Teknik Wawancara Informan PENDAHULUAN

mengamati cara pembuatan, siapa pelakunya, pola apa yang dilakukan pada setiap ulos, waktu, peristiwa serta aktivitas yang dilakukan oleh para penenun ulos. Penulis melakukan observasi secara langsung dengan mendatangi rumah penduduk yang ada di Desa Parbubu II. Sebagian besar perempuan yang tinggal di desa ini melakukan kegiatan bertenun. Alasan yang paling mendasar adalah untuk menambah kebutuhan rumah tangga. Karena apabila hanya mengandalkan hasil panen padi saja maka tidak akan mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Penulis juga melihat secara langsung bagaimana proses pembuatan benang yang dipintal. Sebelum dipintal maka benang terlebih dahulu dikanji. Observasi dalam bentuk partisipasi dan juga non partisipasi. Dalam penelitian yang akan dilakukan mencakup pada dua bentuk observasi, yaitu proses observasi kepada para penenun ulos yang masih menggunkan alat tenun dan proses obsevasi bagaimana ulos masih dikembangkan bukan hanya untuk acara resmi tetapi juga dapat digunakan pada segala tempat. Observasi yang peneliti lakukan adalah sebentuk pengamatan terhadap kegiatan partonun atau individu yang bertenun di daerah Desa Parbubu II dan juga melakukan observasi terhadap individu yang memiliki keterkaitan terhadap ulos, dalam hal ini peneliti melakukan proses observasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh Merdi Sihombing sebagai desainer kain tenun ulos terhadap kain ulos pada saat sekarang ini.

b. Teknik Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dua orang yaitu pewawancara interviewer yang memberikan pernyataan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan informasi atau jawaban atas pernyataan tersebut Moleong, 1991 : 135. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, yaitu peneliti dan informan berinteraksi satu sama lain dalam waktu yang relatif lama sehingga peneliti dapat membangun rapport 4 Informan dipilih secara purposive dan key informant informan kunci. Key person ini digunakan apabila peneliti sudah memahami informasi awal tentang dengan informan. Untuk menjaga agar wawancara tetap fokus dan sesuai dengan pertanyaan yang dituju maka peneliti menggunakan interview guide. Selain menggunakan interview guide, dalam proses wawancara peneliti juga menggunakan alat bantu seperti recorder untuk merekam proses wawancara dengan informan. Dan juga menggunakan camera sebagai alat untuk dokumentasi pada saat proses menenun berlangsung. Wawancara penelitian dan observasi dilakukan terhadap individu yang berkaitan dengan kain tenun ulos Batak Toba, diantaranya adalah : partonun, desainer ulos dalam hal ini Merdi Sihombing, masyarakat pengguna ulos dan juga tokoh adat.

c. Informan

4 Rapport adalah proses menjalin hubungan yang baik antara peneliti dengan masyarakat yang akan diteliti tidak ada lagi dinding pemisah diantara keduanya. objek penelitian maupun informan penelitian. Sehingga membutuhkan key person untuk melakukan wawancara mendalam. Setelah menentukan informan kunci peneliti akan melakukan wawancara mendalam terkait tema yang akan diteliti. Informan kunci dalam penelitian ini adalah Merdi Sihombing, hal ini berkaitan dengan usaha yang dilakukannya terhadap ulos sebagai desainer kain tenun dan juga pengetahuan mengenai ulos yang dimilikinya, selain itu peneliti juga melakukan wawancara terhadap partonun untuk menguatkan data mengenai penggunaan fungsi dan modifikasi ulos pada tingkat individu yang menenun kain tenun ulos, salah satunya peneliti mewawancarai Mama Loise Situmorang yang merupakan seorang penenun Ulos, dan beberapa individu partonun yang terdapat di kilang penenunan ulos Desa Parbubu II sebayak sepuluh 10 orang. Penulis bertemu dengan para wanita partonun yang ada di Desa Parbubu II Mama Loise SItumorang, Op. E. Sinaga, L Boru Hutabarat, Ibu L. Hutauruk, Ida Hutabarat, Hotnida Simorangkir, Ibu M. Simatupang, Merdi Sihombing.

1.6 Pengalaman Penelitian