mempraktekkan apa yang sudah dicontohkan oleh guru dan instruktur musik, namun tetap di bawah bimbingan guru dan instruktur musik
tersebut. Dengan metode imitasi ini, terapi musik dapat diterima dan dipelajari dengan mudah oleh anak penyandang autisme. Berdasarkan
uraian tersebut, metode imitasi terbukti tepat diterapkan dalam proses terapi musik pada anak penyandang autisme.
Setelah metode demonstrasi dan metode imitasi, kemudian dilanjutkan dengan metode drill untuk menyempurnakan kedua metode
sebelumnya. Metode driil yaitu berupa latihan berulang-ulang kegiatan- kegiatan terapi musik yang sudah diterapkan. Metode drill sangat penting
diterapkan dalam proses terapi musik pada anak penyandang autisme di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Yogyakarta, karena dengan metode
driil tujuan dilakukannya terapi musik terhadap anak penyandang autisme dapat tercapai dengan baik. Ketiga metode yang diterapkan pada anak
autisme di sekolah tersebut mempunyai hubungan yang saling berkaitan dan saling melengkapi satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang
utuh. Pada penerapan terapi musik yang berupa kegiatan-kegiatan terapi
yang meliputi: terapi “Pagi Ceria Pagi Menyapa”, terapi karawitan, terapi bermain alat musik, dan terapi bernyanyi, terbukti dapat menghasilkan
dampak positif bagi perkembangan anak penyandang autisme. Dampak positif yang dihasilkan dari penerapan terapi musik terhadap anak
penyandang autisme di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita
Yogyakarta, yaitu memperjelas bicara atau pelafalan kosakata, memberikan rasa percaya diri, menambah konsentrasi, mengurangi beban
psikologis yang menimbulkan suasana hati lebih baik, meningkatkan interaksi sosial dengan keadaan sekitar, meningkatkan ketrampilan
dibidang musik, serta merangsang diri peserta didik untuk lebih bersemangat dalam melakukan aktivitas yang lebih terarah.
62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Jenis musik yang digunakan dalam proses terapi musik terhadap anak
penyandang autisme di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Yogyakarta berbeda-beda, sesuai dengan masing-masing bentuk terapi
musiknya. Namun dari semua jenis musik yang diterapkan, dapat disimpulkan bahwa jenis musik yang digunakan adalah musik anak,
musik karawitan, dan musik pop. 2.
Cara yang digunakan dalam proses terapi musik pada anak penyandang autisme di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Yogyakarta dengan
menggunakan metode demonstrasi, metode imitasi, dan metode latihan atau drill. Metode demonstrasi digunakan untuk memberikan contoh
kepada anak penyandang autisme dalam kegatan-kegiatan terapi. Metode imitasi merupakan metode lanjutan dari metode demonstrasi, yaitu setelah
anak penyandang autisme melihat apa yang telah dicontohkan oleh instruktur dan guru, anak dibimbing untuk menirukan kegiatan-kegiatan
terapi tersebut. Selanjutnya diterapkan metode latihan atau driil, yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan anak penyandang autisme
dalam melakukan kegiatan-kegiatan terapi dalam bentuk latihan rutin.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka dalam penelitian ini dapat diajukan saran sebagai berikut.
1. Keberadaan Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Yogyakarta sangat
menunjang perkembangan anak penyandang autisme di sekitar wilayah sekolah. Hal ini harus diimbangi oleh kemampuan tenaga pendidik
khususnya dalam kegiatan terapi bermain alat musik modern yang dapat dikatakan kurang.
2. Ketertarikan anak-anak penyandang autisme di Sekolah Khusus Autisme
Bina Anggita Yogyakarta terhadap penerapan terapi alat musik modern cukup tinggi, tetapi kurang berjalan maksimal karena waktu kegiatan
terapi yang terbatas. Hal ini sebaiknya diatasi dengan penambahan waktu pada kegiatan terapi alat musik modern agar pelaksanaan terapi berjalan
maksimal dan dapat merata ke seluruh anak. 3.
