57
Tabel 4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Terakhir
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent JUNIOR
55 57,3
57,3 57,3
MANAJER 4
4,2 4,2
61,5 SENIOR
33 3,4
3,4 95,8
SUPERVISOR 4
4,2 4,2
100,0 Total
96 100,0
100,0 Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas diperoleh informasi bahwa mayoritas responden sebanyak 55 orang atau sekitar 57,3 menduduki jabatan sebagai
auditor junior. Responden yang menduduki jabatan sebagai auditor senior sebanyak 33 orang atau sekitar 34,4. Sedangkan sisanya manajer dan
supervisor masing-masing sebanyak 4 orang atau 4,2.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi skeptisme,
pengalaman auditor, self-efficacy dan audit judgement akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum
Mean Std.
Deviation
TSK 96
36 50
44,89 4,611
TPA 96
30 45
39,21 4,403
TSE 96
25 40
34,41 4,085
TAJ 96
24 40
33,95 3,837
Valid N listwise
96 Sumber: Data primer yang diolah, 2015
58
Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel skeptisme jawaban minimum responden sebesar 36 dan maksimum 50, dengan rata-rata total
jawaban 44,89 dan standar deviasi 4,6111. Variabel pengalaman auditor jawaban minimum responden sebesar 30 dan maksimum sebesar 45, dengan
rata-rata total jawaban 39,21 dan standar deviasi sebesar 4,403. Pada self- efficacy minimum jawaban sebesar 25 dan maksimum sebesar 40, dengan
total rata-rata jawaban 34,41 dan standar deviasi sebesar 4,085. Sedangkan pada variabel audit judgement jawaban minimum responden sebesar 24 dan
maksimum 40, dengan jawaban rata-rata sebesar 33, 95 dan standar deviasi sebesar 3,837.
2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson
Correlation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat
dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini, Skeptisme SK,
Pengalaman Auditor PA, Self-efficacy SE, dan Audit judgement AJ, dengan 96 sampel responden.
59
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Keseluruhan
Nomor Butir Pertanyaan
Pearson Correlation
Sig 2- Tailed
Keterangan
1 0,731
0,000 Valid
2 0,776
0,000 Valid
3 0,770
0,000 Valid
4 0,778
0,000 Valid
5 0,736
0,000 Valid
6 0,792
0,000 Valid
7 0,773
0,000 Valid
8 0,791
0,000 Valid
9 0,730
0,000 Valid
10 0,716
0,000 Valid
11 0,715
0,000 Valid
12 0,777
0,000 Valid
13 0,700
0,000 Valid
14 0,753
0,000 Valid
15 0,744
0,000 Valid
16 0,763
0,000 Valid
17 0,770
0,000 Valid
18 0,711
0,000 Valid
19 0,560
0,000 Valid
20 0,751
0,000 Valid
21 0,864
0,000 Valid
22 0,835
0,000 Valid
23 0,785
0,000 Valid
24 0,751
0,000 Valid
25 0,792
0,000 Valid
26 0,772
0,000 Valid
27 0,702
0,000 Valid
28 0,658
0,000 Valid
29 0,631
0,000 Valid
30 0,783
0,000 Valid
31 0,728
0,000 Valid
32 0,702
0,000 Valid
33 0,652
0,000 Valid
34 0,599
0,000 Valid
35 0,577
0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
60
Tabel 4.9 menunjukkan hasil validitas seluruh butir pertanyaan memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05. Hal tersebut berarti bahwa seluruh butir
pertanyaan mempunyai kriteria valid. Berikut adalah rincian tabel hasil uji validitas untuk setiap variabel yang
digunakan dalam penelitian ini: 1 Uji Validitas Skeptisme SK
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Skeptisme
Nomor Butir Pertanyaan
Pearson Correlation
Sig 2- Tailed
Keterangan
1 0,731
0,000 Valid
2 0,776
0,000 Valid
3 0,770
0,000 Valid
4 0,778
0,000 Valid
5 0,736
0,000 Valid
6 0,792
0,000 Valid
7 0,773
0,000 Valid
8 0,791
0,000 Valid
9 0,730
0,000 Valid
10 0,716
0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.10 menunjukkan variabel skeptisme mempunyai kriteria valid
untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
61
2 Uji Validitas Pengalaman Auditor PA
Tabel 4.11 Hasil Uji Pengalaman Auditor
Nomor Butir Pertanyaan
Pearson Correlation
Sig 2- Tailed
Keterangan
11 0,715
0,000 Valid
12 0,777
0,000 Valid
13 0,700
0,000 Valid
14 0,753
0,000 Valid
15 0,744
0,000 Valid
16 0,763
0,000 Valid
17 0,770
0,000 Valid
18 0,711
0,000 Valid
19 0,560
0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.11 menunjukkan variabel pengalaman auditor mempunyai kriteria
valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
3 Uji Validitas Self-efficacy SE
Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas
Self-Efficacy Nomor Butir
Pertanyaan Pearson
Correlation Sig 2-
Tailed Keterangan
20 0,751
0,000 Valid
21 0,864
0,000 Valid
22 0,835
0,000 Valid
23 0,785
0,000 Valid
24 0,751
0,000 Valid
25 0,792
0,000 Valid
26 0,772
0,000 Valid
27 0,702
0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
62
Tabel 4.12 menunjukkan variabel self-efficacy mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05. 4 Uji Validitas Audit judgement AJ
Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas
Audit Judgement Nomor Butir
Pertanyaan Pearson
Correlation Sig 2-
Tailed Keterangan
28 0,658
0,000 Valid
29 0,631
0,000 Valid
30 0,783
0,000 Valid
31 0,728
0,000 Valid
32 0,702
0,000 Valid
33 0,652
0,000 Valid
34 0,599
0,000 Valid
35 0,577
0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.13 menunjukkan variabel audit judgement mempunyai kriteria
valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
b. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrument
penelitian. Suatu instrument penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada di atas 0,70. Tabel 4.14 menunjukkan hasil
uji reliabilitas untuk variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
63
Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbachs
Alpha Keterangan
Skeptisme 0,919
Reliabel Pengalaman Auditor
0,886 Reliabel
Self-efficacy 0,909
Reliabel Audit judgement
0,827 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.14 menunjukkan nilai
cronbach’s alpha atas variabel skeptisme sebesar 0,919, pengalaman auditor sebesar 0,886, self-
efficacy sebesar 0,909, dan audit judgement sebesar 0,827. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini
reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,70.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila
pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
64
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Menggunakan
Kolmogorov Smirnov Unstandardized
Predicted Value
N 96
Kolmogorov-Smirnov Z 0,877
Asymp. Sig. 2-tailed 0,425
Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.15 menunjukkan nilai sig. 2-tailed sebesar 0,425 yang berarti
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi ini telah memenuhi asumsi normalitas.
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas.
Tabel 4.16 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser
Model Sig.
Constant 0,338
SKEPTISME 0,739
PENGALAMAN AUDITOR
0,537 SELF-EFFICACY
0,126 Sumber: Data primer yang diolah, 2015
65
Berdasarkan Tabel 4.16 menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel Skeptisme X1, Pengalaman Auditor X2, dan Self-efficacy
X3 lebih besar dari 0,05 yakni sebesar 0,739, 0,537, dan 0,126. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan
regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi audit judgement berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu
skeptisme, pengalaman auditor, dan self-efficacy. c. Hasil Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF
serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.17 menunjukkan hasil uji multikolonieritas pada penelitian ini.
Tabel 4.17 Hasil Uji Multikolonieritas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Constant SKEPTISME
0,392 2,548
PENGALAMAN AUDITOR
0,408 2,45
SELF-EFFICACY 0,451
2,219 Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 4.17 di atas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan variance inflation factor VIF melebihi angka 1
untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk skeptisme 0,392, untuk pengalaman auditor 0,408, dan untuk self-
efficacy sebesar 0,451 serta VIF untuk masing-masing variabel adalah
66
skeptisme sebesar 2,548, pengalaman auditor sebesar 2,450, dan 2,219 untuk self-efficacy. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model
persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
4. Hasil Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel independen, yaitu skeptisme, pengalaman auditor, dan self-
efficacy dalam menjalankan variabel dependen yaitu audit judgement. Adapun hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat dalam Tabel 4.18
menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel Y, X
1
, X
2
, dan X
3.
Tabel 4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 0,762
a
0,58 0,566
2,527 Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Pada Tabel 4.18 di atas menunjukkan nilai adjusted R square sebesar 0,566 atau 56,6. Hal ini menandakan bahwa variasi variabel
skeptisme, pengalaman auditor, dan self-efficacy hanya bisa menjelaskan 56,6 variasi variabel audit judgement. Sedangkan sisanya, 43,4
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini. Misalnya preferensi klien, kredibilitas klien Rizkiyana,
2013, job stress, kompleksitas tugas Apsah, 2012, locus of controll Raiyani dan Saputra, 2014, dan persepsi etis Fitriani dan Daljono,
2012.
67
b. Hasil Uji F Hasil uji statistik F dapat dilihat pada Tabel 4.19, hipotesis diterima jika
nilai probabilitas signifikansi ≤ 0,05. Hipotesis ditolak jika nilai probabilitas
signifikasnsi ≥ 0,05 Ghozali, 2013: 98.
