tersebut harus berkesan dilukiskan secara benar-benar hidup, sehingga dinamakan Ragidup dan diartikan sebagai lambang kehidupan. Setiap rumah tangga atau mau
berumah tangga akan punya dan diberi Ulos Ragidup karena lambang kehidupan dan juga lambang doa restu untuk kebahagian dalam kehidupan terutama dalam
mendapatkan keturunan.
3. Ragi Hotang
Ulos inilah yang umumnya lebih banyak diuloshondipakaikandigunakan dalam pesta adat saat ini. Sangat anggun saat ulos
ini diuloshondipakaikandisandangkan, terlebih kalau jenisnya dari motif yang
paling bagus. “Potir Si Nagok” menjadi Julukan Ulos Ragihotang yang paling terbaik dan terindah. Ulos ini termasuk berkelas tinggi dan mahal. Cara
pembuatannya tidak serumit pembuatan ulos lainnya seperti Ulos Ragidup. Ada beberapa umpasa atau perumpamaan yang biasa digunakan ketika
manguloshon ulos Ragihotang, yakni : “Hotang do ragian, hadang-hadangan pansalongan, Sihahaan
gabe sianggian, molohurang sinaloan.” “Hotang binebebe, hotang pinulospulos unang iba mandele, ai
godang do tudos-tudos”
“Tumburni pangkat, tu tumbur ni hotang, tu si hamu mangalangka, sai di si mahamu dapotan.”
“Hotang hotari, hotang pulogos, gogo ma hamu mansari, asa dao napogos.”
“Hotang do bahen hirang, laho mandurung porapora, sai dao ma nian hamu nasirang, alai lam balga ma holong ni roha.”
“Hotang diparapara, ijuk di parlabian, sai dao ma na sa mara, jala sai ro ma parsaulian.”
Ulos ini sering dijadikan menjadi baju, digunakan juga untuk mengkafani jenazah yang meninggal dan juga membungkus tulang belulang dalam acara
penguburan ke dua kalinya mangungkal holi. Ulos ini biasanya diberikan kepada sepasang pengantin yang disebut
sebagai Ulos Marjabu berumah tangga. Ragi hotang juga merupakan ulos yang penting dan mempunyai derajat yang tinggi, tapi pembuatanya tidak serumit
Ragidup. Ulos ini punya arti keistimewaan dan berhubungan dengan pekerjaan dan juga digunakan dalam upacara kematian sebagai pembungkus atau menutupi
jenazah, karena mengartikan bahwa pekerjannya didunia telah selesai dan telah tamat.
Gambar 4 Ulos Ragihotang
Sumber : Penulis.
Motif Ulos Ragihotang seperti yang terlihat digambar didominasi oleh motif garis lurus dibagian tengah dan seluruh badan ulos atau Tor. Untuk
pembuatan ulos Ragihotang ini sendiri tidak memerlukan penyesuaian waktu di kalender batak atau Hatiha seperti ulos Ragidup. Motif di sisi kanan kiri ulos atau
Ambi juga terlihat simple. Namun, dibalik motif yang tidak terlalu rumit tersebut membuat ulos ini tampak indah dan anggun apalagi dengan warna merah maron
yang gelap dihiasi warna putih membuat ulos ini tampak pas dipakai oleh siapapun.
Merdi Sihombing seorang desainer ulos mengatakan bahwa : “Ulos Ragi Hotang motifnya diambil dari akar rotan hotang,
juluran akar rotan yang panjang dan tinggi selalu kembali
kebawah, ini bermakna perjalanan kehidupan akan kembali pada titik awalnya dan juga menyimbolkan kekuatan rotan dalam
mempererat hubungan kekeluargaan melalui perkawinan, dimana sepasang pengantin diharapkan akan menjalani kehidupan dengan
erat antara pengantin pria dan wanita.”
Sebentuk kain tenunan ulos tidak hanya dinilai sebagai sebentuk pakaian melainkan juga turut menyimpan kearifan lokal masyarakat Batak Toba terhadap
alam yang dimanifestasikan dalam bentuk kehidupan sehari-hari, lebih lanjut Merdi Sihombing mengatakan :
“. . . kain ulos tidak sekedar kain, pakaian. Ulos adalah kain yang bercerita mengenai kebudayaan Batak Toba dan estetika, yang
seluruhnya berasal dari alam sekitar.”
4. Ulos Sadum