Di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Yogyakarta, anak penyandang autisme memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda. Beberapa anak
yang masuk dalam kategori autisme parah mengalami perkembgan yang kurang maksimal dibandingkan anak dengan autisme sedang atau rata-
rata. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan porsi lebih pada proses terapi musik terhadap anak-anak dengan tingkat autisme parah.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Astati. 1995. Terapi Okupasi, Bermain dan Musik Anak Tunagrahita. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Campbell, D. 2001. Efek Mozart : Memanfaatkan Kekuatan Musik Untuk
Mempertajam Pikiran, Meningkatkan Kreativitas, dan Menyehatkan Tubuh. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Chaplin, J.P. 2000. Kamus Lengkap Psikologi, terj. Kartini Kartono Jakarta: Rajawali Pers.
Danuatmaja, B. 2003. Terapi Anak Autis di Rumah. Jakarta: Puspa Swara. Djohan. 2006. Terapi Musik, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Galang Press.
______. 2009. PsikologiMusik EdisiRevisi. Yogyakarta: Galang Press.
Faradisi, F. 2012. Efektivitas Terapi Murotal dan Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi di Pekalongan. Jurnal
Ilmiah Kesehatan. STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan. Hlm. 1-10.
Kusuma, T.C. 2012. Gambaran Tentang Peranan Kegiatan Bernyanyi Dalam Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini Di Taman Kanak-kanak Budi
Mulia. Jurnal Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, FIP UNP. Hlm. 1-12.
Latuheru, J.D.1988. Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta: Depdikbud P2 LPTK
Mangunsong, F. 2009. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Jilid I. Jakarta : LPSP3 UI.
Maulana, M. 2010. Mendidik Anak Autis Dan Gangguan Mental Lain Menuju Anak Cerdas Dan Sehat. Yogyakarta: Kata Hati.
Meriam, A.P. 1964. The Anthropology of Music. Illinois: Northwestern University Press.
Miles, M B dan Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press
Moleong, L.J. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
__________. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Priyatna, A. 2010. Amazing Autism Memahami, Mengasuh, Dan mendidik Anak Autis. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Putra, E.P.A. 2001. Strategi Penggunaan Metode dan Media dalam Pembelajaran Musik Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Semarang. Jurusan
Sendratasik. Universitas Negeri Semarang. Rusmawati, D dan Dewi, E.K. 2011. Pengaruh Terapi Musik Dan Gerak terhadap
Penurunan Kesulitan Perilaku Siswa Sekolah Dasar Dengan Gangguan ADHD. Jurnal Psikologi UNDIP. Hlm 73-91.
Sheppard, P. 2007. Music Makes Your Child Smarter-Peran Musik Dalam Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Umum.
Simon, dkk. 2007. Model Permainan Di Sekolah Dasar Berdasarkan Pendekatan DAP Developmentally Appropriate Practice. Laporan Penelitian.
Bandung: PGSD FIP UPI. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta. ________. 2011. Metode Penelitian Kombinasi Mixed Methods. Bandung:
Alfabeta _________. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R D. Bandung:
Alfabeta. Suharsimi, A. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. __________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta. Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya.
Yogyakarta: Bumi Aksara. Sumaja, W.H. 2014. Pengaruh Terapi Musik Terhadap Komunikasi Verbal Pada
Anak Autisme Di SLB Autis Permata Bunda Payakumbuh. Jurnal Ilmu Keperawatan FK-UMSB. Hlm. 1-13.
Suryana, D. 2012. Terapi Musik. Bandung: Gramedia Pustaka.
Swarihadiyanti, R. 2014. Pengaruh Pemberian Terapi Musik Instrumental Dan Musik Klasik Terhadap Nyeri Saat Wound Care Pada Pasien Post Op Si
Ruang Mawar RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Skripsi. STIKES Kusuma Husada Surakarta.
Teresa, K.S. 2010. Asuhan Keperawatan Autisme Pada Anak. Makalah. Bandung: Keperawatan STIK Santo Borromeus.
Yatim, F. 2007. Autisme : Suatu Gangguan Jiwa pada Anak-anak. Jakarta : Pustaka Populer Obor.
Yuniar, S. 2001. Autistic Related Disorder. Surabaya: Makalah seminar Yulianta, A.U. 2011. Kajian Psikologi Musik Dalam Membangun Pendidikan
Karakter Bangsa. Makalah Kajian Psikologi Musik.