229
Hadirnya era industri pariwisata di Indonesia, adalah sebuah keniscayaan yang harus dihadapi. Keberadaan industri pariwisata
memberikan banyak keuntungan dari sisi masyarakat yang berdekatan dengan objek-objek wisata atau tempat pertunjukan
wisata. Roda perekonomian dalam sebuah wilayah akan semakin berkembang seiring dengan dinamika perubahan zaman. Dampak
dari perkembangan di sektor perekonomian sebagai akibat adanya industri pariwisata ini akan berdampak pula pada sektor budaya,
sungguhpun tidak secara langsung menguntungkan kelompok jathilan.
2. Adanya kontak dengan Kebudayaan lain
Terjadinya perubahan yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal tersebut mampu merubah kebudayaan asli
menjadi kebudayaan baru. Kenyataan ini yang tidak bisa dihindarkan dalam kehidupan, di mana masyarakat satu wilayah
dengan wilayah lain saling melakukan komunikasi dalam berbagai aktivitas. Menurut Sztompka, perubahan sosial itu sendiri secara
konseptual mencakup 3 hal yakni; 1 perbedaan ; 2 terjadi pada waktu yang berbeda ; 3 terjadi diantara keadaan sistem sosial yang
sama. Jadi substansi perubahan sosial adalah perbedaan atau sesuatu yang bebeda dibandingkan dengan keadaan atau sesuatu
sebelum terjadinya perubahan.
195
Oleh karena itulah maka kontak dengan kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu
menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan.
195
Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial Jakarta : Prenada, 2007, 42.
230
Penemuan-penemuan baru tersebut dapat berasal dari kebudayaan asing atau merupakan perpaduan antara budaya asing dengan
budaya sendiri. Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan yang ada. Sebagai
contoh sekelompok orang yang pindah dari satu lingkungan budaya ke lingkungan budaya yang lain, mengalami proses sosial budaya
yang dapat mempengaruhi mode adaptasi dan pembentukan identitasnya.
196
Banyak kasus terjadi perpindahan warga dari wilayah satu ke wilayah lain berakibat pada perkembangan seni
tradisional yang mereka miliki. Dalam kaitannya dengan jathilan, terlihat bahwa kedatangan warga baru yang membawa budaya baru
banyak berpengaruh pada orientasi penyajian kesenian jathilan.
Proses seperti ini termasuk proses sosial budaya, karena menyangkut dua hal, seperti diungkapan Irwan Abullah. Pertama,
pada tataran sosial akan terlihat proses dominasi dan subordinasi budaya terjadi secara dinamis yang memungkinkan kita menjelaskan
dinamika kebudayaan secara mendalam. Kedua, pada tataran individual akan dapat diamati proses resistensi di dalam reproduksi
identitas kultural sekelompok orang di dalam konteks sosial budaya tertentu.
197
Tata hubungan pemahaman masyarakat terhadap karya seni dapat digambarkan dalam bagan beriktu ini.
Individu Struktur Adegan, Koreo
Komunikasi Grafi
Estetik
196
Arjun Appadurai, The Social Life of Things : Commodities in Cultural Perspective Cambridge : Cambridge University Press, 1994, 39.
197
Irwan Abdullah, Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007, 41.
231
Seniman -
Seni kerak-
Kemasan Penikmat
yatan
Kelompok Tekstur Teks yang Komunikasi
sudah dipentaskan Estetik
Diagram 3 Tata hubungan dan perkembangan kesenian di era industri
pariwisataDiadaptasi dari diagram persebaran Sastra oleh Suminto A. Sayuti
Diagram tersebut memberikan gambaran tentang proses interaksi kultural dari kelompok seniman atau penikmat seni
terhadap sebuah karya seni yang mereka miliki. Ketika seni yang mereka miliki kemudian bersinggungan dengan budaya baru yang
hadir, maka seniman atau masyarakat penikmat menginginkan adanya penyesuaian. Proses ini pada akhirnya menghasilkan satu
bentuk kemasan baru yang dalam istilah industri pariwisata adalah seni kemasan wisata. Dari bagan itu pula menunjukkan bahwa
peran seniman dalam mengelola kesenian sangat besar. Artinya, berkembang atau tidaknya sebuah karya seni akan sangat
232
ditentukan oleh kemampuan seniman dalam mengolah atau mengoptimalkan karya tersebut agar dapat laku dan dinikmati
konsumen penanggap.
Akibat dari proses pengolahan karya seni tersebut menghasilkan berbagai macam reaksi dari pentonton, yang
merupakan suatu refleksi, bahwa penonton tidak dapat lepas dari konteks pertunjukan tersebut. Konteks itulah jika ditarik hubungan
dengan lebih ketat akan memberikan inspirasi terhadap perolehan kesan dan pesan pertunjukan.Komunikasi penonton terhadap
pertunjukan itu dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut.
Penonton Pemain
seni Jathilan
Pertunjukan Penonton
Penonton
Diagram 4 Proses Komunikasi Pertunjukan dengan penonton
Diagram diadaptasi dari diagram pohon Ceng Dalam pertunjukan seni, komunikasi merupakan proses untuk
memperoleh kesan dari penonton setelah menyaksikan pertunjukan. Kesan ini akan bervariasi, tergantung dari sudut pandang mana
penonton mengamati. Dengan kenyataan tersebut maka seni pertunjukan dapat dianggap sebagai sebuah proses yang sejajar
233
dengan komunikasi di dalam kehidupan sehari hari, karena keduanya menyampaikan pesan.
198
Hal ini diperkuat dengan pendapat de Marinis yang menyatakan bahwa proses komunikasi terjadi bukan karena
pengirim dan penerima menggunakan “ saluran “ yang sama dalam dan untuk menyampaikan maupun menerima pesan, namun yang
paling penting adalah, bahwa ketika satu pihak mengirim sebuah signal yang membuat pihak lain bereaksi, maka proses komunikasi
itu telah terjadi.
199
3. Tingkat Heterogenitas dan Pendidikan Masyarakat