bidang-bidang tertentu berdasarkan keputusan Menteri Keuangan tidak termasuk objek pajak.
10
2. Jenis Dana Pensiun
a. Berdasarkan Pilihan Pegawai 1 Pensiun Normal
Pensiun normal yaitu pensiun yang diberikan untuk pegawai usianya telah mencapai usia pensiun seperti yang ditetapkan oleh
perusahaan.Usia pensiun normal tersebut biasanya ditentukan dalam suatu peraturan dana pensiun dimana pegawai berhak
untuk pensiun penuh. Di Indonesia rata-rata usia pensiun adalah 55 tahun atau 65 tahun untuk profesi tertentu.
2 Pensiun Dipercepat Jenis pensiun ini diberikan untuk kondisi tertentu. Pensiun ini
biasanya pegawai untuk pensiun lebih awal sebelum mencapai usia pensiun normalnya. Kadang-kadang, karena satu dan alasan
lain, pegawai mengajukan permohonan kepada pemberi kerja perusahaan agar masa pensiunnya dipercepat, atau bahkan
pensiun dapat terjadi karena adanya pengurangan karyawan di perusaan tersebut.
Ketentuan pensiun dipercepat ini biasanya telah diatur dalam peraturan dana pensiun bahwa pegawai
dimungkinkan untuk pensiun lebih awal daripada usia pensiun
10
Ibid, h. 310
normal dengan persyaratan khusus setelah usia tertentu misalnya 50 tahun dan disamping itu harus telah memenuhi masa kerja
minimal 10, 15, atau 20 tahun, pensiun dipercepat memerlukan persetujuan dari pemberi kerja. Beberapa peraturan dana pensiun
mengatur bahwa pensiun dipercepat hanya dapat dilakukan apabila pegawai telah mencapai usia misalnya 10 tahun sebelum
usia pensiun normal atau karena pegawai mengalami cacat tetap.
11
3 Pensiun Ditunda Menurut pasal 1 ayat 13 UU No. 11 Tahun 1992 tentang Dana
Pensiun menjelaskan bahwa penegrtian pensiun ditunda ialah hak atas manfaat pensiun bagi peserta yang berhenti kerja sebelum
mencapai usia pension normalyang ditunda pembayarannya sampai pada saat peserta pensiun sesuai dengan peraturan dana pensiun
12
, maksudnya adalah bahwa pensiun ini diberikan kepada pegawai
yang meminta pensiun sendiri, namun usia pensiun belum memenuhi untuk pensiun. Dalam hal tersebut pegawai yang
mengajukan tetap keluar dan pensiunnya baru dibayar pada saat usia pensiun tercapai.
Namun beberapa peraturan program pensiun memperkenankan pegawainya untuk terus bekerja meskipun telah mencapai usia
pensiun normal ntuk memperoleh tambahan penghasilan disamping untuk memperbesar penghasilan dasar pensiunnya.
11
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta : Lembaga Penertbit FE UI, Edisi Keempat hal.468
12
UU No. 11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun
4 Pensiun Cacat Pensiun cacat itu diberikan bukan karena usia peserta akan tetapi
lebih disebabkan
peserta mengalami
kecelakaan yang
mengakibatkan cacat tetap sehingga dianggap tidakmampu melaksankan pekerjaannya. Pembayaran pensiun biasanya
dihitung berdasarkan formula manfaat pensiun normal dimana masa kerja diakui seolah-olah sampai usia pensiun normal.
b. Berdasarkan Jumlah dan Saat Pembayaran Iuran 1 Program Pensiun Manfaat Pasti PPMP
Program pensiun manfaat pasti atau sering disebut difined benefit plan ialah suatu program yang memberikan formula atas manfaat
yang akan diterima pegawai pada saat mencapai usiapensiun. Pada program ini besarnya manfaat pensiun yang akan diterima oleh
peserta pada saat pensiun ditentukan terlebih dahulu berdasarkan suatu rumusan manfaat pensiun yang biasanya mempunyai
variable masa kerja danpenghasilan dana pensiun, kemudian aktuaris yang akan menentukan kontribusi perusahaan lebih besar
dari kontribusi pegawai, sehingga resiko investasi pada hakekatnya ditanggung oleh perusahaan.
Program ini memungkinkan adanya kenaikan manfaat pensiun jika masa kerja pegawai bertambah. Total kompensasi bagi seorang
pegawai untuk suatu periode terdiri dari gaji periode berjalan ditambah
hak untuk menerima suatu jumlah tertentu dari tunjangan mendatang.
