Laporan HB Multikultur 2006
59 anak untuk paham dan mengerti tentang makna pendidikan multikultural,
sehingga diharapkan dapat tertanam dan menjadi bagian dari tingkah laku kepribadian anak.
Sebagian besar guru menginginkan pembelajaran pendidikan multikul-tural diberikan secara terpadu dengan pendidikan ilmu
pengetahuan sosial mengingat mata pelajaran di SD sudah cukup banyak. Namun ada beberapa guru menginginkan terpisah dan berdiri
sendiri, mengingat pendidikan multikultural merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat majemuk seperti Indonesia. Mereka khawatir
bila terpadu diintegrasikan dengan pelajaran lain akan terabaikan.
4. Harapan terhadap peran kepala sekolah dalam implementasi pendidikan multikultural
Para guru sangat berharap kepala sekolah mendukung dan memberi fasilitas yang mencukupi untukimplementasi pendidikan multikultural, agar
dapat segera diberikan bagi para siswa. Pengadaan fasilitas seperti: buku, modul, VCD dan alat peraga lainnya akan dapat terwujud bila kepala sekolah
berperan aktif. Selain sebagai fasilitator kepala sekolah juga diharapkan sebagai motivator, inovator dan mampu menunjukkan tingkah laku yang
mencerminkan implemen-tasi dari dari pendidikan multikultural, seperti bersikap adil, memiliki kepedulian sosial pada guru, siswa, pegawai sekolah,
tidak bersikap prejudis dan stereotip pada etnis dan kelompok yang tidak sama dengan beliau serta tidak bertindak diskriminatif ataupun pilih kasih.
Kepala sekolah
diharapkan dapat
sebagai pelopor
mengimplementasikan pendidikan multikultural dan ikut aktif membimbing dan mengarahkan guru, para pegawai dan siswa agar mereka juga mampu
mengimplementasikan konsep-konsep
yang ada
pada pendidikan
multikultural. Kepala sekolah seyogianya menerapkan manajemen sekolah yang dapat mendukung dan memudahkan pelaksanaan pendidikan
multikultural maupun implementasi yang nyata di keseharian di sekolah. Untuk menerapkan
pembelajaran multikultural kepala sekolah memerlu-kan beberapa perangkat yang berkaitan dengan manajemen
Laporan HB Multikultur 2006
60 sekolah seperti jadwal, modul manajemen sekolah, evaluasi keberhasilan
pembelajaran, kebijakan yang diambil, buku-buku yang menunjang proses pembelajaran dan fasilitas peralatan yang disediakan sekolah. Selain itu
perlu pula menjalin kerjasama dengan berbagai pihak agar dapat melaksanakan pembelajaran yang menggunakan media lapangan atau
kunjungan ke tempat-tempat yang relevan dengan pendidikan multikultural.
5. Harapan terhadap peran komitedewan sekolah untuk pembelajaran multikultural
Untuk pelaksanaan pembelajaran multikultural peran komite dan dewan sekolah sangat dibutuhkan. Adanya kesamaan pandangan antara
orangtua siswa dengan civitas sekolah dapat lebih memudahkan
implementasi pendidikan multikultural. Selain dukungan dana untuk hal-hal yang diperlukan, dukungan sikap yang produktif terhadap pelaksanaan dan
tindakan sehari-hari didalam keluarga yang mencerminkan implementasi pendidikan multikultural sangat penting. Sehingga apa yang dipelajari siswa
SD di sekolah juga diperoleh anak dirumah. Misalnya saja, orangtua menekankan tentang pentingnya menghormati pendapat yang berbeda,
menjauhi sifat yang mudah curiga prejudis pada budaya etnis lain, menghindari tingkah laku yang stereotip dan diskriminatif. Hal-hal tersebut
harus ditanamkan dan diimplikasikan pada kehidupan sehari-hari sejak dini di dalam keluarga. Orangtua harus mampu memberi teladan dan
menunjukkan sikap yang mendukung pendidikan multikultural. Selain itu komite sekolah ataupun orang tua siswa dapat berperan
sebagai sosial kontrol dalam proses pembelajaran multikultural. Bila ada hal- hal yang kurang mendukung terjadi, dapat memberikan saran konstruktif
kepada pihak sekolah. Di samping itu selalu siap mendukung terhadap kebutuhan akan fasilitas dan kondisinya yang dibutuhkan oleh pendidikan
multikultural. Kerja sama yang saling membantu antara pihak sekolah dengan anggota komite sekolah dan orangtua siswa akan dapat
memudahkan keberhasilan pelaksanaan pendidikan multikultural.