SMA N 1 Lendah Deskripsi Lokasi Penelitian

55 sekolah ini juga terdapat dua jenis pelatihan, yakni latihan kecabangan dan fisik pagi. Untuk jadwal pelatihan kecabangan pengelola KKO berkoordinasi dengan pelatih untuk menentukan waktu berlatih yang tepat. Sedangkan untuk latihan fisik dilakukan pada waktu pagi setiap hari selasa dan sabtu.

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk deskripsi mulai dari penyelenggaraan kurikulum dan pembelajaran, pelatih, prasarana dan sarana latihan, hingga kegiatan humas internal dan promosi.

1. Kurikulum dan Pembelajaran

a. SMA N 1 Pengasih Pada dasarnya siswa KKO dan regular sama saja dalam hal akademik, termasuk materi pelajaran yang digunakan. Hal yang membedakan antara siswa KKO dan siswa regular hanyalah adanya pembinaan khusus pada siswa KKO sesuai bakat dan minatnya. Selain itu, di dalam program KKO juga ada kekhususan yakni siswa KKO diperbolehkan ijin untuk tidak masuk pelajaran selama beberapa hari bahkan satu minggu ketika mengikuti turnamen ataupun perlombaan tanpa harus melalui proses ijin yang sulit seperti pada sekolah formal pada umumnya. Di SMA N 1 Pengasih, kurikulum yang digunakan yakni menyesuaikan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah dan Dinas Pendidikan. Untuk tahun ini kurikulum yang digunakan yakni Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Oleh karena itu, siswa KKO juga menggunakan 56 Kurikulum 2006 dan materi pelajaran yang di kelas dibuat oleh guru, sedangkan materi untuk latihan kecabangan dibuat oleh pelatih masing-masing cabor. Kegiatan pembelajaran yang ada pada pelatihan kecabangan dan pembelajaran di kelas tentu saja berbeda. Di dalam kegiatan pelatihan kecabangan KKO tidak ada silabus, yang ada hanyalah rencana kegiatan yang ditulis dalam bentuk program kerja pelatih. Hal tersebut di dukung oleh pernyataan dari salah satu pelatih cabor bola basket pada wawancara tanggal 13 Februari 2016, “Iya. Materinya dibuat perbulan secara tertulis. Kemudian sudah ada pembagiannya sendiri-sendiri setiap harinya, ada teknik dasar, fisik dan permainan ringan”. Hal tersebut juga didukung oleh hasil dari studi dokumentasi. Berdasarkan hasil studi dokumentasi, ada program kerja pelatih yang berbentuk matrik, ada pula yang berupa program kerja uraian kegiatan perhari. Program kerja dapat dilihat pada lampiran nomor 7, halaman 250. Program kerja bagi pelatihan KKO merupakan hal yang penting. Namun, tidak semua cabor memiliki program kerja, karena adapula pelatih cabor yang melatih hanya dengan ingatan dan melatih secara spontan dengan melanjutkan materi selanjutnya. Hal ini diungkapkan oleh salah satu pelatih cabor yang berasal dari Dinas Pendidikan pada kegiatan wawancara tanggal 18 Februari 2016, “Iya. Tidak ada yang tertulis. Kalau ke Dinas Pendidikan saya hanya rapat mengenai perkembangan KKO …”. Hal tersebut juga didukung oleh ungkapan pelatih dayung pada wawancara tanggal 6 Februari 2016, 57 “Materi ada, tetapi tidak tertulis. Ya hanya awangan gitu saja mbak. Nanti mau diajari apa. Itu kalau untuk pemula. Kalau yang sudah bisa ya langsung latihan terus saja. Kita biasanya otodidak mbak. Jika ada materi yang perlu diberikan maka disampaikan ketika di darat, setelah itu kita langsung turun untuk praktek”. Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat diketahui bahwa ada cabor yang memiliki program kerja, namun ada pula cabor yang tidak memiliki program kerja. Hal ini terjadi karena tidak ada aturan yang jelas terkait dengan administrasi apa saja yang harus dipenuhi dalam melaksanakan kegiatan pelatihan KKO sehingga ada pelatih cabor yang membuat program kerja, dan adapula yang tidak membuatnya. Pembuatan program kerja dilakukan oleh pelatih. Setelah program kerja selesai, maka program kerja dilaporkan kepada Dinas Pendidikan bagi pelatih yang digaji oleh Dinas Pendidikan. Laporan program kerja ini diserahkan kepada Dinas Pendidikan setiap awal semester. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk perlengkapan administrasi pelatihan yang menjadi tanggungjawab setiap pelatih KKO yang digaji oleh Dinas Pendidikan. Bagi pelatih KKO dari sekolah juga belum menyerahkan dan mengkoordinasikan program kerja dengan pihak sekolah. Meskipun dalam kegiatan pelatihan kecabangan ini belum semua cabor memiliki program kerja yang secara resmi diberikan kepada pihak Dinas Pendidikan maupun sekolah, namun dalam pembuatan dan penyampaian materi pelatih juga mempertimbangkan usia, tingkatan siswa dalam cabor, minat serta kemampuan siswa. Sesuai dengan ungkapkan pelatih cabor pencak silat pada wawacara tanggal 11 Februari 2016, 58 “Untuk materi mengikuti anak. Jadi di sini ada anak yang silatnya pada seni dan ada yang fighter. Saya mengikuti minat anak saja, kan minat setiap anak berbeda-beda”. Hal di atas juga didukung oleh pernyataan dari salah satu pelatih cabor bola basket pada wawancara tanggal 13 Februari 2016, “Materi disesuaikan dengan usia mereka, tetapi untuk yang teknik dasar selalu saya munculkan karena teknik dalam basket itu sangat penting”. Selanjutnya, adanya penyesuaian materi juga didukung oleh pemaparan pendapat oleh pelatih cabor dayung pada wawancara tanggal 6 Februari 2016, “Untuk siswa yang masih pemula saya masih berikan beberapa materi dasar, kemudian juga teknik-teknik dasar, keselamatan, dll. Tetapi bagi yang sudah lama saya langsung praktek saja dan penguatan teknik. Yang penting tetap berlatih bagi yang sudah lama”. Hal di atas juga terlihat saat kegiatan observasi kegiatan pelatihan cabor bola basket tanggal 13 Februari 2016. Pada kegiatan pelatihan tersebut terlihat siswa laki-laki dan perempuan berlatih sendiri-sendiri dengan masing-masing pelatih. Sehingga terlihat bahwa dalam kegiatan pelatihan ini terdapat penyesuaian dengan minat dan kemampuan siswa, karena pada dasarnya siswa laki-laki dan perempuan mempunyai kemampuan yang berbeda, sehingga mereka tidak dapat berlatih bersama. Selanjutnya, dalam proses pembelajaran siswa KKO juga menerima mata pelajaran umum pada pagi hari dan menerima pelajaran sesuai bakat dan minatnya pada pelatihan kecabangan. Dalam pembelajaran mata pelajaran umum pagi hari sama dengan siswa regular, namun dalam kegiatan pelatihan sore hari menyesuaikan dengan jadwal masing-masing pelatih cabor. Jadwal latihan para siswa berbeda-beda sesuai dengan cabor masing-masing, ada yang seminggu 3 kali, seminggu 2 kali dan