Struktur Organisasi Pemerintahan Kecamatan Blang Jerango. Camat

42 sekretaris camat bapak Abd. Rahim dan kasi pemerintahan Bapak Hasbi, sebelumnya di duduki oleh Bapak Muhammadin. Sumber daya manusia yang baik dan berkualitas untuk menjalankan kegiatan pemerintahan yang sebaik - baiknya dapat tercermin dalam kualitas pendidikan yang di selesaikan oleh para pegawai yang ada dalam organisasi kepemerintahannya. Adapun dilihat dari tingkat pendidikan pegawai di Kecamatan Blang Jerango, sebagian besar pegawai negeri sipil di kantor Kecamatan Blang Jerango adalah lulusan SLTA yaitu 50 persen sedangkan pegawai lulusan sarjana sebesar 33 persen.

4.1.4 Struktur Organisasi Pemerintahan Kecamatan Blang Jerango. Camat

Sekretaris Kecamatan Seksi Ketentraman dan Ketertiban Seksi Kesejahteraan Sosial Seksi Pemerintahan Seksi Pembangunan Universitas Sumatera Utara 43 Struktur organisasi Kecamatan Blang Jerango sangat sederhana, struktur organisasinya adalah: 1. Camat. Camat membawahi seluruh jabatan yang ada dalam struktur organisasi kecamatan. 2. Sekretaris kecamatan. Sekretaris kecamatan merupakan unsur staff, yang dipimpin oleh seorang sekretaris kecamatan yang selanjutnya di sebut SEKCAM, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada camat 3. Seksi pemerintahan. Seksi pemerintahan adalah unsur pelaksanaan pemerintahan kecamatan di bidang penyelenggaraan pemerintahan, dipimpin oleh seorang kepala seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada camat. 4. Seksi Pembangunan. Seksi pembangunan merupakan unsur penyelenggara pemerintahan kecamatan dibidang pembangunan,yang dipimpin oleh seorang kepala seksi, dibawah dan bertanggung jawab kepada camat. 5. Seksi kesejahteraan sosial. Seksi kesejahteraan sosial merupakan unsur penyelenggara pemerintahan kecamatan dibidang kesejahteraan sosial yaitu mengkordinasikan program dan melaksanakan pembinaan kesejahteraan sosial. Universitas Sumatera Utara 44 6. Seksi ketentraman dan ketertiban. Seksi ketentraman dan ketertiban merupakan unsur penyelenggara pemerintahan kecamatan dibidang ketentraman dan ketertiban, yaitu melakuakan pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah, pembinaan ideologi dan politik.

4.2.1.4. Jumlah Penduduk Kecamatan Blang Jerango dirinci Per Desa. Tabel 4.2

Komposisi Penduduk dirinci Per Desa Sumber: Data Kependudukan Kecamatan Blang Jerango 2014 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Kecamatan Blang Jerango tercatat sebanyak 7.343 jiwa dengan rincian 3.462 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 3.881 jiwa adalah perempuan. Desa penosan diketahui menjadi desa terpadat dengan jumlah penduduk sebesar 1.895 jiwa dengan rincian 878 laki-laki dan 1.017 perempuan. Desa akul menjadi desa terdapat kedua dengan jumlah penduduk sebanyak 1.307 jiwa. Adapun desa peparik dekat No Nama Desa 1 Jenis Kelamin Jumlah 4 Seks Rasio 5 L 2 Pr 3 1 Penosan 878 1,017 1,895 86 2 Penosan sepakat 478 551 1,029 87 3 Gegarang 165 174 339 95 4 Peparik Gaib 493 554 1,057 87 5 Tingkem 131 134 265 98 6 Sekuelen 245 260 505 94 7 Akul 629 678 1,307 93 8 Ketukah 200 226 426 88 9 Blang Jerango 153 167 320 92 10 Peparik dekat 90 110 200 82 Jumlah 3,462 3,881 7,343 89 Universitas Sumatera Utara 45 tercatat sebagai desa dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu sebanyak 200 jiwa.

