236
4. Sarana Transportasi yang mendukung
Dari sisi sarana transportasi yang dapat menjangkau wilayah kesenian yang ada di Kabupaten dan Kota juga akan sangat
menentukan laju perkembangan kesenian tradisional tersebut. Realitas ini terjadi di lapangan yang menunjukkan bahwa, wilayah
yang memiliki akses untuk menuju lokasi tersedia dengan baik, maka akan relatif lebih cepat berkembang kesenian tradisionalnya.
Sebaliknya, wilayah yang sulit untuk diakses karena sarana pendukung transportasi tidak mendukung, maka relatif akan lebih
lambat dari sisi pengembangannya.
Secara rasional keberadaan kesenian di wilayah yang sulit terjangkau oleh pendatang atau pengunjung tentu saja bentuk dan
jenis seni tradisional yang ada tidak akan banyak terpengaruh oleh budaya luar komunitas tersebut. Artinya nilai-nilai keaslian seni
tradisional di wilayah ini masih akan terjaga. Sungguhpun di luar wilayah tersebut, seni tradisional telah berkembang pesat karena
adanya pengaruh arus globalisasi.
Diantara lima dati II di DIY yang menjadi lokasi penelitian ini Kabupaten Sleman merupakan wilayah dengan kompleksitas
dukungan infrastruktur paling lengkap. Secara geografis wilayah Kabupaten Sleman berada di perbatasan dengan kota Yogyakarta.
Secara kultural potensi yang dimiliki Sleman secara kuantitas lebih banyak dibanding empat wilayah lain. Secara edukasional, Sleman
merupakan wilayah yang diuntungkan, karena memiliki dua pusat pendidikan terkemuka, di mana terdapat dua perguruan tinggi besar
yakni Universitas Gadjah Mada dan Universitas Negeri Yogyakarta. Dampak dari itu semua adalah memberikan kontribusi terhadap
237
percepatan proses perkembangan potensi masyarakat yang akan berimbas pada masalah kebudayaan dan kesenian.
Hal ini beralasan karena interaksi masyarakat asli warga Sleman dengan pendatang sangat terbuka. Proses tegur sapa
kulturalpun akan terjadi dengan cepat, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan potensi wilayah termasuk seni
pertunjukannya. Keadaan ini berbanding terbalik dengan potensi seni tradisional yang ada di wilayah Kabupaten Gunung Kidul dan
Kulon Progo. Secara kualitas, potensi seni tradisional yang ada di Gunung Kidul dan Kulon Progo tidak banyak terpengaruh oleh
budaya lain, kecuali budaya yang berkembang di wilayah itu sendiri. Permasalahan yang terjadi terkait dengan kemudahan sarana
transportasi untuk menjangkau wilayah kesenian tradisional ini paling tidak dapat dijadikan salah satu alasan mengapa seni
tradisional yang hidup berkembang di wilayah desa terpencil sulit untuk berkembang.
5. Arus Teknologi Informasi