pengetahuan baik sebanyak 92 orang 37,4, cukup sebanyak 67 orang 27,2, dan kurang sebanyak 87 orang 35,4, artinya masyarakat
mengetahui saat kapan saja bantuan hidup dasar dapat dihentikan. Menurut American Red Cross 2011 lakukan CPR secara terus
menerus, jangan berhenti melakukan CPR kecuali terdapat salah satu dari beberapa situasi diantaranya menemukan tanda-tanda kehidupan misalnya
bernapas, terdapat AED yang siap digunakan, ada penyelamat terlatih atau tim EMS telah tiba, penolong kelelahan, dan situasi yang tidak aman untuk
dilakukan CPR. Ada beberapa alasan kuat bagi penolong untuk menghentikan RJP
antara lain penolong sudah melakukan bantuan secara optimal mengalami
kelelahan atau jika petugas medis sudah tiba di tempat kejadian,penderita yang tidak berespon setelah dilakukan bantuan hidup jantung lanjutan
minimal 20 menit serta adanya tanda-tanda kematian pasti.
E. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain: 1.
Masyarakat yang dijadikan responden dalam penelitian ini belum diproporsikan per wilayah kecamatan yang ada di Kota Administrasi
Jakarta Selatan, hanya terbatas di beberapa kecamatan saja. 2.
Ketika melakukan observasi pada responden yang sedang mengisi kuesioner, ada diantara responden yang bekerja sama menyelesaikan
pertanyaan pada kuesioner sehingga pengetahuan pribadi responden belum terkaji dengan baik.
72
BAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut: 1.
Gambaran karakteristik masyarakat di Kota Administrasi Jakarta Selatan yang menjadi responden dalam penelitian ini,
yaitu: mayoritas masyarakat masuk dalam kategori dewasa awal 18-40 tahun 75,6, proporsi jenis kelmain perempuan
lebih banyak 56,5 dibandingkan laki-laki dan masyarakat mayoritas memiliki pendidikan terakhir SMAsederajat
55,3. 2.
Sumber informasi yang paling banyak digunakan masyarakat Jakarta Selatan yang menjadi responden untuk memperoleh
infomasi tentang bantuan hidup dasar BHD adalah media elektronik yakni sebesar 60. Hal ini dapat dijadikan dasar
dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan kepada masyarakat dimana memanfaatkan media elektronik untuk menyampaikan
informasi kesehatan. 3.
Secara umum tingkat pengetahuan masyarakat Jakarta Selatan tentang bantuan hidup dasar baik 52,8. Tingkat
pengetahuan responden tersebut diharapakan dapat diimbangi dengan keterampilan dalam melakukan bantuan hidup dasar