Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

penjelasan fungsi musik sebagai reaksi fisik, aspek sosial, emosional, dan intelegensi menurut Astati 1995: 194. 1 Aspek fisik, musik dapat membuat fisik bergerak dan berkembang sebagaimana mestinya; 2 Aspek intelegensi, musik dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap individu, sehingga dapat meningkatkan kreativitas, imajinasi, dan konsentrasi; 3 Aspek emosional, musik dapat menimbulkan rasa harga diri, rasa cinta dan optimis, rasa haru, senang dan kasih sayang, serta ekspresi. Hal-hal tersebut dapat terwujud tanpa melihat setiap individu yang mendengarkan musik baik secara aktif maupun pasif; 4 Aspek sosial, musik dapat menimbulkan aktifitas yang mendorong setiap individu untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain yang memungkinkan terjadinya hubungan sosial.

C. Terapi Musik

Terapi musik terdiri atas dua kata yaitu “terapi” dan “musik”. Kata terapi merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu therapy yang berarti penyembuhan atau pengobatan jasmani. Menurut Djohan 2006: 24 terapi merupakan serangkaian upaya yang dirancang untuk membantu atau menolong orang, biasanya kata tersebut digunakan dalam konteks masalah fisik maupun mental. Selanjutnya Astati 1995: 6 mengemukakan bahwa terapi merupakan usaha untuk menolong seseorang agar mencapai perkembangan fisik, intelektual dan sosial, serta emosi secara optimum, sedangkan kata musik dalam “terapi musik” digunakan untuk menjelaskan media yang digunakan secara khusus dalam rangkaian terapi. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa terapi musik merupakan salah satu usaha atau bantuan dalam konteks masalah fisik maupun mental yang merupakan proses terencana dan sistematik oleh seorang terapis dalam rangka usaha pengobatan untuk mencapai perkembangan fisik, intelektual dan sosial, serta emosi secara optimum dengan memanfaatkan musik dan aktivitas musik sebagai media dalam terapinya. Terapi musik dilakukan sebagai upaya pengobatan baik pencegahan maupun penyembuhan terhadap subjek melalui aktivitas musik, baik mendengarkan musik, memainkan alat musik, bernyanyi, maupun bergerak mengikuti irama musik. Definisi terapi musik menurut Federasi Terapi Musik Dunia WMFT dalam Djohan, 2006: 28 secara lebih menyeluruh sebagai berikut. Terapi musik adalah penggunaan musik atau elemen musik suara, irama, melodi dan harmoni oleh seorang terapis musik yang telah memenuhi kualifikasi terhadap klien atau kelompok dalam proses membangun komunikasi, meningkatkan relasi interpersonal, belajar, meningkatkan mobilitas, mengungkapkan ekspresi, menata diri atau untuk mencapai berbagai tujuan terapi lainnya. Proses ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosi, mental, sosial maupun kognitif, dalam kerangka upaya pencegahan, rehabilitasi, atau pemberian perlakuan. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa terapi musik bertujuan untuk mengembangkan potensi atau memperbaiki fungsi individu, baik melalui penataan diri sendiri maupun dalam relasinya dengan orang lain, agar dapat mencapai keberhasilan dan kualitas hidup yang lebih baik. Dalam kaitannya dengan penggunaan musik sebagai media terapi digunakan metode atau aktivitas musikal yang dalam konteks terapi musik menjadi bagian penting dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan. Metode atau aktifitas musik dalam terapi musik tidak terlepas dari ruang lingkup pendidikan musik, hanya terdapat penyesuaian-penyesuaian karakteristik pada penggunanya. Djohan 2009: 249 menjelaskan metode atau aktivitas musik yang digunakan dalam terapi musik, yaitu bernyanyi, bermain musik, gerak ritmis, dan mendengarkan musik. Keempat metode atau aktivitas musik yang digunakan dalam terapi musik tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1. Bernyanyi Bernyanyi merupakan sarana pengungkapan pikiran dan perasaan, sebab kegiatan bernyanyi penting bagi pendidikan anak- anak, selain itu kegiatan bernyanyi adalah kegiatan yang menyenangkan yang memberi kepuasan Kamtini dalam Kusuma, 2012: 3. Bernyanyi dapat menumbuhkan minat dan motivasi sehingga perkembangan bahasa akan berkembang dengan sebaik-baiknya Kusuma, 2012: 9. Djohan 2009: 249 menjelaskan bahwa bernyanyi digunakan untuk membantu orang yang mengalami gangguan perkembangan artikulasi pada kemampuan bahasa, irama dan kontrol pernafasan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bernyanyi merupakan sarana pengungkapan pikiran dan perasaan yang menyenangkan serta memberi kepuasan yang dapat menumbuhkan minat dan motivasi sehingga dapat membantu orang yang mengalami gangguan perkembangan artikulasi pada kemampuan bahasa, irama, dan kontrol pernafasan. Melalui bernyanyi, seseorang bisa mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan sehingga dapat memuaskan hasrat dalam jiwa.