Tinjauan Pustaka Kebudayaan PENDAHULUAN

pengetahuan masyarakat Batak terhadap ulos. Lebih lanjut, Niessen 2013:12 menyatakan dengan tegas bahwa : “Secara sekilas Rangsa ni Tonun adalah suatu paparan, deskripsi, tentang proses menenun. Akan tetapi penyebutan asal-muasal menenun bermakna kegiatan menenun suatu konsekuensi mutlak: kuasa, kewenangan, hormat, hak mengada yang tak tersangkal, kesakralan dan dengan demikian misteri pula, yang secara kekal patut dilestarikan”. Sejalan dengan penjelasan di atas oleh karena itu saya tertarik untuk melakukan penelitian bagaimana menjaga atau melestarikan budaya, diantaranya kain ulos serta melihat modifikasi apa yang telah dilakukan penenun agar ulos dapat bertahan dan disukai oleh banyak orang dalam perspektif ekonomi kreatif.

1.2. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka sangat penting dalam menentukan jalannya suatu penelitian, walaupun tinjauan pustaka adalah suatu usaha untuk membatasi penelitian yang akan dilakukan tidak keluar dari maksud penelitian. Tinjauan pustaka dalam penelitian ini disusun secara sistematis agar secara runut dan teratur dideskripsikan untuk menjalankan penelitian. Teori Deskripsi Penggunaan Kebudayaan Kebudayaan merupakan hasil pemikiran, perbuatan atau tingkah laku dan wujud fisik material Untuk mengetahui dan menjadi dasar pemahaman dalam penelitian yang nantinya akan dilakukan berdasarkan pemahaman mengenai kebudayaan Fungsi Fungsi secara sederhana merupakan bentuk pemanfaatan yang muncul dari suatu hal Dalam penelitian ini, fungsi akan menjelaskan bentuk pemanfaatan pada ulos bagi masyarakat Batak-Toba Modifikasi dan Ekonomi Kreatif Modifikasi dapat diartikan secara harfiah sebagai bentuk perubahan dan penyesuaian bentuk dari bentuk asal pada bentuk lain yang sesuai dengan kebutuhan, sedangkan ekonomi kreatif adalah proses kegiatan ekonomis yang membawa hasil modifikasi menjadi sebentuk materi kreatif seni menjadi komoditas kreasi bernilai ekonomi Pada penelitian ini modifikasi merupakan unsur yang menentukan dalam bentuk dan penggunaan ulos oleh masyarakat pendukungnya pada perkembangan zaman saat sekarang ini, usaha modifikasi yang dilakukan mencakup modifikasi bentuk, modifikasi penggunaan hingga pada aspek ekonomi yang diperoleh dari proses modifikasi ulos. Ekonomi kreatif dalam penelitian ini adalah kegiatan modifikasi yang dilakukan oleh partonun dalam hal menjadikan ulos sebagai kain yang bernilai adat dan juga sebagai nilai ekonomis.

a. Kebudayaan

Kebudayaan diperlukan dalam hal ini untuk melihat penelitian yang akan dilakukan merupakan bagian dari penelitian dengan menggunakan pemahaman kebudayaan, dan fokus utama pada ulos dalam kehidupan masyarakat Batak-Toba di Kota Medan. Untuk dapat melihat hal tersebut dalam lingkup yang luas, diperlukan adanya pemahaman mengenai kebudayaan sebagai akar dari pengetahuan mengenai ulos yaitu sebagai bagian kriya seni atau pengetahuan berkesenian yang dimunculkan dalam bentuk kain tenun ulos. Merunut pada pemahaman kebudayaan yang mengungkapkan mengenai kaitan antara kebudayaan dan kesenian, setidaknya dapat dilihat dari pendapat Malinowski 1944:36 yang mengatakan kebudayaan sebagai : “It obviously is the integral whole consisting of implements and consumers good, of constitutional charters for the various social groupings, of human ideas and crafts, belief and customs.” Ini jelas adalah seluruh kesatuan integral yang terdiri dari kesepakatan dan pengguna yang baik, piagam konstitusional bagi berbagai kelompok sosial, ide-ide manusia dan kerajinan, kepercayaan dan adat istiadat. Malinowksi dalam pendapat tersebut secara sederhana memberi pandangan mengenai kebudayaan sebagai suatu kesatuan yang integral dan terdiri dari penerapan serta penggunaan yang terdiri dari kelompok sosial, ide pemikiran, materi atau hasil budaya, kepercayaan dan tradisi. Dalam hal ini, ulos termasuk dalam bentuk hasil karya yang berkaitan dengan budaya sebagai bentuk kesatuan penerapan dan penggunaan dalam kehidupan sehari-hari. Secara lebih lanjut, pendapat dari antropolog yang menyetujui bahwa bagian dari kebudayaan tersebut merupakan kesenian, dan dalam konteks ini ulos menjadi bagian pengetahun masyarakat Batak-Toba dalam bentuk seni adalah Hatcher 1999:8 yang mendeskripsikan seni sebagai : “In studying the art of a particular culture it would be ideal if we could determine the way the people themselves distinguish artistic work from the purrely utilitarian ... In actual modern usage, the word “art” is no longer limited to sculpture and painting, happenings, and whatever, so that the narrow definitions of the past do not limit the cross-cultural view as they once did.” Dalam mempelajari seni budaya tertentu akan ideal jika kita bisa menentukan cara masyarakat itu sendiri dalam membedakan karya artistik dari bagian utilitarian murni ... Pada penggunaan modern yang sebenarnya, seni merupakan kata yang tidak lagi terbatas pada patung dan lukisan, kejadian, dan apa pun, sehingga definisi sempit masa lalu tidak membatasi pandangan lintas-budaya yang pernah mereka lakukan. Dalam pemahaman secara sederhana, Hatcher 1999:8 mengatakan bahwa mempelajari seni sebagai bagian dari kebudayaan merupakan bagian dari kehidupan manusia dalam aspek estetika, dimana dalam perkembangannya seni tidak terbatas pada bentuk patung dan lukisan saja melainkan sudah melampaui bentuk tersebut. Koentjaraningrat 1980 memberi pendapat bahwa kebudayaan dalam kehidupan secara umum selalu dilekatkan dalam bentuk kesenian dan hal tersebut lazim terjadi dalam tataran definisi secara sederhana mengenai kebudayaan. Kebudayaan secara singkat dideskripsikan oleh Koentjaraningrat 1980:193 sebagai : keseluruhan sistem gagasan atau ide, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia melalui proses belajar, bergerak dari deskripsi kebudayaan ini, maka ulos dapat dikatakan sebagai hasil karya manusia, untuk menjadikan sebagai suatu hasil karya manusia diperlukan adanya proses penyampaian hasil karya tersebut kepada generasi selanjutnya, proses transmisi ini meliputi cara pandang, cara pembuatan maupun penggunaan yang dapat diperoleh melalui tiga wujud kebudayaan yang secara singkat dituliskan oleh Koentjaraningrat 1980:201-203 sebagai berikut, yaitu : wujud idegagasan, wujud sistem sosial serta wujud kebudayaan fisik. Penelitian mengenai ulos ini akan dilihat sebagai bentuk pengetahuan masyarakat mengenai kain tenun tradisional yang bersinggungan dengan aspek kesenian, yaitu ketika berbicara ulos dalam bentuk motif, warna dan bentuk yang berdasarkan pengetahuan kebudayaan masyarakat Batak-Toba.

b. Fungsi