4.2.1.5. Persentase Jumlah Keluarga di Kecamatan Blang Jerango.

Tabel 4.3 Komposisi Keluarga di Kecamatan Blang Jerango Tahun 2013 Nama Desa 1 Jumlah keluarga 2 Persentase 1 Penosan 480 24.96 2 Penosan Sepakat 263 13.68 3 Gegarang 144 7.49 4 Peparik Gaib 261 13.57 5 Tingkem 65 3.38 6 Sekuelen 130 6.76 7 Akul 303 15.76 8 Ketukah 121 6.29 9 Blang Jerango 98 5.10 10 Peparik Dekat 58 3.02 Jumlah 1.923 100 Sumber kecamatan Blang Jerango dalam angka 2014 Dari persentase jumlah keluarga di Kecamatan Blang Jerango, dapat di ketahui bahwa dari total 1.923 keluarga yang terdapat di Kecamatan Blang Jerango, sebanyak 480 keluarga atau 24,96 persen jumlah total keluarga keseluruhan Kecamatan Blang Jerango, Desa Penosan merupakan jumlah keluarga terbanyak yang ada di kecamatan ini. Sedangkan desa peparik dekat adalah desa dengan jumlah keluarga terkecil dengan hanya terdapat 58 keluarga atau sebesar 3,02 persen saja dari keseluruhan keluarga yang ada di Kecamatan Blang Jerango. Universitas Sumatera Utara 46

4.2.1.6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama. Tabel 4.4

Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama No Agama Jumlah 1 Islam 7.269 99 2 Kristen Protestan 37 0,5 3 Kristen Katolik 37 0,5 Total 7.343 100 Sumber: Data Kependudukan Kecamatan Blang Jerango 2014 Berdasarkan data kependudukan Kecamatan Blang Jerango periode 2013 - 2014 didapatkan bahwa dari 7343 penduduk, terdapat 7269 penduduk menganut Agama Islam, 37 menganut Agama Kristen Protestan, dan 37 menganut Agama Kristen Katolik.

4.2.1.7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Etnis. Tabel 4.5

Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis No Etnis Jumlah Persentase 1 Suku Gayo 6.609 90 2 Suku Alas 368 5 3 Suku Jawa 73 1 4 Suku Minang 146 2 5 Suku Batak 73 1 6 Suku Aceh 73 1 Total 7.343 100 Sumber:Data Kependudukan Kecamatan Blang Jerango 2014 Dari data diatas, dapat dilihat bahwa suku yang paling dominan adalah Suku Gayo dengan jumlah 6609 orang, sedangkan suku lainnya seperti suku alas Universitas Sumatera Utara 47 berjumlah 368 orang, sedangkan suku jawa, suku batak, dan suku aceh berjumlah sama yaitu 73 orang, dan suku minang berjumlah 146 orang. 4.2.1.8.Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan. Tabel 4.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan No Jenis Pekerjaan Jumlah 1 Petani 6609 90 2 Pedagang 368 5 3 PNS 146 2 4 TNIPOLRI 73 1 5 Wira swasta 146 2 Total 7.343 100 Penggolongan penduduk berdasarkan mata pencaharian di suatu wilayah merupakan data yang penting. Hal ini disebabkan data tersebut memberikan informasi mengenai jumlah penduduk yang menggantungkan hidupnya dari beraneka mata pencaharian, sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan pembangunan Kecamatan Blang Jerango yang akan datang. Berdasarkan tabel di atas kategori pekerjaan yang paling banyak yaitu yang bekerja sebagai petani. Pekerjaan kedua yang terbanyak ialah yang bekerja sebagai pedagang, pekerja ketiga yang paling banyak adalah pegawai negeri sipil dan wiraswasta, sedangkan pekerjaan terbanyak nomor empat adalah yang bekerja sebagai TNIPOLRI. Universitas Sumatera Utara 48

4.2.1.9. Sarana Dan Prasarana Kecamatan Blang Jerango.

Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung suatu program atau kegiatan di kecamatan. Suatu rencana yang disusun dengan baik tanpa didukung oleh sarana dan prasarana yang baik maka dapat mengakibatkan program yang telah disusun tidak dapat berjalan dengan baik juga

4.2.1.10. Sarana dan Prasarana Ibadah.

Dalam hal keagamaan, sarana beribadah yang ada di kecamatan Blang Jerango dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.7 Sarana Ibadah No Kategori Jumlah 1 Masjid 9 2 Gereja - 3 Pura - 4 Vihara - Sumber: data kependudukan Kecamatan Blang Jerango 2014 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa Kecamatan Blang Jerango terdapat sembilan sarana masjid, sedangkan gereja, pura, vihara, tidak terdapat di Kecamatan Blang Jerango, adapun masjid yang ada di Kecamatan Blang Jerango tersebut terdapat hampir di setiap kampung memiliki masjid tersendiri, ini tidak lepas dari karna penduduk Kecamatan Blang Jerango tersebut adalah sembilan puluh persen beragama islam. Universitas Sumatera Utara 49

