SDN Gembongan Kondisi Awal Sekolah

Laporan HB Multikultur 2006 48 Bahasa Indonesia. Kebiasaan yang dilakukan siswa saat istirahat: sebagian besar berbaurbermain bersama temannya; terlihat saling akrab dan harmonis antarteman. Dinamika lingkungan sekolah dan masyarakat, dalam kondisi baik. Terkait dengan adat-istiadat, musyawarah dan gotong royong. Sosial ekonomimata pencaharian masyarakat sekitar rata-rata petani dan buruh. Bentuk kepedulian masyarakat terhadap sekolah a.l. mendukung pendidikan. Aggota komite sekolah berasal dari masyarakat sekitar. Mayoritas masyarakat sekitar menyekolahkan anaknya di sekolah ini. Kebiasaan sekolah lainnya: menjaga keamanan sekolah, ketertiban, kebersihan, dan pembiasaan sopan santun.

13. SDN Siyono III

Masa kerja kepala sekolah di SD ini sudah 10 tahun, sedangkan seluruhnya 14 tahun. Dia belum pernah mengikuti seminarkegiatan khusus tentang pendidikan multikultural, sehingga belum mengetahui tentang pendidikan multikultural. Jumlah guru ada 16 orang, dengan rincian: 6 laki-laki, 10 wanita; 3 guru HR; 6 guru mata pelajaran, 9 guru kelas; 12 beragama Islam, 2 Kristen, 1 Katholik, dan 1 Hindu. Masa kerja dari 6 th hingga 39 th; asal daerah sebagian besar dari DIY, 1 dari Klaten, dan 1 dari Banjar. Di antara mereka belum ada satu pun yang pernah ikut seminarkegiatan sejenis tentang pendidikan multikultural, lebih-lebih memahaminya. Pengurus Komite sekolah ada 11 orang, dengan 8 L dan 3 P, semuanya beragama Islam. Sekolah memiliki 1 pesuruh dan 1 petugas kantin. Di antara mereka belum ada satu pun yang pernah ikut seminarkegiatan sejenis tentang pendidikan multikultural lebih-lebih memahaminya. Jumlah siswa kelas I – VI ada 143 siswa, dengan rincian: L=78, P=65; semua beragama Islam, semua berasal dari DIY. Siswa Kelas III, dari 23 anak terdiri atas: 11 L, 12 P, Islam semua. Siswa Kelas IV, dari 24 anak meliputi 11 L, 13 P, semua beragama Islam. Pekerjaan orang tua siswa Laporan HB Multikultur 2006 49 bervariasi, sebagian besar TNI, kemudian disusul Petani, PNS, wiraswasta, dan lainnya. Bahasa pergaulan yang digunakan di sekolah adalah Bahasa Jawa di dalam kelas dengan bahasa Indonesia. Kebiasaan yang dilakukan siswa saat istirahat pada sebagian besar siswa berbaurbermain bersama teman sebaya; ada yang berbaur dengan guru; ada yang di kantin. Hubungan antara sekolah dan masyarakat baik. Terkait dengan adat- istiadat, masih menjalankan sesaji yang tua-tua, sedang yang muda sudah mulai meninggalkannya. Sosial ekonomimata pencaharian masyarakat adalah bertani, berdagang dan pegawai. Masyarakatwali murid membantu sekolah membuat musholla, pesantren kilat melibatkan anak-anak dan orang tua di masyarakat; anak pernah dari SD yang berbeda. Aggota komite sekolah berasal dari masyarakat sekitar. Sebagian besar masyarakat sekitar sekolah menyekolahkan anaknya di sekolah ini.

14. SDN Bunder I

Kepala Sekolah di SD ini sudah memiliki masa kerja seluruhnya 38 th. Dia mengaku belum pernah mengikuti seminarkegiatan khusus tentang pendidikan multikultural, namun demikian sudah pernah mendengar, memahami maksud tentang pendidikan multikultural. Keadaan guru berjumlah 8 orang dengan rincian 4 laki-laki, 4 wanita; 3 guru mata pelajaran, 5 guru kelas; semua beragama Islam; masa kerja dari 16 th hingga 38 th; semua guru berasal dari DIY. Semua guru kelas sudah memahami maksud dari pendidikan multikultural. Pengurus inti Komite sekolah ada 2 orang laki-laki semua. Selain itu, sekolah memiliki 1 pesuruh dan 1 petugas kantin. Di antara mereka belum ada satu pun yang pernah ikut seminarkegiatan sejenis tentang pendidikan multikultural, lebih-lebih memahaminya. Jumlah siswa kelas I – VI ada 160 siswa, dengan rincian L=98, P=62; semua beragama Islam dan asal siswa semua dari DIY. Siswa kelas III, dari 33 anak terdiri atas: 23 L, 10 P, Islam semua. Siswa Kelas IV, dari 26 anak meliptui 16 L, 10 P, semua beragama Islam. Pekerjaan orang tua siswa bervariasi, sebagian besar adalah petani, kemudian disusul wiraswasta,