Laporan HB Multikultur 2006
47 Indonesia. Kebiasaan yang dilakukan siswa saat istirahat: sebagian besar
berbaurbermain bersama temannya; terlihat saling akrab dan harmonis antarteman.
Dinamika lingkungan sekolah dan masyarakat tercipta hubungan yang harmonis, dan siswa sering berdikusi dengan guru. Terkait dengan adat-
istiadat, masih ada yang menjalankan adat jaman dahulu, namun sudah ada yang mengikuti ajaran agamanya. Kondisi sosial ekonomimata pencaharian
masyarakat sekitar mayoritas PNS dan wiraswasta. Masyarakat sekitar cukup peduli terhadap sekolah. Aggota komite sekolah kebanyakan wali
murid. Mayoritas masyarakat sekitar menyekolahkan anaknya di sekolah ini.
12. SDN Gembongan
Kepala Sekolah di SD ini sudah berpengalaman selama 13 tahun. Dia mengaku
Belum pernah mengikuti seminarkegiatan
sejenis tentang pendidikan multikultural, sehingga belum mengetahui tentang pendidikan
multikultural. Jumlah guru 10 orang, dengan rincian: 5 laki-laki, 5 wanita; 2 guru
mata pelajaran, 8 guru kelas; mayoritas 8 guru beragama Islam, 1 Katholik, dan 1 Kristen; masa kerja mereka dari 9 th hingga 37 th; asal daerah dari
DIY semua. Mereka belum ada yang pernah ikut seminarkegiatan sejenis tentang pendidikan multikultural, lebih-lebih memahaminya
Anggota pengurus Komite sekolah ada 16, laki-laki semua, dan semua beragama Islam. Mereka juga belum ada yang pernah ikut
seminarkegiatan sejenis tentang
pendidikan multikultural, lebih-lebih
memahaminya Kondisi siswa sebagai berikut. Jumlah siswa kelas I – VI ada 112
siswa, dengan rincian: L=61, P=51. Variasi agama: mayoritas Islam, hanya ada 1 Katholik. Siswa Kelas III, dari 12 anak terdiri atas: 4 L, 8 P, Islam
semua. Siswa Kelas IV, dari 19 anak meliptui 10 L, 9 P, Islam semua. Pekerjaan orang tua siswa bervariasi, sebagian besar petani dan wiraswasta,
kemudian disusul karyawan swasta, PNS, Guru, POLRI, pedagang dan tukan batu. Bahasa pergaulan yang digunakan di sekolah adalah Jawa dan
Laporan HB Multikultur 2006
48 Bahasa Indonesia. Kebiasaan yang dilakukan siswa saat istirahat: sebagian
besar berbaurbermain bersama temannya; terlihat saling akrab dan harmonis antarteman.
Dinamika lingkungan sekolah dan masyarakat, dalam kondisi baik. Terkait dengan adat-istiadat, musyawarah dan gotong royong. Sosial
ekonomimata pencaharian masyarakat sekitar rata-rata petani dan buruh. Bentuk kepedulian masyarakat terhadap sekolah a.l. mendukung pendidikan.
Aggota komite sekolah berasal dari masyarakat sekitar. Mayoritas
masyarakat sekitar menyekolahkan anaknya di sekolah ini. Kebiasaan sekolah lainnya: menjaga keamanan sekolah, ketertiban, kebersihan, dan
pembiasaan sopan santun.
13. SDN Siyono III
Masa kerja kepala sekolah di SD ini sudah 10 tahun, sedangkan seluruhnya 14 tahun. Dia belum pernah mengikuti seminarkegiatan khusus
tentang pendidikan multikultural, sehingga belum mengetahui tentang pendidikan multikultural.
Jumlah guru ada 16 orang, dengan rincian: 6 laki-laki, 10 wanita; 3 guru HR; 6 guru mata pelajaran, 9 guru kelas; 12 beragama Islam, 2 Kristen,
1 Katholik, dan 1 Hindu. Masa kerja dari 6 th hingga 39 th; asal daerah sebagian besar dari DIY, 1 dari Klaten, dan 1 dari Banjar. Di antara mereka
belum ada satu pun yang pernah ikut seminarkegiatan sejenis tentang pendidikan multikultural, lebih-lebih memahaminya.
Pengurus Komite sekolah ada 11 orang, dengan 8 L dan 3 P, semuanya beragama Islam. Sekolah memiliki 1 pesuruh dan 1 petugas
kantin. Di antara mereka belum ada satu pun yang pernah ikut seminarkegiatan
sejenis tentang pendidikan multikultural
lebih-lebih memahaminya.
Jumlah siswa kelas I – VI ada 143 siswa, dengan rincian: L=78, P=65; semua beragama Islam, semua berasal dari DIY. Siswa Kelas III, dari 23
anak terdiri atas: 11 L, 12 P, Islam semua. Siswa Kelas IV, dari 24 anak meliputi 11 L, 13 P, semua beragama Islam. Pekerjaan orang tua siswa