4.2.1.11. Sarana dan Prasarana Pendidikan. Tabel 4.8

Sarana dan Prasarana Pendidikan No Kategori Jumlah 1 Universitas 1 2 SMA 1 3 SMP 3 4 SD 9 5 Pesantren 2 7 TK 2 Sumber: data kependudukan Kecamatan Blang Jerango 2014 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa di Kecamatan Blang Jerango terdapat satu Universitas dan satu Sekolah SMA dan SMP terdapat dua unit sedangkan untuk sekolah SD terdapat 9 unit dan untuk Pesantren dan TK terdapat dua unit. Dari semua sarana pendidikan yang terdapat di Kecamatan Blang Jerango terdapat sekolah SD yang memiliki sarana paling banyak, karna untuk sekolah SD hampir setiap kampung sudah didirikan di kecamatan Blang Jerango tersebut.

4.2. Profil Informan.

Informan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam penelitian ini, yang merupakan salah satu kunci bagi peneliti untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian. Tujuanya adalah untuk mendeskripsikan bagaimana gambaran konflik elit lokal dalam pemekaran Kecamatan Blang Jerango. Untuk lebih jelasnya maka peneliti akan mendeskripsikan karakteristik beberapa Informan Primer sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 50 1. M.Kasim Ibrahim Mantan anggota DPRD Bapak Kasim merupakan putra Suku Aceh Gayo asli yang lahir di kampung Peparik Dekat pada 20 desember 1953. Sejak zaman kakek neneknya, mereka Sudah tinggal di kampung tersebut. Masyarakat Peparik sangat menghormati beliau, karena beliau merupakan seorang mantan anggota DPRD. Beliau merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Dari hasil pernikahannya, Bapak Kasim memiliki 8 anak, 5 anak dari istri pertamanya, dan 3 anak lagi dari istri keduanya. Jenjang pendidikan terakhir Bapak M.Kasim Ibrahim adalah Sarjana Ekonomi yang di perolehnya dari salah satu Universitas Swasta di Medan, Sumatera Utara. Sebagai seorang mantan anggota DPRD di Kecamatan Blang Jerango, Bapak M. Kasim Ibrahim menjabat pada periode 1999 - 2004. Sebelum menjabat sebagai anggota DPRD, profesi yang digeluti beliau adalah guru agama di salah satu SMP di Kecamatan Blang Jerango. Kemudian karena kecintaan beliau pada dunia politik, maka ia pun terjun dan berhasil menjadi salah satu anggota DPRD. Namun, keberhasilan sebagai anggota DPRD tidak langsung diperoleh begitu saja, pada awal karirnya Bapak Kasim menjabat sebagai seorang pegawai di kecamatan Induk, yaitu Kecamatan kuta panjang sebelum adanya pemekaran Kecamatan Blang Jerango. Setelah beliau berhenti menjadi anggota DPR di Kecamatan Blang Jerango, kemudian Bapak Kasim Ibrahim ditunjuk Partai P3 untuk menjadi sekretaris Selama 1 periode dan kemudian menjadi ketua partai P3 sampai sekarang ini. Universitas Sumatera Utara 51 Untuk investasi jangka panjang , beliau saat ini memiliki dua rumah besar yang terletak di kampung Peparik Dekat. Beliau juga memiliki tanah kebun yang memang sudah terlihat sangat mencukupi untuk mensejahterahkan semua anggota keluarganya. Salah satunya ladangnya ditanami daun sere, dimana setiap panen beliau mempekerjakan banyak orang dari kampungnya. Setiap pekerja yang bekerja di ladang tersebut nantinya akan mendapatkan upah sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Selain itu, ia juga memiliki kebun coklat di daerah jalan Aceh Tenggara sekitar 3 hektar. Dari penjelasan beliau, hasil dari kebun coklat itu mampu menghasilkan 1,5 juta hampir setiap kali panen. Alasan utama beliau tertarik ingin menjadi anggota DPR, karena beliau memang ingin memajukan dan mengembangkan daerahnya sendiri. Ia merasa dengan ilmu dan pengalaman yang dia miliki cukup mampu untuk membenahi setiap permasalahan