Kelas Khusus Olahraga KAJIAN TEORI

34 dari anak-anak ada yang tidak berpartisipasi dalam olahraga masyarakat, mereka mungkin juga termotivasi secara optimal terhadap olahraga. Anak-anak yang berpartisipasi dalam eksrakurikuler sekolah berbasis olahraga lebih aktif secara fisik dibandingkan dengan anak yang tidak berpartisipasi, partisipasi eksrakurikuler sekolah berbasis olahraga dapat dianggap berkontribusi terhadap gaya hidup aktif untuk anak-anak yang berpartisipasi. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan persamaan dan perbedaan dengan penelitian penulis, yakni: a. Persamaan: sama-sama meneliti mengenai program olahraga yang diselenggarakan oleh sekolah pada jam luar sekolah. b. Perbedaan: penelitian ini lebih fokus kepada partisipasi anak-anak dalam program olahraga yang diselenggarakan oleh sekolah dalam bentuk ekstrakurikuler, sedangkan penelitian penulis lebih fokus kepada penyelenggaraan program olahraga dalam bentuk kelas khusus. Selain itu, penelitian ini berada di tingkat Sekolah Dasar, sedangkan penelitian penulis berada di tingkat Sekolah Menengah Atas. 2. Penelitian Tatang M.Amirin, M.Si., Tina Rahmawati, M.Pd., Pandit Isbianti, S.Pd. Tahun 2011. Penelitian ini berjudul “penyelenggaraan pembinaan Program Kelas Khusus Olahraga KKO di Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 1 Sewon Bantul”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Landasan filosofi program KKO adalah program KKO dilaksanakan untuk memfasilitasi siswa yang memiliki bakat dan minat khusus 35 dibidang olahraga, sehingga dengan difasilitasinya bakat dan minat tersebut siswa bisa diarahkan pada pencapaian prestasi. Manajemen pelaksanaan pembinaaan program KKO meliputi pengorganisasian program KKO, kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, tenaga pelatih serta humas, dan prestasi akademik bukanlah merupakan orientasi dari program KKO, walaupun antara prestasi akademik dengan prestasi olahraga saling berhubungan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan persamaan dan perbedaan dengan penelitian penulis, yakni: a. Persamaan: sama-sama meneliti mengenai penyelenggaraan program Kelas Khusus Olahraga di sekolah tingkat menengah. b. Perbedaan: penelitian ini mempunyai fokus yang lebih mendalam pada pembinaan peserta didik program KKO, hal-hal yang melandasi program KKO, serta manajemen KKO, sedangkan penelitian penulis akan lebih fokus pada aspek penyelenggaraan program KKO. 3. Penelitian Anggun Putra Wibawa Tahun 2012. Penelitian ini berjudul “pengelolaan kelas khusus olahraga di SMP Negeri 1 Kalasan”. Hasil dari penelitian tersebut yakni: 1 manajemen peserta didik di kelas khusus olahraga SMP N 1 Kalasan sudah dilaksanakan dengan baik, dilihat dari segi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi. 2 manajemen kurikulum kelas khusus olahraga SMP N 1 Kalasan, dilaksanakan dengan baik, dilihat dari segi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi. 3 manajemen sarana prasarana di kelas khusus olahraga masih belum optimal, karena sarana yang digunakan masih terbatas dengan tidak 36 adanya gedung indoor untuk kegiatan pelatihan, sehingga pelatihan sering terganggu oleh cuaca. Sarana untuk cabang olahraga atletik masih banyak kekurangan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan persamaan dan perbedaan dengan penelitian penulis, yakni: a. Persamaan: sama-sama meneliti mengenai beberapa aspek dalam program Kelas Khusus Olahraga di sekolah tingkat menengah, terutama aspek kurikulum dan sarana prasarana. b. Perbedaan: penelitian ini mempunyai fokus yang lebih mendalam pada manajemen program KKO, sedangkan penelitian penulis akan lebih fokus pada penyelenggaraan secara umum pada aspek program KKO. 4. Penelitian Mashud Syahroni Tahun 2014. Penelitian ini berjudul manajemen peserta didik program kelas khusus olahraga pada SMA se-Kabupaten Kulonprogo. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: Pembinaan akademik diberlakukan sama dengan kelas reguler berupa remidial pembelajaran. Pembinaan bakat kecabangan olahraga meliputi latihan rutin, pembinaan mental dan pemberian tambahan nutrisi. Pemantauan pembinaan ditunjuk guru pendamping pada setiap cabang olahraga. 3 evaluasi proses penerimaan dan pembinaan peserta didik kelas olahraga dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. Evaluasi penerimaan peserta didik baru kelas olahraga dilaksanakan selama proses berlangsung dan evaluasi pembinaan peserta didik dilaksanakan setiap tiga bulan. Evaluasi pembinaan meliputi perkembangan peserta didik dalam ujian tengah semester dan akhir semester, serta perkembangan pembinaan kecabangan olahraga.