50
KUBE. Pendamping KUBE memiliki empat peran utama yaitu fasilitator, pendidik, perwakilan masyarakat, dan peran-peran teknis bagi
masyarakat miskin yang didampingi.
B. Penelitian yang Relevan
1. Hasil penelitian dari Suradi dan Mujiyadi pada tahun 2009 tentang Studi
Evaluasi Penanggulangan Kemiskinan di Lima Provinsi. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan diketahuinya aspek konteks, input program
pemberdayaan, proses dan produk serta faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Bantuan
Langsung Pemberdayaan Sosial P2FM-BLPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan implementasi P2FM-BLPS termasuk
kategori rendah. Berbagai kendala pada implementasi program, yaitu keterlambatan pencairan dana, pendidikan rendah pada warga dampingan
sosial, keterbatasan sarana kerja pendamping, kompetensi pendamping masih rendah, pengendalian masih rendah dan adanya intervensi dari
otoritas lokal maupun instansi sosial di daerah. Sedangkan fokus penelitian yang berjudul “penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan pemantapan pendamping kelompok usaha bersama di BBPPKS Yogyakarta” ini adalah untuk mengetahui bagaimana
penyelenggaraan diklat yang dilaksanakan bagi pendamping kelompok penerima bantuan dari pemerintah yang mana digambarkan dalam
penelitian Suradi dan Mujiyadi bahwa keadaan lapangan terkait rendahnya
51
kompetensi pendamping dari kelompok-kelompok penerima bantuan dari pemerintah.
2. Hasil penelitian dari Sudaryanto pada Tahun 2005 tentang Pelaksanaan
Pendidikan dan Pelatihan Karyawan Hotel Semeru Bogor. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaan diklat yang
dilaksanakan Hotel Semeru Bogor untuk seluruh karyawan dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan diklat dan
prestasi kerja karyawan. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan diklat yang diselenggarakan oleh perusahaan sudah baik, hasil analisis
menunjukkan bahwa diklat dilaksanakan secara efektif sesuai dengan kebutuhan karyawan. Hipotesis yang diajukan oleh peneliti dapat diterima
diklat yang dilaksanakan secara efektif sesuai dengan kebutuhan dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan.
Sedangkan fokus penelitian yang berjudul “penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pemantapan pendamping kelompok usaha bersama di
BBPPKS Yogyakarta” ini adalah untuk mengetahui bagaimana penyelenggaraan diklat yang dilaksanakan bagi pendamping kelompok
usaha bersama. Hasil penelitian dari Sudaryanto digunakan sebagai acuan dalam membuat sub bab
– sub bab dalam data hasil penelitian yang tercantum di dalam bab empat.
52
C. Kerangka Berfikir
Kemiskinan adalah kondisi pada masyarakat yang mana tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya yang disebabkan karena turun menurun atau
struktural atau disebabkan oleh konflik sosial, pemutusan hubungan kerja PHK dan bencana alam. Kemiskinan menyebabkan masyarakat menjadi tidak
berdaya padahal masing-masing dari masyarakat tersebut memiliki potensi
untuk mengembangkan dirinya.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan mengamanatkan bahwa Negara mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengentaskan
kemiskinan. Melihat hal ini maka pemerintah memberikan strategi dalam mengurangi kemiskinan dengan membentuk Kelompok Usaha Bersama
KUBE yang anggotanya adalah kepala keluarga yang mempunyai pendapatan di bawah garis kemiskinan.
Dalam pelaksanaan Program Kelompok Usaha Bersama KUBE ini dibutuhkan pendamping untuk kelompok yang memiliki kompotensi dan
mampu mengembangkan gagasan seta aksi untuk mencapai tujuan kelompok tersebut. Pendamping dapat diambil dari tokoh-tokoh masyarakat seperti
Pekerja Sosial Madya PSM, Pengurus Karang Taruna, Pengurus Organisasi Sosial, dan Relawan Sosial lainnya. Untuk memantapkan kompetensi
pendamping KUBE maka Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial BBPPKS Yogyakarta mengadakan pendidikan dan pelatihan Diklat.
53
Diklat dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan atau kegiatan inti, dan evaluasi. Diklat dilaksanakan dengan tujuan untuk
membentuk pendamping KUBE yang berkompeten yang akan mendampingi masing-masing kelompok KUBE untuk menjadi KUBE yang berprestasi.
Melihat hal ini peneliti mengangkat judul tentang pelaksanaan diklat agar nantinya hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan dan perbaikan dalam
pelaksanaan diklat-diklat selanjutnya.
Gambar 2. Kerangka Berpikir
Pendidikan dan Pelatihan bagi Pendamping KUBE di
BBPPKS Membentuk KUBE
Strategi pemerintah mengurangi kemiskinan
Masyarakat miskin kurang berdaya
Kemiskinan
Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi Terbentuknya
pendamping KUBE yang berkompeten
KUBE Berprestasi