kebawah, ini bermakna perjalanan kehidupan akan kembali pada titik awalnya dan juga menyimbolkan kekuatan rotan dalam
mempererat hubungan kekeluargaan melalui perkawinan, dimana sepasang pengantin diharapkan akan menjalani kehidupan dengan
erat antara pengantin pria dan wanita.”
Sebentuk kain tenunan ulos tidak hanya dinilai sebagai sebentuk pakaian melainkan juga turut menyimpan kearifan lokal masyarakat Batak Toba terhadap
alam yang dimanifestasikan dalam bentuk kehidupan sehari-hari, lebih lanjut Merdi Sihombing mengatakan :
“. . . kain ulos tidak sekedar kain, pakaian. Ulos adalah kain yang bercerita mengenai kebudayaan Batak Toba dan estetika, yang
seluruhnya berasal dari alam sekitar.”
4. Ulos Sadum
Ulos ini penuh dengan warna warni yang ceria hingga sangat cocok dipakai untuk suasana suka cita. Di Tapanuli Selatan
11
Disebut juga Sadum atau Sadum Angkola, ulos ini mungkin yang memiliki corak yang bagus dan indah warnanya di antara semua ulos, sehingga ulos ini
memiliki harga jual yang mahal. Lebar ulos ini juga terbilang sangat lebar jika dibandingkan dengan ulos Batak lainnya.
ulos ini biasanya dipakai sebagai panjangkiparompa kain untuk menggendong anak bagi keturunan
Daulat Baginda atau Mangaraja keturunan bangsawan.
11 Partonun yang menjadi informan penelitian ini menceritakan bahwa ulos sadum merupakan kain tenun ulos dengan motif yang berasal dari wilayah
Tapanuli Selatan dan pada proses adaptasi kebudayaan motif ulos ini kemudian menjadi motif ulos yang juga dipergunakan dalam kebudayaan Batak Toba.
Partonun yang bernama Mama Loise Situmorang 63 Tahun dan merupakan informan penelitian ini menceritakan, bahwa :
“Secara tingkatan derajat Ulos SadumUlos Godang besarbanyak masih jauh dibawah Ulos Ragidup dan Jugia, akan tetapi jika kita
bandingkan harga dari Ulos Ragidup dan Jugia dengan Ulos Sadum, maka Ulos Sadum ini jauh lebih mahal dari Ulos Ragidup
dan Jugia.”
Ulos Sadum atau Godang ini biasanya diberikan kepada anak kesayangan dalam keluarga. yang membawa rasa sukacita dalam keluarga. Inilah yang
diharapkan dengan adanya pemberian ulos ini, supaya kelak si anak makin membawa hal-hal kebajikan yang banyak dan besargodang besarbanyak,
mencapai apa yang dicita-citakannya dan mendapat berkat yang banyak dan besar dari Oppu Debata Tuhan. Pengertian Oppu Debata disini adalah Tuhan Allah
Yang Maha Kuasa, termasuk untuk orang Batak yang beragama Non Kristen, namun dalam perkembangan zaman seringkali pengertian Oppu Debata lebih
ditujukan ke orang Batak yang beragama Kristen. Biasanya Ulos Godang ini sering dibuat baju dan selain itu cara
memakainya bisa dengan diabithon dipakai seperti sarung, dihadang dililit di kepala atau bisa juga dipegang atau ditalitalihon dililit di pinggang
Untuk mengundang marontang raja raja, ulos ini dipakai sebagai alas sirih diatas piring besar pinggan godang burangirharunduk panyurduan, ulos
ini juga merupakan satu-satunya ulos yang memiliki motif tulisan pada lembaran motifnya seperti dame madi hita ataupun tulisan nama dan sebagainya, menurut
cerita dikalangan partonun sejarah tulisan pada motif ulos mulai ada sejak masuknya pengaruh misionaris ke Tanah Batak sehingga untuk mengaplikasikan
belajar aksara, membaca dan menulis diterapkan pada motif tulisan pada kain tenun ulos.
Gambar 5 Ulos Sadum
Sumber : Penulis. Aturan pemakaian ulos ini demikian ketat hingga ada golongan tertentu di
Tapanuli Selatan dilarang memakai ulos ini. Begitu indahnya ulos ini sehingga didaerah lain sering dipakai sebagai ulos kenang-kenangan dan bahkan dibuat
pula sebagai hiasan dinding. Ulos ini sering pula diberi sebagai kenang kenangan kepada pejabat pejabat yang berkunjung ke daerah.
5. Ulos Runjat