakan 50
U2 55-80
Kerusakan 50 Kerusakan 50
U3 55-80
Kerusakan 50 Kerusakan 50
U4 55-80
Kerusakan 50 Kerusakan 50
Pada kelompok perlakuan P1 dan P4 dijumpai struktur organ korti koklea tikus yang mengalami sedikit kerusakan pada sel rambut dan membrane basilaris.
Tabel 5.3. Perbandingan Ultrastruktur Koklea pada Kelompok P2 dan P5
Kelompok Bising dB
Gambaran Koklea
P2 Aquadest P5 Ekstrak
U1 85-110
Rusak 50 Rusak 50
U2 85-110
Rusak 50 Rusak 50
U3 85-110
Rusak 50 Rusak 50
U4 85-110
Rusak 50 Rusak 50
Pengamatan pada kelompok P2 yang diberi aquadest selama 8 hari pertama kemudian dilanjutkan dengan pemberian aquadest serta paparan bising
Universitas Sumatera Utara
85-110dB selama 8 hari tidak terjadi variasi hasil. Sebanyak 100 atau keseluruhan sampel mengalami derajat kerusakan 50. Pada derajat kerusakan
50 organ korti pada koklea mengalami kerusakan total sehingga sulit untuk diidentifikasi.
Untuk kelompok P5, diberikan perlakuan bising intensitas tinggi 85-110 dB selama 8 hari dan disertai juga dengan pemberian ekstrak Garcinia
mangostana pada 8 hari sebelum paparan bising dan 8 hari bersamaan dengan perlakuan tersebut. Hasil yang dijumpai cukup bervariasi, dari 4 sampel pada
kelompok P5, 50 menunjukkan gambaran derajat kerusakan 50 dan sisanya dengan derajat kerusakan 50. Pada hasil pengamatan yang menunjukkan
terjadinya derajat kerusakan50, sebagian kecil dari struktur organ korti masih bida diidentifikasi. Hal tersebut bertolak belakang dengan derajat kerusakan
50.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.1 Ultrastruktur organ korti pada kebisingan rendah dengan gambaran normal pada kelompok P0 dengan SEM pembesaran 20x1000
Gambar 5.2 Ultrastruktur organ korti pada kebisingan rendah dengan gambaran normal pada kelompok P3 dengan SEM pembesaran 20x1000
25-50 dB Aqua
25-50 dB Garcinia
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.3 Ultrastruktur organ korti pada kebisingan sedang dengan gambaran normal pada kelompok P1 dengan SEM pembesaran 20x1000
Gambar 5.4 Ultrastruktur organ korti pada kebisingan sedang dengan gambaran normal pada kelompok P4 dengan SEM pembesaran 20x1000
55-80 dB Aqua
55-80 dB Garcinia
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.5 Ultrastruktur organ korti pada kebisingan tinggi pada kelompok P2 dengan SEM pembesaran 20x1000. Tampak kerusakan pada jaringan organ korti
Gambar 5.6 Ultrastruktur organ korti pada kebisingan tinggi pada kelompok P5 dengan SEM pembesaran 20x1000. Tampak kerusakan jaringan organ korti.
85-110 dB Aqua
85-110 dB Garcinia
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.7a Perbandingan ultrastruktur organ korti koklea yang bersifat sebagai kontrol tanpa ekstrak dari paparan bising rendah ke bising tinggi kiri ke kanan
; b perbandingan ultrastruktur organ korti koklea yang diberi ekstrak dari paparan bising rendah ke bising tinggi kiri ke kanan.
5.1.4. Hasil Analisis Statistik Data yang diperoleh dari interpretasi gambaran koklea pada masing-
masing perlakuan kemudian diuji secara analisa statistik dengan menggunakan program spss 17.0. Terlebih dahulu dilakukan uji normalitas pada keseluruhan
data, dikarenakan jumlah sampel yang kurang dari 30 maka data diolah dengan uji Shapiro-Wilk. Hasil yang didapatkan dari uji normalitas berupa nilai p = 0,0001,
sehingga dapat diartikan bahwa data tersebut tidak terdistribusi secara normal karena nilai p yang diperoleh kecil dari 0,05.
a
b
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4. Hasil Uji Mann-Whitney U terhadap Gambaran Ultrastruktur Koklea Kelompok Perlakuan
p P0 vs P3
P1 vs P4 P2 vs P5
1,000 1,000
0,127
Merujuk dari hasil uji normalitas dapat disimpulkan bahwa analisis statistik yang digunakan yaitu statistika non parametrik. Kemudian dilanjutkan
dengan uji Mann-Whitney U untuk melihat perbedaan diantara dua kelompok yang memiliki tingkat intensitas bising yang sama secara independen. Proses
pengolahan data yang dilakukan terhadap tiga kelompok intensitas yang berbeda dengan masing-masing dua perlakuan menunjukkan hasilyaitu p0,05. Maka
menurut uji statistik, pada uji coba perbandingan ultrastruktur koklea tidak dijumpai perbedaan yang bermakna diantara masing-masing kelompok yang
berintensitas bising sama p0,05.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Pembahasan