sosial, ekonomi, politik yang ada di daerah tersebut. Beliau selalu lihai dalam mengamati setiap permasalahan yang dimiliki di Kecamatan Blang jerango. Namun hal tersebut tidak dilakukan seorang diri, ia tetap juga bekerjasama dengan pejabat lainnya guna kemajuan kecamatan Blang Jerango. Dan alasan yang kedua ialah rasa keterpanggilan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat terkait dengan semua keinginan dan kebutuhan masyarakat. Apalagi pada saat itu Bapak Kasim melihat pelayanan yang dilakukan para pemimpin daerah terhadap masyarakat belum bisa terbilang cukup maksimal. Sehingga mesti perlu diadakannya pembenahan yang terfokus pada kesejahteraan rakyat. Universitas Sumatera Utara 52 Menurut pengalaman Bapak Kasim pemekaran di Kecamatan Blang Jerango telah menciptakan “gesekan” yang memunculkan pihak elit yang kontra terhadap proses terdapatnya peluang kekuasaan. Pihak yang kontra tersebut tentunya dikarenakan inginnya mendapatkan kekuasaan di Kecamatan Blang Jerang. Pada proses pemekaran Kecamatan Blang Jerango Bapak Kasim berpendapat bahwa peran elit lokal memang sangat berpengaruh besar. Hal tersebut dikarenakan menurutnya elit lokallah yang berperan sebagai motor penggerak utama menuju kecamatan baru yaitu Kecamatan Blang Jerango, tetapi disamping itu elit juga yang menjadikan pemekaran ini menjadi ajang untuk memperoleh kekuasaan. Beliau sendiri merupakan salah seorang pelaku dalam proses pemekaran kecamatan tersebut. Dalam proses pembentukan Kecamatan Blang Jerango beliau serta tokoh berpengaruh lainnya yaitu tokoh agama, tokoh adat bersama - sama mengajukan kepada bupati agar segera diadakan pemekaran Kecamatan demi kesejahteraan masyarakat tentunya. Dalam proses pengajuan pemekaran ini, Bupati alhamdulillah tidak ada kendala, justru bupati gayo lues merespon dengan baik atas usulan para tokoh-tokoh tersebut. Dari hasil kesepakatan itu Selanjutnya berkas - berkas untuk pemekaran tersebut pun di urus ke pusat yaitu Banda Aceh sehingga dapat diverifikasi secara hukum dan badan pemerintahan di Banda Aceh. Akhirnya pengajuan tersebut pun di sidang paripurnakan dan hasilnya pemekaran Kecamatan Blang Jerango pun berhasil terlaksana. Terkait dengan pemekaran yang terjadi di Kecamatan Blang Jerango, Bapak M.Kasim Ibrahim mengatakan ‘’Banyak keuntungaan yang diperoleh masyarakat setelah terjadinya pemekaran. Sebagai contohnya, ketika masyarakat yang berada di kampung - kampung terpelosok mengurus keperluan dalam hal surat menyurat berkas maka akan lebih dekat ke Kantor camat. Manfaat lain yang dirasakan ialah pelayanan pemerintahan daerah semakin Universitas Sumatera Utara 53 dipersempit ruang lingkupnya sehingga akan semakin mempermudah pelayanan pemerintah kepada masyarakat daerah. Apalagi kecamatan Blang Jerango sudah berdiri sendiri tentunya perhatian pemerintah daerah pun akan terfokus kepada masyarakat Blang Jerango sendiri’’.Wawancara, 27 Maret 2015 Namun setelah diadakannya pemekaran kecamatan tentunya akan mengalami proses pengisian pejabat - pejabat untuk kecamatan yang baru, yaitu Kecamatan Blang Jerango. Jadi, dengan adanya pemekaran ini menciptakan sebuah pertarungan untuk memperoleh kekuasaan. Pertarungan yang dimaksud disini ialah sewaktu adanya pemilihan camat yang baru untuk mengisi kursi pada kecamatan yang baru tersebut. Pada awalnya camat yang ditunjuk sebagai camat adalah Bapak Muhammad Nasir Alvinsyah. Namun ada pihak yang tidak setuju yaitu Bapak Kandar. Bapak Kandar merupakan salah seorang yang ikut serta dalam proses pemekaran ini. Beliau merasa bahwa ia juga mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi camat