Tinjauan Terhadap Kepolisian Republik Indonesia.

29 tertentu, masyarakat dan aparat pemerintah setempat menganggap wajar, karena penyimpangan itu sudah berakar dan berurat sejak dulu di situ. “Polisi diminta menggerebek lokasi pelacuran, tapi di situ ada aparat instansi lain yang memberi bimbingan dan penyuluhan para pelacur. Apalagi warga dan rumahnya yang berbaur dengan kompleks pelacuran, kehidupan ekonominya juga bergantung pada praktik itu. Lacur, menurut kamus besar Indonesia adalah malang, celaka, gagal, sial, tidak jadi, uruk laku. Pelacur dalah perempuan yang melacur, sudel, wanita susila. Pelacuran atau prostitusi adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan aktifitas pelacur melayani konsumennya lelaki hidung belang. Ancaman pidana bagi pelacur tidak terdapat dalam KUHP, pasal 284 hanya mengancam pidana kepada wanita yang sudah kawin dan kepada wanita yang tidak bersuami yang bersenggama dengan pria yang terikat monogami serta dalam pasal 295 dan 296 KUHP ditnjukan kepada para germo. Adapun tindakan kepolisian terhadap pelacuran sesuai dengan yang terdapat dalam UU Kepolisian terbatas pada pengawasan keamanan di lokasi pelacuran sekaligus menjadikannya tempat informasi tentang para buronan kriminal dan mengadakan razia-razia di tempat hiburan atau taman-taman bila terdapat gangguan keamanan atau peredaran obat-obatan terlarang, dan pelacur-pelacur yang dianggap perlu diserahkan kepada dinas sosial untuk rehabilitasi.

1. Tinjauan Terhadap Kepolisian Republik Indonesia.

I stilah “Polisi” sepanjang sejarah ternyata mempunyai arti yang berbeda- beda. Arti kata “Polisi” sekarang adalah berbeda dengan arti yang diberikan pada semulanya. Juga istilah yang diberikan oleh tiap-tiap Negara terhadap pengertian 30 “Polisi” adalah berbeda, oleh karena masing-masing negara cenderung untuk memberikan istilah dalam bahasanya sendiri atau menurut kebiasaan- kebiasaannya sendiri 24 . Misalnya saja istilah “Constable” di Inggris mengandung arti tertentu bagi pengertian “Polisi”, yaitu bahwa constable mengandung dua macam arti, pertama sebagai sebutan pangkat terendah di kalangan kepolisian police constable dan kedua berarti kantor polisi office of constable 25 Di Amerika Serikat dipakai istilah “Sheriff” yang sebenarnya berasal dari bangunan sosial Inggris. Demikianlah kita dapatkan istilah yang berbeda-beda menurut bahasanya seperti “Police” di Inggris, “Polizei” di Jerman, dan “Politie” di negeri Belanda. Istilah “Polisi” dalam bahasa Indonesia adalah hasil proses Indonesia dari istilah Bela nda “Politie”. Disamping itu istilah “Police” dalam bahasa Inggris mengandung arti lain, seperti yang dinyatakan oleh Charles Reith dalam bukunya The Blind Eye of History bahwa : “police in the English language came to mean any kind of planning fot improving or ordering communal existence 26 ” Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Charles Reith mengartikan “Police” sebagai tiap-tiap usaha untuk memperbaiki atau menertibkan tata susunan kehidupan masyarakat. Istilah “polisi” pada semulanya seperti diketahui di abad sebelum Masehi negara Yunani terdiri dari kota- kota yang dinamakan “polis”. Jadi, pada zaman 24 Momo Kelana, Hukum Kepolisian, PT.Grasindo, Jakarta, 1994, Hal 13-14 25 Sir Jhon Moylan, the police of Britain, terjemahan Bhayangkara, Majalah Bhayangkara, no.1 thn. IV. Agustus 1953, hal.4 26 Drs. Soeparno Soeriaatmadja, Polisi dan Hukum Antar Negara, Majalah Bhayangkara, No.12 tahun V, Juli 1955, hal.33 31 itu arti “polisi” demikian luasnya bahkan selain meliputi seluruh pemerintahan negara kota, termasuk juga di dalamnya urusan-urusan keagamaan seperti penyembahan dewa-dewanya. Seperti diketahui pada zaman itu, sebagai akibat masih kuatnya rasa kesatuan dalam masyarakat, urusan keagamaan termasuk dalam urusan pemerintah, sehingga arti “polisi” menjadi seluruh pemerintahan negara dikurangi urusan agama.

2. Sumber-Sumber Hukum Kepolisian

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Modus Operandi Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan: Studi Kasus pada Polres Salatiga T1 312012088 BAB I

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Modus Operandi Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan: Studi Kasus pada Polres Salatiga T1 312012088 BAB II

0 3 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penegakan Hukum terhadap Tindak Pidana di Bidang Kehutanan: studi kasus di Polres Wonogiri T1 312012029 BAB I

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penegakan Hukum terhadap Tindak Pidana di Bidang Kehutanan: studi kasus di Polres Wonogiri T1 312012029 BAB II

0 1 50

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendekatan Restorative Justice dalam Penyelesaian Tindak Pidana Anak oleh Polres Tegal T2 322012002 BAB II

0 0 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penegakan Hukum terhadap Pasal 296 KUHP tentang Tindak Pidana Prostitusi oleh Polres Salatiga T1 312007078 BAB I

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penegakan Hukum terhadap Pasal 296 KUHP tentang Tindak Pidana Prostitusi oleh Polres Salatiga

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pertimbangan Penyidik dalam Melakukan Penahanan Kepada Tersangka Anak Oleh Polres Salatiga T1 312008084 BAB II

0 0 42

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggungjawab Pidana Korporasi dalam Tindak Pidana Pembakaran Hutan T1 BAB II

0 1 29

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sanksi Pidana terhadap Pelaku Tindak Pidana Terorisme Berbasis Keadilan Bermartabat T1 BAB II

0 0 48