Tujuan dan Peran Penyuluhan

b. Penyuluhan Sebagai Proses PeneranganPemberian Penjelasan. 21 Sebagai proses penerangan, kegiatan penyuluhan tidak saja terbatas pada pemberian penerangan, tetapi juga menjelaskan mengenai segala informasi yang ingin disampaikan kepada kelompok sasaran yang akan menerima manfaat penyuluhan benefisiaries, sehingga mereka benar-benar memahaminya seperti yang dimaksudkan oleh penyuluh atau juru penerangnya. Terkait dengan istilah penerangan, penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh tidak boleh hanya bersifat “searah” melainkan harus diupayakannya berlangsungnya komunikasi “timbal balik” yang memusat convergence sehingga penyuluh juga dapat memahami aspirasi masyarakat, manakala mereka menolak atau siap menerima informasi yang diberikan. Hal ini penting, agar penyuluhan yang dilakukan tidak bersifat “pemaksaan kehendak” melainkan tetap menjanin hubungan yang harmonis antara penyuluh dan masyarakat kliennya secara berkelanjutan. c. Penyuluhan Sebagai Proses Perubahan Perilaku 22 Dalam perkembangannya, pengertian tentang penyuluhan tidak sekadar diartikan sebagai kegiatan penerangan, yang bersifat searah one way dan pasif. Tetapi, penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun terbangun proses perubahan perilaku behaviour yang merupakan perwujudan dari: pengetahuan, sikap, dan keterampilan seseorang yang dapat diamati oleh 21 Marasip, Pengertian Penyuluhan 22 Ibid orangpihak lain, baik secara langsung berupa: ucapan, tindakan, bahasa- bahasa, dll maupun tidak langsung melalui kinerja dan atau hasil kerjanya. Dengan kata lain, kegiatan penyuluhan tidak berhenti pada penyebarluasan informasiinovasi, dan memberikan penerangan, tetapi merupakan proses yang dilakukan secara-menerus, sekuat tenaga dan pikiran, memakan waktu dan melelahkan, sampai terjadinya perubahan perilaku yang ditinjau oleh penerima manfaat penyuluhan beneficiaries yang menjadi klien penyuluhan. d. Penyuluhan Sebagai Proses PendidikanProses Belajar. 23 Penyuluhan sebagai proses pendidikan atau proses belajar diartikan bahwa, kegiatan penyebarluasan informasi dan penjelasan yang diberikan dapat merangsang terjadinya proses perubahan perilaku yang dilakukan melalui proses pendidikan dan kegiatan belajar. Artinya, perubahan perilaku yang terjadidilakukan oleh sasaran tersebut belangsung melalui proses belajar. Berbeda dengan perubahan perilaku yang dilakukan bukan melalui pendidikan, perubahan perilaku melalui proses belajar biasanya berlangsung lebih lambat, tetapi perubahannya relatif lebih kekal. Perubahan seperti itu, baru akan meluntur kembali, manakala ada pengganti atau sesuatu yang dapat menggantikannya, yang memiliki keunggulan-keunggulan baru yang diyakininya memiliki manfaat lebih, baik secara ekonomi maupun non- ekonomi. 23 Marasip, Pengertian Penyuluhan e. Penyuluhan Sebagai Proses Perubahan Sosial. 24 Yang dimaksud perubahan sosial disini adalah, tidak saja perubahan perilaku yang berlangsung pada diri seseorang, tetapi juga perubahan- perubahan hubungan antar individu dalam masyarakat, termasuk struktur, nilai-nilai, dan pranata sosialnya, seperti: demokrasi, transparansi, supremasi hukum dll. f. Penyuluhan Sebagai Proses Rekayasa Sosial Social Engineering. 25 Sejalan dengan pemahaman tentang penyuluhan sebagai proses perubahan sosial yang dikemukakan di atas, penyuluhan juga sering disebut sebagai proses rekayasa sosial social engineering atau segala upaya yang dilakukan untuk menyiapkan sumberdaya manusia agar mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan peran sesuai dangan tugas pokok dan fugsinya dalam system sosialnya masing-masing. Karena kegiatan rekayasa sosial dilakukan oleh “pihak luar”, maka rekayasa sosial bertujuan untuk terwujudnya proses perubahan sosial yang diinginkan oleh pihak luar perekayasa. Pemahaman seperti itu tidak salah, tetapi tidak sepenuhnya dapat diterima. Sebab, rekayasa sosial yang pada dasarnya dimaksudkan untuk memperbaiki kehidupan dan kesejahteraan kelompok sasarannya, seringkali dapat berakibat negatif, manakala hanya mengacu kepada kepentingan perekayasa, sementara masyarakat dijadikan korban pemenuhan kehendak perekayasa. 24 Marasip, Pengertian Penyuluhan 25 Ibid g. Penyuluhan Sebagai Proses Pemasaran Sosial Social Marketing 26 Yang dimaksud dengan “Pemasaran Sosial” adalah penerapan konsep dan atau teori-teori pemasaran dalam proses perubahan sosial. Berbeda dengan rekayasa sosial yang lebih berkonotasi untuk “membentuk” to do to atau menjadikan masyarakat menjadi sesuatu yang baru sesuai yang dikehendaki oleh perekayasa, proses pemasaran sosial dimaksudkan untuk menawarkan to do for sesuatu kepada masyarakat. Jika dalam rekayasa sosial proses pengambilan keputusan sepenuhnya berada ditangan perekayasa, maka pengambilan keputusan dalam pemasaran sosial sepenuhnya berada ditangan masyarakat itu sendiri. h. Penyuluhan Sebagai Proses Pemberdayaan Masyarakat Community Empowerment Margono Slamet 2000 menegaskan bahwa inti dari kegiatan penyuluhan adalah untuk memberdayakan masyarakat. Dalam konsep pemberdayaan tersebut, terkandung pemahaman bahwa pemberdayaan tersebut diarahkan pada terwujudnya mesyarakat madani yang beradab dan mandiri dalam pengertian dapat mengambil keputusan yang terbaik baik kesejahteraannya sendiri. Pemberdayaan masyarakat, dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan masyarakat, agar mereka dapat beradaptasi secara aktif dalam keseluruhan proses pembangunan yang ditawarkan oleh penguasa dan atau pihak luar yang lain penyuluh, LSM, dll. 26 Marasip, Pengertian Penyuluhan i. Penyuluhan Sebagai Proses Penguatan Kapasitas Capacity Strengthening 27 Yang dimaksud dengan penguatan kapasitas di sini, adalah penguatan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu dalam masyarakat, kelembagaan, maupun hubungan atau jejaring antar individu, kelompok organisasi sosial, serta pihak lain diluar sistem masyarakatnya sampai diarah global. Kemampuan atau kapasitas setiap individu dan masyarakatnya untuk memobilisasi dan memafaatkan sumberdaya yang dimiliki secara lebih hasil- guna efektif dan berdaya-guna efisien secara berkelanjutan. Dalam hubungan ini, kekuatan atau daya yang dimiliki setiap individu dan masyarakat bukan dalam arti pasif tetapi bersifat aktif yaitu terus menerus dikembangkan atau dikuatkan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat.