di Kecamatan Blang Jerango. Hal ini tentu menjadi sebuah ketegangan yang tercipta antara Bapak Nasir dan Bapak Kandar kala itu. Pihak yang berseteru tersebut acap kali menghalalkan segala cara untuk memenangkan pertarungan tersebut. hal tersebut ditandai dengan adanya penggunaan politik uang money politik guna untuk mempermudah memenagkan proses pemilihan yang sedang terjadi. Ketegangan pun terus terjadi antara pihak - pihak yang terkait pada saat itu, walaupun akhirnya tetap Bapak Muhammad Nasir Alvinsyah yang menjadi camat di Kecamatan Blang Jerango. 2. Muhammad Nasir Alfinsyah Mantan Camat Bapak Nasir 55 tahun adalah seorang mantan camat yang sudah menggeluti profesinya selama 5 tahun. Jenjang pendidikan Bapak Nasir hanya sampai tingkat SMA saja. Saat ini ia memiliki 2 anak dan keduanya perempuan. Sedangkan Universitas Sumatera Utara 54 istrinya hanya seorang ibu rumah tangga saja. Bapak M. Nasir merupakan orang yang pernah berseteru atau berkonflik dengan Bapak Kandar dalam memperebutkan kursi sebagai camat Blang Jerango. Sebelum menjadi Camat, Bapak M.Nasir dulunya adalah seorang pegawai camat di kantor kecamatan Kuta Panjang. Setelah Pak Nasir berhenti menjadi Camat pada tahun 2009, kemudian beliau bekerja di Kantor kabag risalah dan persidangan Set DPRK Gayo Lues, dan sampai saat ini beliau bekerja di kantor tersebut. Alasan beliau kenapa tertarik ingin menjadi camat Blang Jerango kala itu, karena beliau melihat kecamatan ini merupakan kecamatan baru berarti kecamatan ini harus di kembangkan dengan baik guna untuk mensejahterakan rakyatnya. Disamping itu beliau juga merasa mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Dengan modal pengalaman dan kemampuan yang dimiliki, beliau merasa perlunya melakukan mekanisme yang berbeda dengan daerah lain. Namun, mekanisme yang di pakai tentunya tidak melenceng dari norma - norma yang berlaku yaitu, untuk menjadikan kecamatan baru sehingga menciptakan daerah yang maju dan tidak tertinggal dari kecamatan yang sudah lama berdiri. Awal mulanya pemekaran dilakukan. Wawancara dengan Bapak M. Nasir mengatakan bahwa: ‘’proses pemekaran di awali oleh adanya pihak yang merasa tidak puas dengan pelayanan pembangunan terhadap masyarakat. Hal tersebut ditandai ketika masyarakat merasa terlalu jauh ke kantor camat. Kemudian hal inilah yang menjadi alasan para elit lokal untuk melakukan Pemekaran Kecamatan baru yaitu kecamatan Blangjerango’’.Wawancara,28 Maret 2015. Pak Nasir sendiri ikut serta dalam memperjuangkan pemekaran Kecamatan tersebut. Beliau dan tokoh - tokoh yang terkait mendatangi kantor bupati. Sebagai Universitas Sumatera Utara 55 orang yang dipercayakan beliau menyusun berkas - berkas yang dibutuhkan sebagai syarat pembentukan kecamatan Blang Jerango. Setelah melakukan pengajuan permohonan ke kantor bupati selanjutnya diajukan lagi ke banda Aceh dan di verifikasi biro pemerintahan dan hukum untuk disidang paripurnakan menjadi pemekaran Kecamatan Blang Jerango. Terbentuknya pemekaran kecamatan yang baru membuka peluang bagi pihak para elit lokal untuk menempati berbagai posisi di Kantor kecamatan. Jadi, perebutan kekuasaan pun menimbulkan pihak pro dan kontra antara pihak yang terkait. Maka terjadilah konflik atau pertarungan antara elit lokal disebabkan perebutan kursi camat pertama Blang Jerango. Dimana Pak Nasir sendiri adalah Camat pertama yang di tunjuk sebagai camat Blang Jerango. Namun ada pihak yang tidak setuju yaitu Bapak Kandar karena ia merasa dia yang paling berhak atas kursi camat tersebut dan dia merasa lebih mampu dan merasa perjuangannya menuju pemekaran lebih besar dibandingkan