Hubungan Masyarakat Humas Lembaga Pendidikan
29 a.
Kegiatan eksternal. Kegiatan ini selalu dihubungkan dan ditunjukan kepada publik atau masyarakat di luar sekolah. Terdapat dua kegiatan yang dapat
dilakukan, yakni kegiatan tidak langsung dan kegiatan langsung atau tatap muka. Kegiatan tidak langsung adalah kegiatan yang berhubungan dengan
masyarakat melalui perantaraan media tertentu, misalnya melalui televisi, radio, media cetak, pameran, dan penerbitan majalah. Kegiatan langsung atau
tatap muka adalah kegiatan yang dilaksanakan secara langsung, misalnya rapat dengan pengurus BP3 Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan,
konsultasi dengan tokoh masyarakat, dan melayani kunjungan tamu.
b. Kegiatan internal. Kegiatan ini merupakan publisitas ke dalam. Sasarannya
adalah warga sekolah, yakni para guru, para tenaga administrasi tata usaha dan para siswa. Kegiatan internal dapat dibedakan atas kegiatan langsung dan
tidak langsung, yaitu melalui media tertentu.
Dalam bidang pendidikan informasi sangat penting untuk pemantapan kebijakan pendidikan agar lebih relevan dengan kebutuhan-kebutuhan di masyarakat.
Agar informasi tentang sekolah disampaikan dengan baik dan dapat dipahami komunitas sekolah, masyarakat atau lembaga lain diperlukan teknik komunikasi yang
baik. Kegiatan komunikasi yang dilakukan humas dapat digolongkan menjadi dua, yakni kegiatan yang dilakukan secara langsung dan kegiatan yang dilakukan secara
tidak langsung. Kegiatan langsung, antara lain berupa:
a. Rapat dewan guru
b. Upacara sekolah
c. Karya wisata atau rekreasi bersama
d. Penjelasan lisan di berbagai kesempatan.
Kegiatan tidak langsung, antara lain berupa: a.
Penyampaian informasi melalui surat edaran b.
Penggunaan papan pengumuman sekolah c.
Penyelenggaraan majalah dinding d.
Penerbitan buletin untuk dibagikan kepada warga sekolah e.
Pemasangan iklan atau pemberitahuan khusus melalui media massa pada kesempatan-kesempatan tertentu
f. Pelaksanaan kegiatan tatap muka yang bersifat rutin, antara lain pentas
seni dan acara tutup tahun.
30 Berdasarkan uraian pembahasan di atas, dapat dilihat bahwa kegiatan humas
terdiri dari dua jalur, yakni jalur ke dalam dan jalur ke luar, dan setiap jalur sudah mempunyai tugas dan wewenang masing-masing. Selain itu, terdapat pula dua jenis
kegiatan humas yakni kegiatan yang dilakukan secara langsung, yakni langsung bertatap muka dengan pihak lain dan kegiatan yang dilakukan secara tidak langsung
atau melewati media tertentu. Dengan adanya penggolongan kegiatan humas maka pihak humas sendiri perlu melakukan analisis yang baik agar komunikasi yang
dilakukan dapat sesuai dan tepat sasaran. 4.
Promosi Promosi merupakan salah satu kegiatan humas yang mempunyai peran tidak
kalah penting dengan peran yang lainnya. Promosi merupakan suatu bujukan untuk mendorong pelanggan agar membeli produk olahraga, seperti misalnya pemberian
hadiah, pemberian sampel, perlombaan, dan lain-lain Harsuki, 2012: 222-223. Promosi menjadi salah satu tugas humas yang sangat berarti bagi eksistensi suatu
sekolah. Jika kegiatan promosi dapat berjalan dengan baik maka peminat di sekolah tersebut dapat semakin meningkat dan eksistensi sekolah dapat lebih terlihat karena
peminat merupakan salah satu ciri dari sekolah yang bagus. Promosi menjadi jalur komunikasi antara pihak sekolah dan masyarakat yang bertujuan untuk
memperkenalkan program sekolah dan mengajak banyak calon siswa agar mau masuk ke sekolah dan menggunakan program sekolah yang ada. Dalam kegiatan
promosi ini membutuhkan perencanaan yang baik agar tujuan dapat tercapai. Pihak humas juga perlu melakukan seleksi target sasaran promosi serta memilih berbagai
31 metode yang tepat sesuai dengan keadaan lingkungan yang akan dituju. Kreativitas
dan kecerdasan dalam perencanaan promosi sangat menentukan keberhasilan dari kegiatan ini.
Pada hakekatnya pendidikan merupakan organisasi jasa yang juga harus menerapkan prinsip-prinsip pemasaran. Berdasarkan Zulkarnain Nasution 2006:51,
lembaga pendidikan juga harus memiliki budaya yang berorientasi pada pelanggan, arti budaya dalam hal ini adalah budaya kerja, budaya berorganisasi yang tumbuh dan
berkembang berdasarkan nilai-nilai yang digali dari filosofi organisasi, misalnya budaya yang melayani, silaturahmi, proaktif dan kerjasama. Selanjutnya dalam
Zulkarnain Nasution 2006:50 juga dijelaskan, komitmen lembaga pendidikan untuk melayani pelanggan dapat dilihat dari:
a. Prasarana dan sarana yang disediakan
b. Struktur organisasi
c. Budaya yang dikembangkan.
Oleh sebab itu, dalam penyelenggaraan KKO, faktor prasarana dan sarana, struktur organisasi serta budaya sangat berpengaruh terhadap opini masyarakat
mengenai eksistensi KKO.