2. Data Sekunder
Sumber data sekunder ialah data yang diperoleh dari dokumen ataupun arsip yang ada di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita
Yogyakarta yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai jenis penelitian yang digunakan yakni penelitian kualitatif deskriptif, maka data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau tulisan serta
gambar. Oleh karena itu peneliti menggunakan teknik dan metode pengumpulan data sebagai berikut.
1. Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Menurut Sugiyono 2011 : 310,
mengenai observasi, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dalam
hal ini peneliti menggunakan jenis observasi pasrtisipasi patif. Pada observasi partisipasi pasif, peneliti datang ke tempat kegiatan untuk
melihat, dan mengamati proses penggunaan musik sebagai media terapi serta mencatat semua hal yang berkaitan langsung dengan aspek-aspek
yang akan diteliti dan faktor-faktor kesukaran yang terdapat dalam proses penggunaan musik sebagai media terapi di Sekolah Khusus Autisme Bina
Anggita Yogyakarta. Observasi dilakukan selama beberapa hari pada bulan Januari 2015.
2. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara interviewer
untuk memperoleh
informasi dari
terwawancara interviewee. Interview digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan
seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu
Suharsimi, 2010 : 198, sedangkan menurut Moleong 1994: 135, wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
tersebut dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang
memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara secara mendalam dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya
. Tahap wawancara ini dilakukan kepada
beberapa narasumber yaitu 1 M. Yasin, S.Pd selaku pendiri Sekolah
Khusus Autisme Bina Anggita Yogyakarta; 2 Ana Nur Anis, S.Pd sebagai guru sekaligus terapis di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita
Yogyakarta; dan 3 Warsito, S.Sn dan Rochmad Zaelani selaku instruktur musik di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Yogyakarta. Tujuan
dilakukan wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi secara mendalam tentang penerapan musik sebagai media terapi di Sekolah
Khusus Autisme Bina Anggita Yogyakarta, khususnya cara penerapan