Kelebihan program pensiun manfaat pasti. a Lebih menekankan pada hasil akhir.
b Manfaat pensiun ditentukan terlenih dahulu mengingat manfaat dikaitkan dengan gaji pegawai.
c Program pensiun manfaat pasti dapat mengakomodasi masa kerja yang telah dilalui pegawai apabila program pensiun dibentuk
setelah perusahaan berjalan. d Pegawai lebih dapat menentukan besarnya manfaat yang akan
diterima pada saat mencapai usia pensiun. e Kelemahan program pensiun manfaat pasti.
f Perusahaan menanggung resiko atas kekurangan dana apabila hasil investasi tidak mencukupi.
g Relatif lebih sulit untuk diadministrasikan. 2 program Pensiun Iuran Pasti PPIP
Program pensiun iuran pasti atau benefit contribution plan adalah program pensiun yang menetapkan besarnya iuran pegawai dan
perusahaan pemberi kerja. Sedangkan benefit yang akan diterima pegawai dihitung berdasarkan akumulasi iuran ditambah dengan
hasil pemngembangan atau investasinya.
Kelebihan program pensiun iuran pasti: a Pendanaan biayaiuran dari perusahaan lebih dapat
diperhitungkan atau diperkirakan. b Pegawai dapat memperhitungkan besarnya iuran yang akan
dilakukan setiap tahunnya. c Lebih mudah untuk diadministrasikan.
Kelemahan program pensiun iuran pasti a Penghasilan pada saat mencapai usia pensiun lebih sulit untuk
diperkirakan. b Pegawai menganggung resiko atas ketidakberhasilan investasi.
c Tidak dapat mengakomodasikan masa kerja yang telah dilalui pegawai.
13
c. Berdasarkan UU No. 11 Tentang Dana Pensiun Menurut UU No. 11 tahun 1992 Tentang Dana Pensiun, dana pensiun
dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis, yaitu: 1. Dana Pensiun Pemberi Kerja DPPK
Dana pensiun pemberi kerja yaitu dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yeng memperkerjakan pegawai, selaku pendiri untuk
menyelenggarakan program pensiun, bagi kepentingan sebagian atau seluruh pegawainya sebagai peserta dan yang menimbulkan kewajiban
terhadap pemberi kerja. Dana pensiun pemberi kerja dapat
13
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta : Lembaga Penertbit FE UI, Edisi Keempat hal.472-476
menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti definet benefit program maupun program iuran pasti defined contribution program .
2. Dana Pensiun Lembga Keuangan DPLK Dana pensiun lembaga keuangan adalah dana pensiun yang diebntuk
olehbak atau perusahaan asuransi untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi perorangan, baik pegawai maupun pekerja
mandiri, yang terpisah dari dana pensiun pemberi kerja baik pegawai bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.
14
Pada umumnya perusahaan-perusahaan besar dengan jumlah pegawai yang relative besar cenderung untuk menyelenggarakan dan pensiun sendiri
dalam bentuk Dana Pensiun pemberi Kerja DPPK. Hal ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan tersebut pada umumnya sudah emiliki
kemampuan dalam pengelolaannya. Sedangkan bagi perusahaan dengan jumlah yang relative sedikit, umumnya akan mempercayakan kepada dana
pensiun lembaga keuangan,cara ini biasanya dipergunakan dengan alasan pertimbangan efiensi biaya.
1. Tujuan dan Fungsi DPLK a Bagi Perusahaan
1. meningkatkan Efisiensi. 2. Penyelenggaraan administrasi.
3. Tidak perlu memiliki tenaga khusus untuk melakukan investasi
14
Setiadi, Dana Pensiun Sebagai Lembaga Badan Hukum, Jakarta : PT. Citra Aditya Bakti, 1995 Cet Ke I, hal. 18-19
4. Iuran bagian perusahaan sebagai biaya, sehingga mengurangipajak.
5. Loyalitas Karyawan yang dapat meningkatkan produktivitas kerja.
6. mengurangi turn over karyawan potensial. 7. Citra perusahaan meningkat.
b Bagi Peserta 1. Memiliki kepastian akan adanya jaminan hari tua dan
keluarga. 2. Ketenangan dalam bekerja.
3. Menambah pendapatan tidak kena pajak PTKP. 4. Pengelolaan yang aman karena ditangani oleh tenaga
professional dengan hasil yang optimal. c Bagi penyelenggara dana pensiun
1. Mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan. 2. Turut membantu dan mendukung program pemerintah.
3. Sebagai bakti sosial terhadap para peserta. Maka, DPLK adalah sebagai salah satu dari program pensiun
sangat menarik, lentur, serta transparan dengan segmentasi yang luas sehingga mudah untuk dinikmati dan dilaksanakan para pesertanya dengan
jangkauan yang lebih menyeluruh ke semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pekerja swasta maupun pekerja mandiri saja, pegawai negeri sipil
PNS dan ABRI punbisa menjadi peserta DPLK, yang nantinya akan merupakan pensiun ganda disamping PNS maupun ABRInya.
