28
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir pada dasarnya merupakan argumentasi logis untuk sampai pada penemuan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
Kerangka berpikir berguna untuk mengintegrasikan teori-teori dan hasil penelitian yang terpisah-pisah menjadi satu rangkaian utuh dengan
menggunakan logika deduktif yang mengarah pada penemuan jawaban sementara yang disebut hipotesis. Berdasarkan kajian teori yang telah
dikemukakan penulis, dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut: Permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran Pembuatan
Rangkaian Pengendali Dasar PRPD di kelas XI TITL SMK Ma’arif 1 Wates
adalah pemakaian metode mengajar konvensional yang kurang bervariasi, di mana pembelajaran terpusat pada guru sehingga guru terkesan
mendominasi aktivitas di kelas, siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan guru dari pada melakukan praktek. Hal ini menjadikan kemampuan berpikir
kreatif yang membangun kreativitas siswa tidak muncul. Selain itu kondisi ruangan kelas yang digunakan untuk melakukan praktek kurang mendukung
atau memadai, akibatnya siswa yang sedang melakukan kegiatan praktek kurang nyaman, hal ini berpengaruh terhadap kondisi siswa dan proses
belajar mengajar yang sedang berlangsung kurang efektif. Mata pelajaran PRPD pembuatan rangkaian pengendali dasar adalah
termasuk pendidikan keterampilan yang mengandung bahan kajian mengidentifikasi, merancang, membuat dan mengoperasikan sistem
pengendali berbasis elektronik. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran antara lain dengan menggunakan
29 metode atau pendekatan pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan
suatu bahasan materi pembelajaran di kelas. Pemilihan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa akan memberi kesempatan pada siswa untuk
berpikir dengan bebas sesuai dengan minat dan kemampuannya. Salah satu metode atau pendekatan pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif dalam
pembelajaran mata pelajaran PRPD adalah pendekatan pembelajaran Problem Solving.
Pendekatan pembelajaran
problem solving merupakan proses pendekatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk menyelesaikan
masalah, dimana problem yang harus diselesaikan tersebut bisa dibuat-buat sendiri oleh pendidik dan ada kalanya fakta nyata yang ada dilingkungan
kemudian dipecahkan dalam pembelajaran dikelas dengan berbagai cara dan teknik. Kondisi yang demikian diharapkan materi PRPD lebih dapat
diterapkan dalam kehidupan siswa diluar pengajaran kelas atau dalam situasi baru yang belum familiar. Selain itu
problem solving memberikan kesempatan dan dapat mendorong siswa untuk berdiskusi dengan siswa
lainnya dalam proses menemukan jawaban dari permasalahan, dengan demikian maka diduga kompetensi siswa dapat meningkat.
Dari deskripsi kerangka berpikir tersebut, jika diwujudkan gambar akan nampak sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Berfikir Model Pembelajaran
Problem Solving Menigkatkan Kompetensi
Siswa
30 Langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan metode
pembelajaran problem solving sebagai berikut: 1 adanya masalah yang jelas
untuk dipecahkan, 2 mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut, 3 menetapkan jawaban sementara
dari masalah tersebut, 4 menguji kebenaran jawaban sementara, 5 menarik kesimpulan.
Gambar 2. Langkah-Langkah Pembelajaran Problem Solving
GuruPendamping Pembelajaran Pengoperasian
Sistem Pengendali Elektronik Menggunakan Model
Pembelajaran Problem Solving
Ada masalah untuk dipecahkan Media Pembelajaran
Trainer Mikrokontroler
Mencari data atau keterangan dari buku, internet dan diskusi
Penilaian proses
Menguji kebenaran jawaban sementara
Menetapkan jawaban sementara
Penilaian hasil
Menarik kesimpulan Capaian
kompetensi siswa
31
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis tindakan dalam penelitian ini berdasarkan rumusan masalah