Tabel 4.19 Hasil Uji Statistik F
F Sig.
42,360 0,000
b
Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Pada Tabel 4.19 nilai F diperoleh sebesar 42,360 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Ini berarti model regresi ini layak untuk digunakan, karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima,
sehingga dapat dikatakan bahwa pengalaman skeptisme, pengalaman auditor, dan self-efficacy secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
audit judgement. c. Hasil Uji t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima, sedangkan jika nilai
probability t lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak Ghazali, 2013: 98.
68
Model Unstandardized
Coefficients B t
Sig.
Constant 5,32
2,005 0,048 SKEPTISME
0,122 1,365 0,176
PENGALAMAN AUDITOR
0,259 2,813 0,006
SELF-EFFICACY 0,377
3,987 0,000 Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Berdasarkan pada Tabel 4.20 dapat dilihat koefisien untuk persamaan regresi berganda pada penelitian ini, yang dapat disusun dalam persamaan
matematis sebagai berikut: AJ = 5,320 + 0,122SK + 0,259PA + 0,377SE
Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diinterprestasikan sebagai berikut:
a Koefisien konstanta sebesar 5,320 dengan nilai positif, ini dapat diartikan bahwa Y audit judgement akan bernilai 5,320 jika skeptisme,
pengalaman auditor, dan self-efficacy masing-masing bernilai 0. b Variabel skeptisme memiliki koefisien positif sebesar 0,122. Nilai
koefisien regresi positif menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu persen variabel skeptisme, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan
menaikkan audit judgement sebesar 0,122 12,2. Hasil uji ini juga memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,176 yang berarti menolak
hipotesis sehingga dapat dikatakan bahwa skeptisme tidak berpengaruh signifikan terhadap audit judgement karena tingkat signifikansi yang
dimiliki variabel skeptisme lebih besar dari 0,05. Temuan ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Popova 2013 yang menyatakan bahwa
keputusan audit dipengaruhi oleh dua tingkat skeptisme tinggi dan
Tabel 4.20 Hasil Uji Statistik t
69
rendah dan juga dipengaruhi oleh hipotesis sebelumnya mengenai pengalaman spesifik klien positif, negatif, netral.
c Variabel pengalaman auditor memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,259. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa setiap
kenaikan satu persen variabel pengalaman auditor, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan meningkatkan audit judgement sebesar
0,259 atau 25,9. Kemudian variabel pengalaman auditor ini juga mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,006 yang berarti menerima
hipotesis sehingga dapat dikatakan bahwa pengalaman auditor berpengaruh signifikan terhadap audit judgement karena tingkat
signifikansi yang dimiliki variabel pengalaman auditor lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Praditaningrum dan Januarti 2011 yang mengatakan bahwa pengalaman dan keahlian berpengaruh positif terhadap
judgement yang diambil oleh auditor, kesimpulan ini menunjukkan bahwa auditor yang berpengalaman dan ahli dapat mengambil audit
judgement yang relatif lebih baik dan berkualitas. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwanti dan Khairani 2013
yang menunjukkan bahwa pengalaman, kemampuan, dan pengetahuan secara simultan berpengaruh terhadap audit judgement, adanya
pengalaman, kemampuan, dan pengetahuan yang tinggi pada auditor maka auditor cenderung memiliki audit judgement yang lebih baik.
Namun hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sabrina dan Januarti 2011 yang menyatakan bahwa faktorpengalaman,
70
etika, keahlian, gender tidak berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini. Dalam penelitian ini pengalaman auditor diukur dari lamanya
auditor bekerja di kantor akuntan publik dan banyaknya penugasan yang dialaminya.
d Variabel self-efficacy memilki koefisien regresi positif sebesar 0,377. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu
persen variabel self-efficacy, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan meningkatkan kinerja auditor dalam pembuatan audit judgement
sebesar 0,377 atau 37,7. Variabel self-efficacy juga memiliki tingkat signifikansi 0,000 yang menerima hipotesis sehingga dapat dikatakan
bahwa self-efficacy berpengaruh signifikan terhadap audit judgement karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Apsah 2012 yang memberikan hasil bahwa self-efficacy berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgement. Hasil ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Iskandar dan Sanusi 2011 yang menyatakan bahwa auditor yang memiliki efikasi diri yang tinggi lebih baik dalam membuat audit
judgement dibandingkan dengan auditor yang memiliki efikasi diri yang rendah. Namun, hasil ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nadhiroh 2010 yang menunjukkan bahwa self-efficacy tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor dalam
pembuatan audit judgement.
71
BAB V PENUTUP