Modifikasi Fungsi dan Penggunaan Ulos

BAB IV MODIFIKASI KAIN ULOS DAN PERUBAHAN FUNGSI

4.1. Modifikasi Fungsi dan Penggunaan Ulos

Ulos sebagai kain tenun yang memiliki keterkaitan dengan kebudayaan masyarakat Batak Toba pada saat ini telah mengalami perubahan fungsi dan penggunaan, dimana fungsi dan penggunaan berkaitan dengan ritual maupu n tata cara penggunaan. Ulos secara sederhana dapat digunakan dengan meletakkannya dipundak, dililit di kepala, menjadi ikat pinggang, diletakkan di dua pundak dan menjadi kain sarung. Penggunaan tersebut berkaitan dengan fungsi ulos dalam upacara. Namun dalam proses perkembangannya fungsi dan penggunaan ulos berubah menyesuaikan dengan keadaan zaman. Ulos yang dahulunya dibuat dengan menggunakan alat tenun tradisional, saat ini telah menggunakan alat tenun modern dengan mempergunakan pola sesuai dengan pola ulos yang akan ditenun, selain itu fungsi ulos juga berubah sejalan dengan penggunaannya dimana ulos dahulu disesuaikan dengan kondisi ritual suka cita dan duka cita akan tetapi sekarang ini telah berubah dengan tidak mengikut pada kondisi ritual serta penggunaan ulos yang disesuaikan dengan trend dan keinginan si pemakai dalam konteks fashion. Merdi Sihombing seorang desainer dan informan penelitian ini menuturkan bahwa : “Ulos adalah cloth for clothing kain untuk pakaian dan hingga saat ini bertahan walaupun fungsi penggunaan telah berubah yang disesuaikan dengan kondisi saat ini ... ulos tidak lagi sebentuk kain yang sakral pada beberapa jenis ulos sehingga dapat dijadikan bermacam-macam bentuk sesuai dengan trend yang fashionable dan keinginan pemakai, seperti jas, baju kemeja, ikat kepala bahkan beberapa motif bisa dibuat dalam bentuk dan warna lain.” Tabel 15 Modifikasi Jenis dan Fungsi Ulos Jenis Ulos Fungsi Modifikasi Pembuatan Simbol Pengguna an Keberada an Pembuata n Pengguna an Pewarnaan Ulos Jugia Menggunak an alat tenun tradisional Kesempurna an Hidup Perkawina n, diuloshon atau di- ulos-kan di pundak Sulit diketemuk an, jarang dipergunak an saat ini karena hanya dapat dipergunak an oleh orangtua yang saur matua atau orangtua yang telah memiliki cucu dari anak laki- laki atau perempuan - - - Ulos Menggunak Mangupa Upacara Masih Mengguna Sebagai Menggunak Ragi Hidup an alat tenun tradisional dan dikerjakan oleh beberapa orang tondi atau menguatkan semangat suka-cita maupun duka-cita, diuloshon sering diketemuk an dan dipergunak an dalam beberapa acara, seperti perkawina n maupun kematian kan alat tenun tradisional maupun mengguna kan alat tenun modern mengguna kan pola kain selendang, baju, celana an pewarnaan alami dan juga pewarnaan kimiawi benang modern Ulos Ragihota ng Menggunak an alat tenun tradisional Hotang atau rotan yang menyimbolk an perjalanan kehidupan Upacara pesta adat, diuloshon Masih sering diketemuk an dan dipergunak an Mengguna kan alat tenun tradisional maupun mengguna kan alat tenun modern mengguna kan pola Sebagai kain selendang, baju, jas. Menggunak an pewarnaan alam dan juga pewarnaan kimiawi benang modern Ulos Sadum Menggunak an alat tenun tradisional Ulos Sadum atau parompa menyimbolk an tanggungja wab dalam kehidupan Kain untuk menggend ong anak memiliki ukuran yang lebar dibanding ulos lainnya , diabithon dipakai seperti sarung, dihadang dililit di kepala atau bisa juga dipegang atau ditalitaliho n dililit di pinggang Masih sering diketemuk an dan dipergunak an Mengguna kan alat tenun tradisional maupun alat tenun modern mengguna kan pola Sebagai kain selendang, sarung, baju Menggunak an pewarnaan alam dan juga perwarnaan kimiawi benang modern Ulos Runjat Menggunak an alat tenun tradisional Ulos pemberian oleh keluarga dekat dalam acara perkawinan Perkawina n, diuloshon Masih sering diketemuk an dan dipergunak an Mengguna kan alat tenun tradisional maupun alat tenun modern mengguna kan pola Sebagai kain selendang, baju, jas, vest rompi Menggunak an pewarnaan kimiawi benang modern Ulos Sibolang Menggunak an alat tenun tradisional Perjalanan kehidupan Upacara suka-cita biru gelap dan duka-cita warna putih, diuloshon dan dihadang Masih sering diketemuk an dan dipergunak an Mengguna kan alat tenun modern mengguna kan pola Sebagai kain selendang, baju Menggunak an pewarnaan kimiawi benang modern Ulos Suri-suri Ganjang Menggunak an alat tenun tradisional Memiliki motif seperti sisir yang memanjang secara vertikal Upacara suka cita, diuloshon, ampe- ampe dililitkan di kedua bahu Masih sering diketemuk an dan dipergunak an Mengguna kan alat tenun modern mengguna kan pola Sebagai kain selendang, baju Menggunak an pewarnaan kimiawi benang modern Ulos Bintang Maratur Menggunak an alat tenun tradisional Motif bintang merupakan hasil pantulan cahaya bintang di air Danau Toba di malam hari Diuloshon, dihadang, ampe- ampe dilitkan di kedua bahu, saong tudung Masih sering diketemuk an dan dipergunak an Mengguna kan alat tenun modern mengguna kan pola, pola ini juga merupakan pola dasar bagi yang belajar Sebagai kain selendang, baju, ikat kepala, topi, tas Menggunak an pewarnaan kimiawi benang modern bertenun Ulos Jungkit Menggunak an alat tenun tradisional Ulos yang dibuat dengan menggunaka n batu berharga; permata Sulit diketemuk an Mengguna kan alat tenun modern Sebagai kain selendang dengan mengganti batu berharga; permata dengan manik- manik Menggunak an pewarnaan kimiawi benang modern Sumber : hasil penelitian penulis selama bulan Oktober 2014 hingga Januari 2015. Gambar 13 Pemakaian Ulos Pada Perempuan Batak Pada Masa Lampau Sumber : Perjalanan Ulos - Merdi Sihombing, 2014. Gambar 14 Pemakaian Ulos Pada Masa Sekarang Sumber : Perjalanan Ulos - Merdi Sihombing, 2014. Fungsi lain ulos yang sangat penting bagi masyarakat Batak adalah sebagai alat atau medium pemberian berkat pasu-pasu kepada seseorang, ketika memberikan ulos kepada seseorang biasanya menyampaikan kata-kata penuh isi bermakna tona melalu tutur kata – kata mutira yang indah umpasa sebagai bentuk pemberian berkat. Seiring perkembangan zaman akhirnya ulos memiliki peranan penting dalam pelaksanaann adat istiadat masyarakat batak yaitu sebagai sarana mengungkap isi hati dan pesan terhadap orang yang menerima ulos dari yang memberi ulos. Namun pemberian ulos ini dalam acara adat ada aturan mainnya yaitu : ulos hanya diberikan kepada pihak kerabat yang tingkat partuturannya lebih rendah. Misal: dari hulahula untuk parboruan; dari orangtua untuk anak- anaknya; dari haha untuk angginya. Pemberian jenis ulos juga memiliki aturan tersendiri, misalnya : 1. Ragidup sebagai Ulos Panggomgom untuk ina ni hela, 2. Sibolang atau Ragihotang sebagai Ulos Pansamot untuk ama ni hela. Cara pemakaian ulos ada 3 : 1. Siabithononton dipakai : Ragidup, Sibolang, Runjat, Djobit, Simarindjamisi, Ragi Pangko. 2. Sihadanghononton dililit di kepala atau bisa juga dipegang : Sirara, Sumbat, Bolean, Mangiring, Surisuri, Sadum. 3. Sitalitalihononton dililit dipinggang : Tumtuman, Mangiring, Padangrusa

