Laporan Penelitian 9
pada pemeriksaan dengan alat abrasi Los Angeles diperoleh dari bola- bola baja yang dimasukkan dengan agregat yang hendak diuji.
3. Daya Lekat Aspal Terhadap Agregat
Daya lekat aspal terhadap agregat dipengaruhi oleh sifat agregat terhadap air. Granit dan agregat yang mengandung silica merupakan
agregat yang bersifat hydrophilic, yaitu agregat yang mudah diresapi air, hal ini mengakibatkan agregat tersebut tidak mudah dilekati aspal, ikatan
aspal dengan agregat mudah lepas. Sebaliknya agregat seperti diorit, andesit, merupakan agregat hydrophobic, yaitu agregat yang tidak
mudah terikat dengan air, tetapi mudah terikat dengan aspal.
4. Berat Jenis Agregat
Berat jenis agregat adalah perbandingan antara berat volume agregat dan volume air. Agregat dengan berat jenis kecil mempunyai volume
yang besar atau berat jenis ringan.
Gambar 1. Skema volume butir agregat
Pada Gambar 1 di atas terlihat skema volume butir agregat, yang terdiri dari volume agregat massif Vs, volume pori yang tidak dapat diresapi
oleh air V
i
, volume pori yang diresapi air Vp+ Vc, dan volume pori yang dapat diresapi aspal Vc.
Vs+ Vp+ Vi+ Vc = volume total butir agregat
Vp+ Vi+ Vc = volume pori agregat
Besarnya berat jenis efektif =
a p
i s
k
V V
V B
γ
……………...….....………..1
V
s
= Volume bagian masif V
i
= Volume pori yang tidak dapat diresapi air V
p
= volume pori yang tidak dapat diresapi aspal, tetapi dapat diresapi air
Vc =volume pori yang dapat diresapi aspal dan air
Laporan Penelitian 10
5. Aspal
Aspal didefinisikan sebagai material perekat cementitious,
berwarna hitam atau coklat tua, dengan unsure utama bitumen. Aspal dapat diperoleh di alam ataupun merupakan residu dari pengilangan
minyak bumi. Tar adalah material berwarna coklat atau hitam, berbentuk cair atau semipadat dengan unsur utama bitumen sebagai hasil
kondensat dalam destilasi destruktif dari batubara, minyak bumi, atau material organic lainnya. Pitch didefinisikan sebagai material perekat
cementitious padat, berwarna hitam atau coklat tua, yang berbentuk cair jika dipanaskan. Pitch diperoleh sebagai residu dari detilasi fraksional
tar. Tar dan pitch tidak diperoleh di alam, t etapi merupakan produk kimiawi. Dari ketiga material pengikat di atas, aspal merupakan material
yang umum digunakan untk bahan pengikat agregat oleh karena itu seringkali bitumen disebut juga sebagai aspal.
Aspal adalah material yang pada temperature ruang berbentuk
padat sampai agak padat, dan bersifat termoplastis. Jadi, aspal akan mencair jika dipanaskan sampai temperatur tertentu , dan kembali
membeku jika temperatur turun. Bersama dengan agregat, aspal merupakan material pembentuk campuarn perkerasan jalan. Banyaknya
aspal dalam campuran perkerasan berkisar antara 4 – 10 berdasarkan berat campuran, atau 10 -15 bersarkan volume campuran.
I ndonesia memiliki aspal alam yaitu di pulau Buton, yang berupa aspal gunung, terkenal dengan nama Asbuton Aspal Batu Buton.
Asbuton merupakan batu yang mengandung aspal. Deposit asbuton membentang dari Kecamatan Lawele sampai Sampolawa. Cadangan
deposit berkisar 200 juta ton dengan kadar aspal bervariasi antara 10 sampai 35 aspal. Pengunaan asbuton sebagai salah satu material
perkerasan jalan telah dimulai sejak tahun 1920, walaupun masih bersifat konvensional.
Asbuton merupakan campuran antara bitumen dengan bahan mineral lainnya dalam bentuk batuan. Karena asbuton merupakan
material yang ditemukan begitu saja di alam, maka kadar bitumen yang