Harapan terhadap peran komitedewan sekolah untuk pembelajaran multikultural

Laporan HB Multikultur 2006 61

6. Harapan tentang peran para personal lain di sekolah untuk pembelajaran multikultural

Untuk dapat memberi kondisi yang kondusif terhadap pelaksanaan pendidikan multikultural diperlukan kesamaan sikap, pandangan dan pemaham-an yang sama dari civitas akademika yang ada di sekolah termasuk para pegawai administrasi sampai pesuruh sekolah. Kesamaan pandangan dan sikap terhadap pendidikan multikultural akan sangat membantu dalam menanam-kannya pada siswa SD. Sikap para pegawai yang empati, adil, dan bersahabat pada para siswa tanpa memandang perbedaan latar belakang etnis, agama, status sosial ekonomi siswa, akan sangat berpengaruh terhadap implementasi nilai-nilai multikultural di sekolah. Sebagai orang yang banyak terlibat dalam pemberian layanan pada para siswa, tentu saja sikap dan tata cara yang ditunjukkan oleh para pegawai setiap hari akan dilihat anak. Kemampuan para pegawai untuk dapat mengimplementasikan nilai-nilai multikultural.

E. Pengembangan Model dan Modul Pembelajaran Multikultural 1. Model Pembelajaran Multikultural

Untuk mengimplementasikan pendidikan multikultural di sekolah dasar, dalam penelitian ini dikembangkan model pembelajarannya. Hasil workshop dengan guru disepakati bahwa pendidikan multikultural tidak berdiri sendiri tetapi terpadu dengan pelajaran Ilmu Pengetahuan sosial yang saat ini disebut PKPS Pendidikan Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial. Adapun model pem-belajarannya memakai modul yang berisikan suplemen untuk dipadukan dengan materi PKPS. Oleh karena proses penyampaian konsep dan makna pendidikan multikultural dipadukan dengan mata pelajaran PKPS maka nama yang dipilih adalah Model Pembelajaran Multikultural Terpadu Menggunakan Modul PMTM. Untuk membedakan model pembelajaran multikultural dengan model pembelajaran yang lain, maka diberikan ciri-ciri sebagai berikut. Laporan HB Multikultur 2006 62 1. Pembelajaran multikultural bagi anak SD sebagai bagian yang tak terpisahkan dari mata pelajaran PKPS disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di kelas III dan kelas IV SD. 2. Dalam penerapannya, disiapkan seperangkat modul yang berisi pembela- jaran multikultural sebagai suplemen materi pembelajaran untuk mata pelajaran PKPS. 3. Dalam pembelajaran menggunakan pendekatan PAKEM pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan dan CTL contextual teaching and learning. 4. Fasilitas penunjang yang diperlukan. Pembelajaran multikultural dengan Model Pembelajaran Multikultural Terpadu Menggunakan Modul PMTM diterapkan dengan cara sebagai berikut. 1. Diintegrasikan dengan mata pelajaran PKPS. 2. Melalui pengalaman langsung, misalnya lewat kunjungan sosial, budaya, bangunan, dan lain-lain. 3. Melalui dialog antar siswa. 4. Melalui pembelajaran praktek dengan mengenai lingkungan sekitar. 5. Menggunakan cerita-cerita dan gambar-gambar yang bermuatan multi- budaya. 6. Metode, media, dan bahasa disesuaikan dengan tingkatkelas. 7. Dibedakan antara kelas rendah dan tinggi; kelas rendah konkrit, lingkup sempit, sedang kelas tinggi yang lebih luas. 8. Semua guru, kepala sekolah, dan warga sekolah berperan dalam pembelajaran multikultural; tidak perlu guru khusus, terutama dalam mengimplementasikan pembelajaran multikultural melalui keteladan.

2. Modul Bahan Pembelajaran Multikultural

Dalam saat workshop menyusun model pembelajaran multikultural, para guru dan kepala sekolah menginginkan untuk mencoba merintis membuat modulnya sekaligus. Dengan mempertimbangkan keinginan dan antusiasme para guru tersebut, peneliti memfasilitasi lewat kegiatan