15
d. Berdasarkan akumulasi dana. 1 Program Rencana Pensiun Yang Didanai Funded pension Plans
Program Program ini perusahaan diharuskan untuk menyisikan dana tertentu untuk
keperluan jaminan pensiun dimasa yang akan datang dengan membayar kepada suatu lembaga keuangan yang berdiri sendiri Independen atau
yang terpisah dari perusahaan, seperti bank atau perusahaan asuransi. Badan tersebut akan mengelola dana yang terkumpul melalui berbagai
investasi danmelakukanpembayaran penisunkepada karyawan yang telah berhak menerimanya.
2 Program Rencana Pensiun Yang Tidak Didanai Unfunded Pension Plans Program
Pada program ini perusahaan melakukan sendiri pembayaran pensiun kepada karyawan, baik dengan penumpukan dana maupun tidak dengan
penumpukan dana. Pada program ini dana seluruhnya dikelola oleh perusahaan sendiri dan buakn oleh lembaga pengelola.
16
15
Ibid., h. 9-10
16
Amin Widjaya Tunggal, Dasar-Dasar Akuntansi Dana Pensiun, Jakarta : Reneka Cipta, 1995 , Cet Ke 1, hal. 13-14
e. Sistem Pembayaran Manfaat Pensiun Pada saat akan menerima pensiun, biasanya perusahaan menawarkan 2
dua macam sistem pembayaran kepada karyawannya. Pembayaran ini ditujukan sesuai dengan kepentingan perusahaan dan karyawan itu sendiri,
dengan kata lain setiap sistem pembayaran mengandung suatu maksud tertentu yang saling menguntungkan.
Meurut keputusan Menteri Keuangan No 343KMK.0.171998, tanggal 13 juli 1998. Pembayaran pensiun dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1 Pembayaran secara sekaligus lump sum 2 Pembayaran secara bulanan atau berkala anuili
Sulit untuk menentukan cara mana yang lebih baik dari kedua cara pembayaran manfaat tersebut karena hal ini tergantung dari keinginan
penerima manfaat pensiun. Seseorang lebih cenderung memilih pembayaran manfaat pensiun
dengan cara sekaligus, karena selain nilai uang yang diterima sekarang tentunya lebih tinggi daripada waktu yang akan datang,juga manfaat yang
diterima secara lump sum dapat dipakai untuk melakukan suatu usaha yang memberikan hasil secara kontinu. Namun tidak semua orang dapat berbuat
demikian, bahkan dalam banyak hal, pembayaran secara sekaligus oleh yang bersangkutan kemungkinan akan habis terpakai untuk dikonsumsi,
maka dimasa yang akan datang akan mengalami kesulitan keuangan. Karena
pertimbangan-pertimbangan diatas,
maka banyak
perusahaan baik swasta maupun pemerintah memberikan manfaat pensiun
kepada pegawai yang telah mencapai usia pensiun dengan jalan menggunkan sistem pembayaran dengan secara berkala bulanan,
kebijakan semacam ini juga diberlakukan di Indonesia dengan UU No. 11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun.
Adapun fungsi program dana pensiun bagi para peserta antara lain: 1.
Asuransi, yaitu peserta yang meninggal dunia atau cacat sebelum mencapai usia pensiun dapat diberikan uang
pertanggungan atas beban bersama. 2.
Tabungan, yaitu himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja merupakan tabungan untuk dan atas nama pesertanya
sendiri. Iuran yang dibayarkan oleh karyawan dapat dilihat setiap bulan sebagai tabungan bagi para pesertanya.
3. Pensiun, yaitu seluruh himpunan iuran peserta dan iuran
pemberi kerja serta hasil pengelolaannya akan dibayarkan dalam bentuk manfaat pensiun sejak bulan pertama sejak
mencapai usia pensiun selama seumur hidup peserta, dan jandaduda peserta.
17
f. Manajemen Kekayaan Dana Pensiun Pendanaan suatu program pensiun apakah dalam rangka memenuhi
ketentuan dan untuk tujuan pengelolaan manajemen keuangan akan menyebabkan terjadinya akumulasi kekayaan yang nantinya digunakan untuk
17
Y. Sri Susilo dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta: Salemba Empat, 2000, h. 217-218
membayar manfaat pensiun dan biaya administrasi. Penggunaan secara produktif atas kekayaan dana pensiun akan mengurangi biaya-biaya langsung
suatu program pensiun manfaat pasti dan meningkatkan manfaat pensiun yang dapat dibayarkan bagi pensiun iuran pasti.
