SDN Sekarsuli I Kondisi Awal Sekolah

Laporan HB Multikultur 2006 44 menjalankan bersih desa. Kondisi Sosial ekonomimata pencaharian masyarakat adalah bertani. Aggota komite sekolah berasal dari masyarakat sekitar. Mayoritas masyarakat sekitar menyekolahkan anaknya di sekolah ini.

9. SDN I Bantul

Kepala Sekolah di SD sudah memiliki masa kerja 6 tahun. Dia mengaku bahwa belum pernah mengikuti seminarkegiatan khusus tentang pendidikan multikultural, namun demikian sudah pernah mendengar dan sudah memahami maksudnya. Keadaan guru ada 16 guru, terdiri atas 4 laki-laki, 12 wanita 2 Hr.; 8 guru mata pelajaran, 8 guru kelas; semua beragama Islam. Masa kerja mereka dari 12 th hingga 32 th; asal daerah dari DIY semua. Mereka belum ada satu pun yang pernah ikut seminarkegiatan sejenis tentang pendidikan multikultural, lebih-lebih memahaminya. Semua guru kelas pernah mendengar tentang pembelajaran multkultural, bahkan guru kelas V, VI, dan guru agama pernah membacanya. Anggota pengurus Komite Sekolah ada 17 orang, dengan 16 L dan 1 P, semuanya beragama Islam. Sekolah memiliki 2 karyawan dan 2 pesuruh. Komite, pesuruh, dan karyawan belum ada satu pun yang pernah ikut seminarkegiatan sejenis tentang pendidikan multikultural, lebih-lebih memahaminya. Di antara personalia tersebut, baru karyawan yang pernah mendengar pembelajaran multikultural. Jumlah siswa kelas I – VI ada 453 siswa, dengan rincian: L=223, P=230; variasi agama mayoritas Islam 445, hanya ada 5 Kristen, 2 Katholik, dan 1 Hindu; asal siswa mayoritas dari DIY. Kelas III, dari 81 anak terdiri atas: 45 L, 36 P, Islam 80 dan 1 Kristen. Kelas IV, dari 79 anak meliptui 32 L, 47 P, 74 Islam, 3 Kristen, 1 Katholik, dan 1 Hindu. Pekerjaan orang tua siswa bervariasi, sebagian besar PNS, kemudian disusul wiraswasta, karyawan swasta, POLRI, pedagang, petani, gurudosen, tukang, pamong dan TNI. Bahasa pergaulan yang digunakan di sekolah adalah bahasa Indonesia. Kebiasaan yang dilakukan siswa saat istirahat: sebagian besar berbaurbermain bersama teman sebaya; ada yang berbaur Laporan HB Multikultur 2006 45 dengan guru; nampak ada kelompok-kelompok kecil; dan di antara mereka terlihat saling akrab dan harmonis antarteman. Hubungan antarwarga sekolah baik. Adat istiadat yang masih dijalankan olrh masyarakat sekitar adalah saling membantu, perhatian masyarakat terhadap sekolah baik, sebagian menjadi anggota komite sekolah, dan sebagian besar masyarakat sekitar sekolah menyekolahkan anaknya di sekolah ini.

10. SDN Nanggulan I

Kepala Sekolah di SD ini sudah menjabat selama 9 tahun. Dia mengaku belum pernah mengikuti seminarkegiatan sejenis tentang pendidikan multikultural, sehingga belum mengetahui tentang pendidikan multikultural. Jumlah guru 12 guru, dengan rincian: 4 laki-laki, 8 wanita 2 Honorer; 3 guru mata pelajaran, 6 guru kelas; variasi agama: Islam semua; masa kerja dari 14 th hingga 31 th; asal daerah DIY semua. Dari sejumlah guru itu, belum ada satu pun yang pernah ikut seminarkegiatan sejenis tentang pendidikan multikultural, lebih-lebih memahaminya. Jumlah anggota komite sekolah ada 15 orang terdiri atas 14 laki-laki dan 1 wani-ta, 14 beragama Islam, 1 Katholik . Di sekolah ada juga 1 pesuruh, 1 petugas kantin, dan 1 petugas keamanan. Komite sekolah belum ada yang pernah ikut seminarkegiatan sejenis tentang pendidikan multikultural lebih-lebih memahaminya Jumlah siswa kelas I – VI ada 175 siswa, terdiri atas L=97, P=78; dengan variasi agama mayoritas Islam, hanya ada 1 Kristen dan 14 Katholik. Siswa Kelas III, dari 29 anak terdiri atas: 18 L, 11 P, 27 Islam, 1 Katholik, 1 Kristen. Siswa Kelas IV, dari 29 anak meliptui 19 L, 10 P, 26 Islam, 3 Katholik. Pekerjaan orang tua: bervariasi, sebagian besar petani dan wiraswasta, sedang lainnya karyawan swasta, PNS, Pamong, pedagang, tukan, dan TNI. Bahasa pergaulan yang digunakan di sekolah adalah Jawa. Kebiasaan yang dilakukan siswa saat istirahat: sebagian besar