18
b. Standar Auditing yang Berlaku Umum
Standar auditing merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Standar-standar ini merupakan dan
meliputi pertimbangan mengenai kualitas profesional mereka seperti keahlian dan independensi, persyaratan dan pelaporan serta bahan bukti
audit. Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing PSA.
Di Amerika Serikat, standar auditing semacam ini disebut Generally Accepted Auditing Standards GAAS yang dikeluarkan oleh The American
Institute of Certified Public Accountants AICPA kemudian diadaptasi oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia IAPI sejak tahun 1973 hingga sekarang.
PSA merupakan penjabaran lebih lanjut dari masing-masing standar yang tercantum didalam standar auditing. PSA berisi ketentuan-ketentuan dan
pedoman utama yang harus diikuti oleh Akuntan Publik dalam melaksanakan penugasan audit.
Kepatuhan terhadap PSA yang diterbitkan oleh IAPI ini bersifat wajib bagi seluruh anggota IAPI. Termasuk didalam PSA adalah Interpretasi
Pernyataan Standar Auditng IPSA, yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh IAPI terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan
oleh IAPI dalam PSA. Dengan demikian, IPSA memberikan jawaban atas pernyataan atau keraguan dalam penafsiran ketentuan-ketentuan yang
dimuat dalam PSA sehingga merupakan perluasan lebih lanjut berbagai ketentuan dalam PSA. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi seluruh
anggota IAPI, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib.
19
1 Standar Umum: Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya, dan berbeda dengan standar
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan lapangan dan pelaporan. Standar pribadi atau standar umum ini berlaku sama dalam bidang
pelaksanaan pekerjaan lapangan dan pelaporan. a Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang telah memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor istilahnya disebut technical skill.
b Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor Independensi.
c Standar umum yang terakhir yaitu professional due care sehingga dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalisnya dalam cermat dan seksama. 2 Standar Pekerjaan Lapangan: Standar pekerjaan lapangan berkaitan
dengan pelaksanaan pemeriksaan akuntan di lapangan audit field work, mulai dari perencanaan audit dan supervise, pemahaman dan evaluasi,
pengendalian intern, pengumpulan bukti-bukti melalui compliance test, substantive test, analytical review, sampai selesainya audit field work.
a Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika menggunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya dalam istilah lain
supervision and planning. b Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus
diperoleh untk merencanakan audit dan menentukan sifat, dan lingkup pengujian yang harus dilakukan internal control.
20
c Bukti audit evidence yang cukup kompeten harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai
dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
3 Standar Pelaporan: standar pelaporan yang terdiri dari empat standar merupakan pedoman bagi auditor independen dalam menyusun laporan
auditnya. a Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau according to GAAP.
b Laporan auditor harus menunjukkan dan menyatakan, jika ada ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangaan pada periode berjalan dibandingkan dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya Consistency.
c Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit Whole
Disclosure. d Laporan audit harus memuat suatu pendapat mengenai laporan
keuangan secara menyeluruh atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diterima, maka alasannya harus dinyatakan. In
Opinion.
21
B. Variabel Penelitian