dengan Bapak Nasir sendiri dan juga Bapak Kandar mengatakan Bapak Nasir berasal dari daerah luar bagian Kecamatan Blang Jerango. Untuk mendapatkan kepentingannya pihak ini ada yang malakukan kecurangan yaitu melakukan penyogokan untuk memperoleh kekuasaan sebagai camat. Akan tetapi usaha tersebut tetap saja sia - sia. Posisi camat Blang Jerango masih tetap dimenangkan oleh Bapak Nasir Alfinsyah pada kala itu. 3. Abdul Manap Tokoh Adat Bapak Abdul Manap berusia 73 tahun dan lahir di kampung Penosan pada tanggal 8 juni 1942. Beliau adalah tokoh adat yang di hormati didaerahnya. Beliau Universitas Sumatera Utara 56 mempunyai 8 orang anak yang terdiri dari tiga laki - laki serta lima anak perempuan, dan semua anak Bapak Abdul Manap sudah menikah dan mempunyai anak. Anak pertama dan anak kedua beliau adalah seorang guru di salah satu sekolah di Kecamatan Blang Jerango, sedangkan anak Bapak Abdul Manap yang lain pedagang dan bertani. Beliau menjadi tokoh adat atau orang yang dihormati di kampungnya sejak beliau berumur 47 tahun. Ketika itu beliau dipercayai masyarakat sebagai penengah dalam menyelesaikan berbagai masalah yang ada di masyarakat. Beliau juga sering diminta masyarakat memberikan pendapat baik itu mengenai masalah pribadi ataupun masalah - masalah umum sekitar daerah Kecamatan Blangjerango. Kepercayaan masyarakat tersebut dikarenakan beliau memiliki ilmu agama tinggi, dan beliau sangat memahami adat - adat yang berlaku. Maka masyarakat setempat sangat menghormati beliau dan setiap ada acara beliau biasanya diunjuk untuk memimpin, baik itu acara kenduri dan acara - acara lainnya. Meskipun beliau sendiri hanya bersekolah sampai kelas 2 SD, tetapi dia adalah seseorang yang berpengaruh baik di kampungnya maupun di seluruh Kecamatan Blang Jerango. Selain menjadi tokoh adat, bapak Abdul Manap juga adalah seorang petani dan pekebun. Komoditas yang ditanamnya dilahan pertaniannya seperti padi dan sayur mayur, sedangkan tanaman yang di tanam di kebunnya adalah sere wangi. Masyarakat daerah gayo hampir semuanya memiliki tanaman daun sere dan beliau juga sudah memiliki tanaman sere sudah dari lima belas tahun yang lalu. Beliau mengatakan tanaman sere merupakan tanaman yang gampang mengurusnya dan tidak memakan biaya yang banyak dan juga tanaman yang paling panjang usianya untuk bisa di hasilkan. Luas sawah beliau memiliki Universitas Sumatera Utara 57 ukuran sekitar bibit lima kaleng padi atau sekitar satu hektar sedangkan untuk luas kebun sere nya sekitar dua setengah hektar. Dalam mengerjakan semua sawah dan juga kebunnnya, beliau mempekerjakan orang lain dan di sesuaikan dengan perjanjian bayaran ataupun bagian yang di sepakati kepada pekerja. Beliau mempekerjakan orang lain di sawah dan kebunnya karena beliau tidak sanggup lagi bekerja. Hal ini di karenakan beliau sudah berumur, jadi beliau hanya bisa membantu pekerjaan yang ringan-ringan saja. Dari sawah dan kebun inilah beliau bisa menafkahi keluarganya. Dalam proses pemekaran Kecamatan Blang Jerango, Beliau adalah salah satu tokoh yang ikut serta mengusulkan kekantor bupati. Beliau mengatakan bahwa rencana pemekaran ini disusun atas dasar adanya gejolak ketidakpuasan dari masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan serta adanya usulan rencana dari pihak - pihak elit untuk mewujudkan kecamatan yang baru. Beliau merupakan kordinator atau panitia pergerakan kelompok yang dibentuk untuk menghadap ke kantor bupati untuk proses lebih lanjut. Beliau juga mengatakan ketika menghadap ke kantor bupati tidak ada kendala yang berarti. Pihak Bupati merespon dengan baik dan mempertimbangkan