Tingkat Pengetahuan tentang Bantuan Hidup Dasar Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Bantuan Hidup Dasar Berdasarkan

responden memiliki pengetahuan yang baik tentang teori call for help dan tidak ada responden yang masuk dalam kategori pengetahuan cukup.

4. Tingkat Pengetahuan tentang Teori Teknik Kompresi CPR Only

Tabel 5.12 Tingkat Pengetahuan tentang Teori Teknik Kompresi CPR Only Kategori Frekuensi Pesentase Baik 104 42,3 Cukup 50 20,3 Kurang 92 37,4 Total 246 100,0 Tabel 5.12 menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat tentang teknik kompresi. Didapatkan hasil bahwa masyarakat memiliki pengetahuan baik sebanyak 104 orang 42,3, cukup sebanyak 50 orang 20,3 dan kurang sebanyak 92 orang 37,4. Berdasarkan hal tersebut didapatkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang teori tekni kompresi CPR Only.

5. Tingkat Pengetahuan tentang Teori Saat untuk Menghentikan RJP

Tabel 5.13 Tingkat Pengetahuan tentang Teori Saat untuk Menghentikan RJP Kategori Frekuensi Pesentase Baik 92 37,4 Cukup 67 27,2 Kurang 87 35,4 Total 246 100 Tabel 5.13 menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat tentang saat yang tepat untuk menghentikan RJP. Didapatkan hasil bahwa masyarakat memiliki pengetahuan baik sebanyak 92 orang 37,4, cukup sebanyak 67 orang 27,2, dan kurang sebanyak 87 orang 35,4. Berdasarkan hal tersebut sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang teori “saat untuk menghentikan RJP”. 58

BAB VI PEMBAHASAN

Pembahasan pada penelitian ini difokuskan tentang karakteristik responden, pengetahuan masyarakat tentang bantuan hidup dasar BHD di Kota Administrasi Jakarta Selatan, dan sumber informasi yang digunakan responden. Pada akhir pembahasan peneliti menyertakan keterbatasan penelitian.

A. Gambaran Karakteristik Masyarakat di Kota Administrasi Jakarta Selatan

1. Usia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden masuk dalam kategori dewasa awal yakni sebesar 75.6 sedangkan dewasa tengah sebanyak 24,4. Hal ini menggambarkan bahwa terdapat perbedaan proporsi antara dewasa awal dan dewasa tengah. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan Santrock 1999 dalam Dariyo 2004 orang dewasa muda termasuk masa transisi, diantaranya transisi secara intelektual maupun peran sosial. Menurut anggapan Piaget dalam Crain, 1992;Miler,1993;Santrock, 1999; Paplia Olds Feldman, 1998, kapasitas kognitif dewasa muda tergolong masa operasional formal bahkan kadang-kadang mencapai masa post-operasi formal Turner Helms,1995. Taraf ini menyebabkan, dewasa muda mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berfikir abstrak, logis, dan rasional. Sedangkan berdasarkan peran sosial, sebagai anggota masyarakat, mereka pun terlibat dalam aktivitas-aktivitas sosial. Dariyo, 2004.