Berdasarkan uraian tersebut terdapat beberapa hal yang mendasari mayoritas responden adalah dewasa awal atau dewasa muda. Dilihat dari
aspek intelektual dewasa awal memiliki kapasitas intelektual yang baik sehingga dewasa awal cenderung aktif untuk menambah pengetahuan yang
mereka miliki dan dari aspek peran sosial dewasa muda aktif bersosialiasi sehingga ketika peneliti meminta bantuan untuk penelitian ini, maka orang
dewasa awal lebih antusias.
2. Jenis Kelamin
Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin responden laki-laki sebanyak 107 orang 43,5 sedangkan perempuan sebanyak 139 orang
56,5. Jika dibandingkan antara proporsi responden laki-laki dan perempuan dengan proporsi penduduk Kota Administrasi Jakarta Selatan usia
18 sampai lebih dari 66 tahun, jumlah responden laki-laki sudah memenuhi 85,6 kuota sedangkan jumlah responden 100 kuota.
Berdasarkan ringkasan pencapaian status MDGs di Indonesia pada tujuan tiga yakni mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan. Upaya
untuk mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan telah mencapai sasaran MDGs tahun 2015 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,
2011. Proporsi perempuan yang lebih banyak pada penelitian ini
menunjukkan bahwa kesempatan perempuan dalam kesetaraan gender dan pemberdayaan di Indonesia sudah teraktualisasi.
3. Tingkat Pendidikan
Hasil penelitian pada responden dimana tingkat pendidikan responden sebanyak 1 orang 0,4 orang tidak sekolah, lulusan sekolah dasar atau
sederajat sebanyak 27 orang 11, lulusan sekolah menengah pertama atau sederajat sebanyak 39 orang 15,9, lulusan sekolah menengah atas atau
sederajat sebanyak 136 orang 55,3, dan lulusan perguruan tinggi sebanyak 43 orang 17,5.
Tingkat pendidikan
rata-rata penduduk
DKI Jakarta
telah menunjukkan kemajuan yang berarti. Hal ini diperlihatkan oleh angka
partisipasi kasar sekolah dasar SD yang pada tahun 1992 mencapai 104,2 , dibadingkan tahun 1972 yang baru mencapai 68,9 . Tingkat partisipasi
pendidikan ini didukung oleh ketersediaan sekolah dasar yang makin meningkat. Indikator lain pada tingkat kabupatenkota menunjukkan bahwa
tingkat buta huruf terendah terdapat di Kota Jakarta Selatan yakni sebesar 2,3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2011.
Berdasarkan uraian tersebut menggambarkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat Jakarta Selatan telah mengalami kemajuan, tercermin
bahwa mayoritas telah menyelesaikan pendidikan tingkat sekolah menengah atas SMA atau pendidikan dasar dua belas tahun.
4. Sumber Informasi yang Digunakan
Sumber infomasi yang memiliki peran besar terhadap pengetahuan responden adalah media elektronik yakni sebesar 120 orang 48,8, disusul