25 diberikan sesuai dengan taraf kemampuan siswa sampai pada tahap
menyimpulkan hasil pekerjaan menyelesaikan masalah.
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Berbagai macam penelitian sudah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran diantaranya.
Penelitian yang dilakukan oleh Anisa Septi Edi Riandani 2012, skripsi dengan judul Penerapan Metode
Problem Solving Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Peserta Didik Kelas VIII A SMP
Negeri 2 Kaloran Temanggung Dalam Mengikuti Mata Pelajaran IPS. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis peserta
didik dengan menerapkan metode pembelajaran problem solving di kelas
VIII A SMP Negeri 2 Kaloran dalam mengikuti mata pelajaran IPS karena kemampuan berfikir kritis peserta didik di kelas tersebut masih terbilang
rendah. Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 2 Kaloran. Hasil penelitian ini adalah menunjukkan adanya peningkatan pada
tiap indicator kemampuan berpikir kritis peserta didik, yaitu 1 mengidentifikasi masalah naik sebesar 8,78, 2 menemukan sebab
kejadian peristiwa, sebesar 17,54, 3 menilai dampak kejadian peristiwa, sebesar 38,6, 4 memprediksi dampak lanjut, sebesar 33,33, dan 5
merancang sebuah solusi berdasarkan masalah, sebesar 33,33. Peningkatan tertinggi pada aspek memprediksi dampak lanjut. Dengan
meningkatnya kemampuan berpikir kritis peserta didik disetiap indikatornya, maka secara umum terjadi pula peningkatan kemampuan berpikir kritis
peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 2 Kaloran.
26 Penelitian yang dilakukan oleh Agung Wahyudi 2011, skripsi dengan
judul Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Dalam Belajar Matematika Dengan Menggunakan Pendekatan Pemecahan Masalah
Problem Solving Pada Siswa Kelas VII D SMP Depok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika
dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah problem solving
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika pada siswa kelas VII D SMP N 2 Depok. Subyek penelitian ini
adalah Siswa Kelas VII D SMP Depok. Hasil penelitian ini adalah menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan
pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah melalui
beberapa tahap yaitu 1 Guru menyampaikan tujuan, motivasi dan apersepsi, 2 guru membentuk siswa menjadi 8 kelompok, 3 Guru
memberikan masalah dalam bentuk LKS yang dapat diselesaikan dengan beberapa cara tetapi satu jawaban, 4 Siswa berdiskusi dalam
menyelesaikan masalah di LKS, 5 beberapa siswa mengerjakan hasil diskusinya di depan kelas, 6 guru bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan hasil diskusi. Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah kemampuan berpikir kreatif siswa
meningkat. Hal ini ditunjukan dengan 1 Peningkatan hasil lembar observasi berpikir kreatif siswa dari 39,62 pada siklus I meningkat menjadi 63,66
pada siklus II, 2 Peningkatan hasil tes berpikir kreatif siswa dari 60,83
27 pada siklus I meningkat menjadi 76,39 pada siklus II, 3 Hasil angket
berpikir kreatif siswa termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 71.68. Penelitian yang dilakukan oleh Kokom Komariah 2011, skripsi dengan
judul Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving Model Polya Untuk
Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Bagi Siswa Kelas IX J di SMP 3 Cimahi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan
pelaksanaan metode pembelajaran problem solving model polya pada
program pembelajaran intensif siap menghadapi UN 2011 pada mata pelajaran matematika yang mengaku kepada SKL, mengetahui peningkatan
kemampuan memecahkan masalah matematika siswa kelas IX J SMPN 3 Cimahi dengan metode pembelajaran
problem solving model polya. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX J di SMP 3 Cimahi. Hasil penelitian ini
adalah menunjukkan bahwa metode pembelajaran problem solving model
polya bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan rata-rata nilai
hasil belajar siswa seperti berikut ini. Rata-rata dari hasil belajar siswa pada siklus I meningkat sebesar 3,7 yaitu dari 52,4 menjadi 56,1. Sedangkan pada
siklus ke II meningkat sebesar 8,9 yaitu dari 56,1 menjadi 65. Dengan menggunakan pembelajaran ini maka siswa lebih teliti lagi dalam
mengerjakan suatu soal, sehingga tingkat kesalahan dalam mengerjakan soal juga menjadi lebih berkurang. Kendala yang masih dihadapi adalah
kurangnya kemampuan siswa dalam materi apersepsi yang mendukung penyelesaian masalah pada proses pembelajaran.
28
C. Kerangka Berpikir