34
baik dalam tugas-tugas profesional dibanding dengan akuntan pemeriksa yang belum berpengalaman.
Penelitian tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Azwar 1988 dalam Sabrina dan Januarti 2011 yang menyatakan bahwa di antara
faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, pembentukan sikap penting karena akan berpengaruh pada prosedur audit yang
dijalani auditor tersebut sehingga opini yang diberikan akan tepat. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Raiyani dan Saputra 2014,
Sabaruddinsah 2007, Praditaningrum dan Januarti 2011, Herliansyah dan Meifida 2006, serta Sabrina dan Januarti 2011 maka hipotesis yang diajukan
adalah: H2: Pengalaman auditor berpengaruh terhadap audit judgement.
3. Pengaruh Self-efficacy terhadap Audit judgement
Self-efficacy berpengaruh postif signifikan terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgement, karena ketika seseorang memiliki self-efficacy
yang tinggi, maka individu akan mudah menentukan tindakan dan dapat mengatasi hambatan kerja dengan baik, berpikir kreatif serta cenderung untuk
berhasil dalam tugasnya sehingga meningkatkan kepuasan atas apa yang dikerjakannya Apsah, 2012.
Kemudian menurut penelitian yang dilakukan oleh Iskandar dan Sanusi 2011 menemukan hasil bahwa, seseorang yang memiliki tingkat self-efficacy
yang tinggi akan memberikan hasil yang lebih baik pada audit judgement dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tingkat self-efficacy yang
35
rendah pada tugas yang sederhana. Namun, self-efficacy terhadap audit judgement tidak terlalu berpengaruh ketika tugas yang dihadapi cukup
kompleks. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nadhiroh 2010
memperoleh simpulan bahwa kompleksitas tugas, orientasi tujuan pembelajaran dan self-efficacy tidak berpengaruh secara signifikan, namun
orientasi tujuan penghindaran-kinerja berpengaruh secara negatif dan signifikan dalam pembuatan audit judgement.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Apsah 2012, Iskandar dan Sanusi 2011, dan Nadhiroh 2010 maka hipotesis yang diajukan adalah:
H3: Self-efficacy berpengaruh terhadap audit judgement.
4. Pengaruh Skeptisme, Pengalaman Auditor, dan Self-Efficacy terhadap
Audit Judgement
Berdasarkan keterkaitan antar masing-masing variabel serta hasil penelitian sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa auditor yang memiliki
sifat skeptisme, pengalaman auditor, dan self-efficacy yang rendah akan berakibat pada kurang baiknya penilaian audit yang dihasilkan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa skeptisme, pengalaman auditor dan self- efficacy berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap audit judgement.
Oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H4: Skeptisme, pengalaman auditor, dan self-efficacy berpengaruh terhadap
audit judgement.
36
D. Penelitian Terdahulu