Definisi Prostitusi Teori Prostitusi

14

1. Definisi Prostitusi

Prostitusi berasal dari bahasa Latin pro-stituere , yang berarti membiarkan diri berbuat zina. 2 Sedang prostitue adalah pelacur dikenal pula dengan istilah WTS atau wanita tuna susila. Pelacur sering dianggap sebagai wanita yang tidak pantas kelakuannya dan bisa mendatangkan penyakit, baik kepada orang lain yang bergaul dengan dirinya, maupun kepada diri sendiri. Prostitusi adalah profesi yang menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan seksual pelanggan. 3 Biasanya pelayanan ini dalam bentuk menyewakan tubuhnya. Dari kedua definisi ini dapat disimpulkan bahwa prostitusi merupakan perzinahan dengan menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan seksual berupa menyewakan tubuh. Sehingga prostitusi bersifat negatif dan dapat digolongkan sebagai kejahatan terhadap masyarakat.

2. Teori Prostitusi

Teori prostitusi menurut beberapa para ahli antara lain : 4 a. Menurut W.A. Bonger, “Pelacuran adalah gejala sosial, dimana wanita menyediakan dirinya untuk perbuatan seksual sebagai mata pencahariannya”. 2 WYS Poerwadarminto, Kamus Besar Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1990. 3 Ibid. 4 Kartono, Kartini. Pathologi Sosial Jilid I, cetakan pertama. Jakarta: CV.Rajawali., 1991 15 b. Menurut Paul Moedikdo Moeliono, “prostitusi adalah penyerahan badan wanita dengan menerima bayaran, kepada orang banyak, guna memuaskan nafsu seksual bagi orang-orang itu. ” c. Menurut George Ryley Scott, “prostitusi adalah seorang laki-laki atau perempuan, yang karena semacam upah, baik berupa uang atau lainnya, atau karena semacam bentuk kesenangan pribadi dan sebagai bagian atau seluruh pekerjaannya, mengadakan perhubungan kelamin yang normal atau tidak normal dengan berbagai-bagai orang, yang sejenis dengan atau yang berlawan jenis dengan pelacur itu. ” d. Menurut W. A. Bonger, dalam bukunya “ Versprede Geschiften ” antara lain mengemukakan: “prostitutie het maatshapelijke vershijnsel dat vrowen zich beroepsmatig tot hel plegen van sexuele handelingen” prostitusi adalah gejala sosial, dimana wanita menyediakan dirinya untuk perbuatan seksual sebagai mata pencahariannya. e. Menurut F. J. De Bruine van Amstel menyatakan, prostitusi adalah penyerahan diri wanita kepada banyak laki-laki dengan pembayaran. f. Menurut Iwan Bloch berpendapat, pelacuran adalah suatu bentuk perhubungan kelamin diluar pernikahan dengan pola tertentu, yakni kepada siapapun secara terbuka dan hampir selalu dengan pembayaran, baik untuk persebadanan maupun kegiatan seks lainnya yang memberikan kepuasan yang diinginkan oleh yang bersangkutan. g. Menurut George Ryley Scott mengemukakan bahwa: “Pelacuran adalah seorang laki-laki atau perempuan, yang karena semacam upah, baik 16 berupa uang atau lainnya tau karena semacam kesenangan pribadi dan sebagian atau keseluruhan pekerjaannya, mengadakan perhubungan kelamin yang normal atau tidak normal dengan berbagai jenis orang, yang sejenis atau berlawanan jenis dengan pelacur itu. ” h. Menurut Commenge mengatakan: “Prostitusi atau pelacuran itu adalah suatu perbuatan seorang wanita memperdagangkan atau menjual tubuhnya, yang dilakukan untuk memperoleh pembayaran dari laki-laki yang datang; dan wanita tersebut tidak ada pencarian nafkah lainnya kecuali diperolehnya dari hubungan dengan banyak orang”.

3. Jenis prostitusi

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Modus Operandi Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan: Studi Kasus pada Polres Salatiga T1 312012088 BAB I

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Modus Operandi Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan: Studi Kasus pada Polres Salatiga T1 312012088 BAB II

0 3 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penegakan Hukum terhadap Tindak Pidana di Bidang Kehutanan: studi kasus di Polres Wonogiri T1 312012029 BAB I

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penegakan Hukum terhadap Tindak Pidana di Bidang Kehutanan: studi kasus di Polres Wonogiri T1 312012029 BAB II

0 1 50

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendekatan Restorative Justice dalam Penyelesaian Tindak Pidana Anak oleh Polres Tegal T2 322012002 BAB II

0 0 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penegakan Hukum terhadap Pasal 296 KUHP tentang Tindak Pidana Prostitusi oleh Polres Salatiga T1 312007078 BAB I

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penegakan Hukum terhadap Pasal 296 KUHP tentang Tindak Pidana Prostitusi oleh Polres Salatiga

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pertimbangan Penyidik dalam Melakukan Penahanan Kepada Tersangka Anak Oleh Polres Salatiga T1 312008084 BAB II

0 0 42

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggungjawab Pidana Korporasi dalam Tindak Pidana Pembakaran Hutan T1 BAB II

0 1 29

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sanksi Pidana terhadap Pelaku Tindak Pidana Terorisme Berbasis Keadilan Bermartabat T1 BAB II

0 0 48