pengusulan pemekaran tersebut dengan cepat. Setelah selesai melakukan pengusulan di kantor Bupati, mereka melanjutkan pengusulan ke Banda Aceh, dan disana usulan mereka langsung di verifikasi biro pemerintahan dan di sidang paripurnakan menjadi qanun pemekaran kecamatan baru yaitu Kecamatan Blang Jerango. Pemekaran yang terjadi di Kecamatan Blang Jerango tersebut tentunya menguntungkan masyarakat karena semakin terpusatnya pelayanan yang diberikan pemerintah kepada kecamatan. Namun disisi lain beliau mengatakan Universitas Sumatera Utara 58 dengan dimekarkannya kecamatan tersebut menimbulkan kontra, yaitu pada saat penunjukan Camat pertama di Blang Jerango. Bapak Abd Manap mengatakan bahwa: ‘’Pada saat itu Bapak Muhammad Nasir Alfinsyah di tunjuk sebagai camat pertama tetapi ada Pak Kandar yang menentang dan tidak setuju karena diapun ingin mendapatkan jabatan tersebut. Sehingga terjadilah ketegangan antara pihak yang ingin menjadi camat tersebut. Pihak-pihak yang bertentangan tersebut saling mengelurkan pendapat dan kata-kata yang tentunya menjelekkan pihak lain. Tidak hanya sampai disitu ketegangan ini terus berlanjut sampai terlibatnya pemerintah daerah dan pihak polisi setempat kala itu’’Wawancara, 14 Maret 2015. 4. Rahmat Tokoh Agama Bapak Rahamat 57 tahun adalah seorang alim ulama yang sangat di segani di Kecamatan Blang Jerango. Jenjang pendidikan terakhir Bapak rahmat hanya sampai tingkat SMP saja. Saat ini ia memiliki 3 anak, 2 anak perempuan yang sudah bekerja dan satu lagi laki-laki, masih kuliah di salah satu universitas Banda Aceh. Sedangkan istrinya membuka usaha berupa warung kecil yang menjual berbagai jajanan dan kebutuhan rumah tangga. Pekerjaan utama bapak Rahmat adalah seorang petani sawah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Menurut Bapak Rahmat pemekaran Kecamatan Blang Jerango merupakan gejolak ketidakpuasan tokoh masyarakat ataupun masyarakat setempat mengenai pelayanan dan perhatian pemerintah. Dalam proses memperjuangkannya Pemekaran Kecamatan tersebut, beliau bersama dengan tokoh - tokoh lain merencanakannya dengan sebaik – baiknya. Kemudian merekapun mengusulkan ide ini ke kantor bupati supaya Kecamatan Blang Jerango menjadi Kecamatan baru. Setelah menjalani proses di kantor bupati selanjutnya diusulkan lagi ke Universitas Sumatera Utara 59 Banda Aceh guna diverifikasi dan disidang paripurnakan menjadi qanun pemekaran Kecamatan Blang Jerango. Bapak Rahmat adalah seorang fanatik agama, hal tersebut dapat dilihat dari cara dia memberikan suguhan ceramah kepada masyarakat dan bagaimana ia menjalani kehidupan sehari - hari. Pemikiran beliau begitu ketat oleh peraturan - peraturan Islam. Seperti pandangan dasar beliau mengenai pemilihan seorang pemimpin atau camat di kecamatan Blang Jerango, beliau mengatakan pemimpin yang bagus itu adalah pemimpin yang memang dipilih oleh masyarakatnya sendiri. Jika pemimpin disuatu daerah ditunjuk oleh pemerintah daerah atau bupati, maka masyarakat tidak tahu pasti apakah pemimpin yang di pilih tersebut mampu melayani masyarakatnya dengan baik atau tidak dan apakah jabatannya digunakan dengan benar. Bapak Rahmat mengatakan bahwa: ‘’Pemilihan pemimpin pada suatu daerah tidak akan lepas dari gejolak perebutan kekuasaan dimana orang yang ingin berkuasa didaerah tertentu pastinya melakukan hal-hal supaya dia bisa mendapatkan keinginannya baik itu menjatuhkan orang lain atau menghalalkan segala cara asalkan dia mendapatkan tujuannya’’.Wawancara, 20 Maret 2015 Pada proses pemilihan camat pertama di Kecamatan Blang Jerango menciptakan pertarungan perebutan kekuasaan. Pada saat itu