18
Rumah-rumah panggilan ini memiliki ciri khusus dimana hanya pihak yang terkait saja yang mengetahuinya. Selain itu
kegiatannya pun lebih terorganisir dan tertutup. 3.
Dibalik front organisasi atau dibalik bisnis-bisnis terhormat salon kecantikan, tempat pijat, rumah makan, warnet, warung
remang-remang, dll. Disini sudah memiliki jaringan yang baik dan terorganisir. Tidak sedikit yang melibatkan orang-
orang terhormat maupun pihak keamanan yaitu polisi.
4. Akibat-akibat prostitusi
Beberapa akibat yang ditimbulkan oleh prostitusi, antara lain
5
: Menimbulkan dan menyebarluaskan penyakit kelamin dan kulit
Adapun penyakit yang ditimbulkan dari perilaku prostitusi ini ialah HIV Aids, HIV Aids sampai sekarang belum ditemukan
obatnya. Agar virus ini tidak merambat terlalu jauh perlu adanya pencegahan yaitu dengan mempersempit jaringan prostitusi ini.
Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga Dengan adanya wanita tuna susila akan mengakibatkan sendi-
sendi dalam keluarga rusak. Semakin banyak pengguna akan semakin memperbanyak jumlah WTS ini, dan akan menular ke
masyarakat luas.
5
Ibid.
19
Berkorelasi dengan kriminalitas dan kecanduan bahan-bahan narkotika dan minuman keras
Prostitusi sangat berkaitan erat dengan minuman keras dan narkotika. Minuman keras dan narkotika akan digunakan sebagai
doping dalam hubungan seksual. Merusak sendi-sendi moral, susila, hukum dan agama
Dengan meluasnya prostitusi akan merusak sendi-sendi moral, susila, hukum dan agama. Karena pada dasarnya prostitusi
bertentangan dengan norma moral, susila, hukum dan agama.
Bicara soal penegakan hukum tidak lepas dari persoalan budaya hukum sudah sejak lama persoalan budaya hukum muncul sebagai persoalan yang
dianggap tidak mendukung bagi pembangunan hukum di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa rendahnya kesadaran hukum di kalangan masyarakat,
disebabkan oleh tidak mantapnya budaya hukum atau setidak-tidaknya budaya hukum belum mendapat perhatian dalam keseluruhan mosaic pembangunan
hukum. Padahal, sesuai teori yang dikemukakan oleh Friedman nada tiga aspek yang harus disentuh secara simultan ketika hukum hendak dibangun, yakni
substance isi, structur aparat dan culture budaya. Itu sebabnya, sejak awal; pelita VI di era orde baru, para pakar hukum mengkampanyekan pembangunan
budaya hukum yang hasilnya terlihat pada GBHN 1998. Para pakar gembira ketika dalam GBHN pelita VI pembangunan bidang hukum menjadi bidang
20
tersendiri, terlepas dari pembangunan bidang politik, maka pada pelita VII, kegembiraan itu bertambah ketika GBHN memasukkan masalah budaya hukum
sebagai bagian di dalam pembangunan dalam bidang hukum GBHN untuk pelita VII ini merupakan GBHN terakhir yang dibuat oleh pemerintahan orde baru.
Karena, setelah UUD diamandemen pasca reformasi 1998, MPR tidak lagi membuat ketetapan yang bersifat mengatur dan GBHN tidak diperlukan
6
. Pada era reformasi, pembangunan budaya hukum menjadi sangat penting
karena hadirnya momentum sangat kondusif untuk meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi pembangunan hukum di masa era orde baru agak sulit dilakukan,
mengingat politik yang melingkupinya.
B. Prostitusi dan Pengaturan Hukumnya.