Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bimbingan merupakan proses layanan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan- piihan, rencana dan interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan baik. Hakikat bimbingan itu pada dasarnya merupakan suatu proses usaha pemberian bantuan atau pertolongan kepada orang lain siapa saja dalam segala usia, yang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan yang mana orang itu mengalami kesulitan atau hambatan dalam hidupnya secara psikis, sehingga dengan bantuan atau pertolongan itu orang yang diberikan bantuan terbimbing dapat mengarahkan dirinya, mampu menerima dirinya, dapat mengembangkan potensinya untuk kebahagiaan dan kemanfaatan dirinya dan lingkungan masyarakatnya. Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa hal yang prinsipal dalam bimbingan ialah pemberian bantuan atau pertolongan yang dilakukan secara terus-menerus kepada siapa saja. Karena, sesungguhnya hampir tidak ada seseorang yang secara utuh dan menyeluruh memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya dengan optimal tanpa adanya bantuan dan pertolongan dari orang lain. Untuk itu, sejak lahir hingga akhir hayatnya setiap orang di dunia ini jelas membutuhkan bimbingan dan bantuan, supaya potensi fitrah yang ada pada dirinya dapat tumbuh dan berkembang secara wajar. 1 Pada dasarnya manusia memiliki potensi baik dan buruk, sebagaimana dalam al- qur’an :     Artinya : “Maka dan Kami telah menunjukkan kepadanya manusia dua jalan mendaki baik dan buruk” al-Quran surat al-Balad : 10. Kata akhlakul karimah berasal dari bahasa arab yang berarti budi pekerti mulia atau tingkah laku mulia. Dalam al-munjid kata akhlak adalah kata jamak yang berarti “budi pekerti, perangai, tingkah laku”. Dan akhlakul karimah berarti “akhlak mulia atau tingkah laku mulia”. Di dalam al-mujam al-wasit disebutkan akhlak adalah sifat yang tertanam didalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran atau pertimbangan. 2 Pada hakikatnya akhlak merupakan suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian manusia hingga timbul berbagai perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan 1 Drs. M. lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif hidayatullah Jakarta, 2008, h.8 2 Heny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa Jakarta: UIN Jakarta Press, 2009, h.7 tanpa memerlukan pikiran. Pada dasarnya Islam mengajarkan bahwa manusia adalah mahluk yang baik. Fitrah menghasilkan penilaian yang positif dan pandangan yang optimis tentang manusia. Kesadaran moral atau perasaan berakhlak ini timbul dari hati. Sebenarnya tidaklah dapat dikatakan bahwa manusia secara otomatis akan berkembang kearah kesadaran moral. Manusia itu bisa membelok-belokkan hidupnya kemana saja. Macam-macam masalah yang dapat membelokkan dari kesadaran moralnya. Manusia itu agar menjadi manusia sebagaimana seharusnya, harus berjuang. Kesadaran moral harus dibangun dan terus dibangun, hal ini bukanlah hanya soal pengertian, ia soal praktik. Moral harus diajarkan dengan menjalankan. Anak-anak harus disadarkan tentang baik dan buruk, harus dipimpin menuju ke sana. Disamping itu harus diberi contoh kongkret tentang perbuatan baik. 3 Dalam Islam, budi pekerti merupakan refleksi iman dari seseorang sebagai contoh yang pas dan benar ialah Rasulullah SAW. Beliau memiliki akhlak yang sangat mulia, agung dan teguh. Akhlak dalam ajaran Islam sangan rinci, berwawasan multi dimensional bagi kehidupan, sistematis dan beralasan realistis. Akhlak Islam bersifat mengarahkan, membimbing, mendorong, membangun peradaban manusia dan mengobati bagi penyakit sosial dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dua simbolis tujuan inilah yang 3 Drs.Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, cet.ke- 1.1994, h.43 diidamkan manusia bukan semata berakhlak secara Islami hanya bertujuan untuk kebahagiaan dunia saja. 4 Orang yang berakhlak baik melambangkan kesehatan hati dan jiwanya. Akhlak dilihat dari spontanitas tingkah laku yang baik. Kesehatan jiwa memunculkan suasana baru yang ceria, sehingga manusia tidak saja mampu menikmati batas keindahan alam semesta tapi alam malakut. Kalau segala penyakit hati musnah dan jiwa menjadi bersih dan suci, pasti akan ditampakkan kekuasaan Allah Qudratullah, bahkan jika jiwa dengan Allah tidak ada jarak lagi pasti Allah SWT dapat disaksikan al-Ghazali, 2005:09. 5 Membina akhlak remaja merupakan kewajiban semua pihak, bermula dari ibu bapak, pendidik, masyarakat, pemimpin dan yang lebih penting adalah diri itu sendiri, oleh karena itu adanya bimbingan rohani begitu membantu dalam membentuk akhlakul karimah pada diri mereka. Tidak semua anak mendapatkan keberuntungan berada di tengah- tengah keluarga harmonis serta memiliki kecukupan baik dari segi moril maupun materil, namun banyak juga anak-anak yang kurang beruntung sehingga ia harus belajar bagaimana caranya untuk hidup dan berusaha menghidupkan dirinya sendiri. Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur dapat membantu anak putus sekolah dalam memberikan pendidikan umum 4 H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf Bandung: Pustaka Setia, cet.ke-1 1997 h. 153. 5 Sudirman Tebba, Nikmatnya Shalat Jakarta: Pustaka irVan, 2008, h. 11. maupun keterampilan. Di samping itu mereka yang sudah berada dalam Panti dididik sebaik mungkin oleh pembimbing serta pihak-pihak yang bersangkutan sehingga mereka dapat menjadi anak yang mandiri dan berakhlak. Untuk itulah maka dalam penyusunan Skripsi ini penulis mengambil judul “PERANAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM MEMBINA AKHLAKUL KARIMAH DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA BAMBU APUS JAKARTA TIMUR”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah