Obyek Hukum Kepolisian. Tugas dan wewenang kepolisian berkaitan dengan prostitusi.

37

4. Obyek Hukum Kepolisian.

Tugas polisi sebagai obyek, diatur dan ditentukan oleh hukum kepolisian mengenai lapangan-lapangan pekerjaan tertentu dan dengan batas-batas tertentu pula sebagai tugas polisi 29 . Dalam rangka pengaturan tugas ini, maka diadakan juga pemisahan antara tugas polisi dalam arti luas, yaitu “menjamin tata tertib dan keamanan”, dan tugas polisi dalam arti sempit “menjamin hukum yang berlaku bagi rakyat”. Di samping itu, diadakan juga pembedaan bukan pemisahan antara tugas polisi represif dan tugas polisi prevensif. Dapat dikatakan bahwa bagian hukum kepolisian mengatur tentang tugas ini merupakan bagian yang mengenai kompetensi kepolisian dan mengatur kepolisian dalam keadan diam, sehingga bagian ini dikatakan juga sebagai “hukum kepolisian diam” Adapula organ yang memberi wewenang yang umum ada juga yang khusus. Demikianlah dapat kita lihat adanya bagian hukum kepolisian yang mengatur tentang organisasi dari badan-badan yang melakukan tugas polisi. Dikenal pula pembedaan antara polisi umum dan polisi khusus. Maka ditinjau dari segi organ sebagai obyek dapat diadakan pembagian dalam hukum kepolisian dalam arti luas yaitu meliputi semua badan-badan kepolisian dan hukum kepolisian dalam arti sempit yang hanya mengenai kepolisian negara saja polisi umum. 29 Ibid hal. 100-102 38 Bidang hukum kepolisian yang mengatur tentang organ ini masih termasuk dalam pembagian “hukum kepolisian diam”. Oleh karena mengatur kepolisian tidak dalam keadaan melaksanakan tugasnya. Bila organ kepolisisan melaksanakan tugasnya, maka berarti organ tersebut sudah bergerak, sehingga timbullah hubungan antara organ dan tugas. Hubungan itu adalah berupa “pelaksanaan” hukum kepolisian mengatur hubungan tersebut dalam arti bahwa hukum kepolisian mengatur tentang bagaimana organ atau pejabat polisi melaksanakan tugas dan wewenangnya. Dalam arti yang demikian, dikatakan sebagai “ hukum kepolisian bergerak”.

D. Penegakan hukum penal dan non penal.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Modus Operandi Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan: Studi Kasus pada Polres Salatiga T1 312012088 BAB I

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Modus Operandi Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan: Studi Kasus pada Polres Salatiga T1 312012088 BAB II

0 3 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penegakan Hukum terhadap Tindak Pidana di Bidang Kehutanan: studi kasus di Polres Wonogiri T1 312012029 BAB I

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penegakan Hukum terhadap Tindak Pidana di Bidang Kehutanan: studi kasus di Polres Wonogiri T1 312012029 BAB II

0 1 50

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendekatan Restorative Justice dalam Penyelesaian Tindak Pidana Anak oleh Polres Tegal T2 322012002 BAB II

0 0 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penegakan Hukum terhadap Pasal 296 KUHP tentang Tindak Pidana Prostitusi oleh Polres Salatiga T1 312007078 BAB I

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penegakan Hukum terhadap Pasal 296 KUHP tentang Tindak Pidana Prostitusi oleh Polres Salatiga

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pertimbangan Penyidik dalam Melakukan Penahanan Kepada Tersangka Anak Oleh Polres Salatiga T1 312008084 BAB II

0 0 42

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggungjawab Pidana Korporasi dalam Tindak Pidana Pembakaran Hutan T1 BAB II

0 1 29

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sanksi Pidana terhadap Pelaku Tindak Pidana Terorisme Berbasis Keadilan Bermartabat T1 BAB II

0 0 48