3. Fungsi Penyuluhan

Setelah kita membahas mengenai pengertian, tujuan, dan peran penyuluhan, maka poin selanjutnya yang akan kita bahas adalah mengenai fungsi dari penyuluhan itu sendiri. Jika dilihat dari segi pengertiannya, penyuluhan secara khusus berfungsi sebagai media penerangan. Dengan kata lain, penyuluhan berfungsi sebagai media dakwah yang bisa menambah khazanah pengetahuan bagi setiap peserta yang memperhatikannya. Namun dari literature yang saya sudah baca, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyuluhan mempunyai beberapa fugsi, yaitu: 27 Marasip, Pengertian Penyuluhan. a. Fungsi pemahaman, maksudnya adalah bahwa peserta penyuluhan dapat memahami tentang nilai-nilai yang terkandung dalam tema-tema penyuluhan yang berkenaan dengan aspek-aspek kehidupan. b. Fungsi pencegahan, maksudnya adalah mencegah agar peserta penyuluhan dapat terhindar dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul dan akhirnya bisa menggangu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan atau kerugian- kerugian yang berdampak bagi kehidupan sosial. c. Fungsi pengentasan, pengentasan disini maksudnya pelaksanaan penyuluhan dapat membantu pesertanya mengatasi masalah-masalah kehidupan yang sedang dihadapinya atau menjawab rasa ingin tahunya. Seperti halnya ada sesi Tanya jawab atau penyuluhan yang dikemas dalam bentuk bimbingan kelompok atau konseling kelompok. d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, ialah penyuluhan bisa menanamkan nilai-nilai luhur serta memberikan pandangan atau pengetahuan mengenai norma atau aspek kehidupan. Dan bagi yang sudah memahaminya diarahkan agar dapat terus dipelihara dan di kembangkan supaya bisa menularkannya kepada orang-orang sekitar. 28

4. Metode Penyuluhan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki. 29 28 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, h. 197-217. 29 Depdiknas, Kamus Besar Bahsa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, cet. ke-2, h. 704 Sedangkan menurut M. Arifin, secara harfiyah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Namun pengertian hakiki dari metode adalah “segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.” 30 Adapun metode yang sering digunakan dalam melakukan penyuluhan adalah: a. Metode Ceramah Yang di maksud dengan metode ceramah adalah “ suatu cara menyampaikan bahan dengan lisan oleh tenaga penyuluh. Sedangkan peran audien sebagai penerima pesan, mendengar, memperhatikan dan mencatat informasi dari penyuluh bila diperlukan.” 31 b. Metode Diskusi Metode diskusi ini merupakan lanjutan dari metode ceramah, artinya sebuah diskusi dapat dilaksanakan setelah adanya materi penyuluhan yang disampaikan dengan metode ceramah ataupun yang lainnya. Agar materi yang disampaikan lebih kaya dan guna mendapat masukan ataupun kritikan membangun dari para peserta, hal ini dapat dilakukan dengan cara diskusi. 32 30 H. M. Arifin, h. 43 31 Departemen Agama RI, Pedoman Penyuluhan Wakaf Bagi Penyuluh Agama, Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Agama RI, 2010 , h. 108 32 Moektiaza, Pengertian, Peran Penyuluh Agama Islam Dan Pembinaan Keagamaan,Artikel Diakses Tanggal 24 Maret 2013 dari http:moektiaza.wordpress.com