4.1.1. Perubahan Fungsi Ulos Dari Proses Pemberian

Pemberian ulos dari sejak dahulu kala bukanlah sembarang memberi kepada siapapun. Melainkan harus memperhatikan kedudukan sosial seseorang dan tata nilai yang terkandung dalam setiap jahitan ulos tersebut. Setiap ulos tidak dapat sembarangan diberikan kepada semua orang misalnya Ulos Jugia yang hanya boleh dipakai oleh seseorang yang sudah Sahur Matua telah memiliki cucu dari seluruh anak-anaknya. Namun pada zaman sekarang ini pemberian ulos sudah banyak mengalami perubahan, misalkan ulos yang bermotif Jugia, Ragi Hotang, ataupun Sadum dibuat menjadi cenderamata dengan tambahan tulisan yang semua orang dapat memakainya tanpa memperhatikan lagi makna dan aturan yang terkandung didalam ulos tersebut. Seiring perkembangan zaman, peran dan fungsi ulos ini juga mengalami perubahan misalnya pada zaman dahulu ulos dipergunakan oleh masyarakat Batak sebagai pakaian sehari-sehari, dimana ketika itu perempuan masyarakat suku Batak yang belum menikah biasanya melilitkannya diatas dada, sedangkan perempuan yang belum menikah melilitkannya dibawah dada. Selain menjadi pakaian ulos juga berfungsi sebagai sarana menggendong anak parompa dan selendang sampe-sampe untuk menghangatkan badan. Mengutip Jakobson dalam Marcus dan Myers, 1995:13 adalah mengenai suatu hal yang dapat memiliki nilai akibat dari proses pencampuran dalam kehidupan, sehingga dalam hal ini ulos merupakan benda materi yang memiliki fungsi yang ditimbulkan oleh akibat penggunaan, dan secara singkat tanpa adanya penggunaan maka fungsi dari materi tersebut tidak akan muncul.

4.2. Modifikasi Fungsi dan Bentuk Ulos