Dana pensiun biasanya mengembangkan suatu kebijakan investasi secara tertulis dalam pengelolaan kekayaannya.Namun tidak semua program
pensiun memiliki kebijakan investasi formal, kalaupun ada biasanya relatif sederhana dan banyak didelegasikan kepada perusahaan investasi atau
perusahaan asuransi. Pada prinsipnya dana pensiun dapat melakukan investasi dalam
berbagai bentuk. Portofolio investasi dana pensiun umumnya didominasi dalam bentuk saham, obligasi jangka menengah-panjang, instrument pasar
uang, kontrak anuitas grup dan jenis investasi lainnya. Porsi yang relative lebih kecil diinvestasikan dalam real estate, surat-surat berharga asing, dan
instrument investasi baru yang dapat menawarkan prospek yang lebih tinggi dibandingkan dengan keuntungan rata-rata.Dana pensiun di Indonesia masih
belum diperkenankan melakukan investasi dalam surat-surat berharga yang diterbitkan pihak luar negeri.
Investasi dana pensiun secara umum diarahkan pada deposito berjangka di bank, deposito pada bank, sertifikat deposito pada bank, obligasi
yang tercatat di bursa efek, tanah, bangunan, tanah dan bangunan, reksadana, Sertifikat Bank Indonesia, surat berharga yang diterbitkan pemerintah, saham,
surat pengakuan utang badan hukum RI, penyertaan atau penempatan langsung pada badan hukum RI.
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor, 199PMK.0102008 tentang Investasi Dana Pensiun dapat melakukan investasi dananya pada:
a. Surat berharga Negara b.
Tabungan pada Bank c.
Deposito berjangka pada bank d.
Deposito on call pada bank e.
Sertifikat deposito pada bank f.
Sertifikat Bank Indonesia g.
Saham yang tercatat di bursa efek di Indonesia h.
Obligasi yang tercatat di bursa efek di Indonesia i.
Sukuk yang tercatat di bursa efek di Indonesia j.
Unit penyertaan reksadana, dari : 1. Reksadana pasar uang, reksadana pendapatan
tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham.
2. Reksadana terproteksi, reksadana dengan penjaminan dengan reksadana indeks.
3. Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif penyertaan terbatas. 4. Reksadana yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek.
k. Efek beragun asset dari kontrak investasi kolektif efek beragun asset l. Unit penyertaan dana investasi real estate berbentuk kontrak investasi
kolektif
m. Kontrak opsi paham yang tercatat di bursa efek di Indonesia n. Penempatan langsung pada saham
o. Tanah di Indonesia danatau p. Bangunan di Indonesia
Bagi dana pensiun yang beroperasi secara syariah, maka kebijakan investasi harus memenuhi prinsip-prinsip syariah. Investasi hanya boleh
dilakukan pada instrumen-instrumen yang dibenarkan menurut Fatwa DSN- MUI.Dana pensiun syariah harus mengelola dan menginvestasikan dananya
pada portofolio instrument syariah.Hampir seluruh investasi yang ditentukan oleh Peraturan Menteri Keuangan di atas sudah tersedia dalam bentuk syariah.
Kebijakan investasi dana pensiun syariah di samping terpenuhinya prinsip syariah juga minimal mencakup komponen:
a. Tingkat keuntungan rate of return, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan memaksimalkan keuntungan dengan
memperhatikan keamanan dana dan kebutuhan likuiditas. Beberapa strategi dapat dilakukan baik dengan tidak menyebutkan suatu jumlah
tertentu, menyebutkan besaran jumlah pengembangan yang diinginkan atau menyatakan tingkat bunga nominal keuntungan.
b. Resiko yang diterima, yaitu penentuan jumlah resiko yang mungkin dihadapi dalam kegiatan investasi.
c. Kebutuhan likuiditas, dana pensiun membutuhkan likuiditas lebih kecil, apabila ada kebutuhan likuiditas khusus, maka perlu ditetapkan dalam
pedoman kebijakan investasi. d. Diversifikasi yang merupakan metode untuk mencapai tingkat keuntungan
yang diinginkan, menjaga berkurangnya dana dari resiko investasi dan memenuhi kebutuhan likuiditas. Diversifikasi portofolio dapat dilakukan
dengan menggunakan jenis kekayaan, sektor dan kualitas perangkat asset yang akan dijadikan sebagai instrumen investasi.
3. Dasar Hukum Dana Pensiun