Bapak Nasir di tunjuk sebagai Camat pertama, namun ada pihak yang tidak setuju sehingga menyebabkan terjadinya konflik. Dalam bersaing mendapatkan kekuasaan, Para pihak melakukan berbagai cara, diantaranya seperti melobi atau menjanjikan berserta imbalan kepada pihak yang terkait agar dapat menduduki jabatan tersebut. Universitas Sumatera Utara 60 5. Abd. Karim Camat Blang Jerango Bapak Abd Karim 52 tahun adalah camat Blang Jerango pada saat ini dari periode 2010 - 2015. Jenjang pendidikan terakhir Bapak Karim adalah sarjana pendidikan. Saat ini ia memilki 4 anak, 2 anak sudah bekerja dan dua lagi masih duduk di bangku sekolah SMA. Sedangkan istri membuka usaha tambahan berupa tempat penjualan minyak tanah dan bensin di depan rumahnya. Sebelum menjadi Camat, Bapak Abd .karim adalah seorang guru di salah satu sekolah di Kecamatan Blang Jerango dan juga menjadi pegawai camat. Bapak Abd. Karim sebagai Camat Blang Jerango melihat perkembangan yang terjadi di Kecamatan Blang Jerango setelah diadakannya pemekaran. Perubahannya cukup signifikan dimana ketika belum dimekarkan kecamatan Blang Jerango masih kurang mendapatkan perhatian dan pelayanan dari pemerintah. Tetapi ketika beliau menjabat saat ini mengatakan bahwa pelayanan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah pun menjadi lebih baik sehingga dengan mudah meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Dengan di mekarkannya kecamatan tersebut masyarakat lebih mudah dan dekat dalam berurusan ke kantor camat. Maka pelayanan terhadap masyarakat pun semakin di perhatikan. Bapak Abd. Karim mengatakan bahwa dalam proses terjadinya pemekaran, diawali dengan aspirasi masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Bapak Abd. Karim berikut: “Pemekaran ini pertama kali muncul dari pihak masyarakat, elit atau tokoh - tokoh yang merasa tidak puasnya dengan pelayanan yang sering tidak merata dari pemerintah daerah. Tujuannya supaya daerah tersebut lebih di perhatikan dan di kembangkan dalam segala hal baik itu mengenai ekonomi dan sosialnya, juga untuk menjadikan Universitas Sumatera Utara 61 masyarakat lebih mudah dan dekat dalam berurusan ke kantor camat. Ya meskipun sebagian pihak menjadikan ini sebagai kesempatan untuk menjadi pemimpin di wilayah tersebut pada saat itu. Kemudian para tokoh-tokoh yang mengusulkan kekantor bupati supaya kecamatan ini di mekarkan. Setelah itu di lanjutkannya ke Banda Aceh dan di sana di verifikasi oleh biro pemerintahan dan hukum, lalu di sidang paripurnakan menjadi kecamatan Blang J erango.”Wawancara, 25 Maret 2015. Ketika pemilihan camat, pada saat itu ketegangannya tidak terlalu mencuat ke masyarakat luas. Ketegangan ini terjadi di akibatkan adanya kesempatan bagi para tokoh elit untuk bersaing menjadi camat pertama di Kecamatan Blang Jerango. Dimana Bapak Nasir di tunjuk oleh pemerintah daerah untuk menjadi Camat Blang Jerango. Namun pihak Bapak Kandar yang kontra dikarenakan beliau juga merasa berhak dan mampu untuk menjadi camat di Blang Jerango. Sehingga terjadilah Ketegangan atau pertarungan antara elit yang terkait. Para pihak pak kandar juga menuding bahwa Bapak Nasir bukan berasal dari bagian wilayah Kecamatan Blang Jerango jadi dia tidak pantas menjadi camat disini. elit yang bersaing untuk mendapatkankan kursi camat tersebut melakukan tindakan melobi pihak - pihak tertentu dengan tujuan agar bisa menang. Namun pada akhirnya Bapak Nasir yang menjadi Camat Blang Jerango. 6. Bapak Kandar 56 tahun Merupakan mantan pegawai camat. Saat ini beliau tidak lagi berprofesi sebagai pegawai camat karena sudah sakit - sakitan. Jenjang Pendidikan terakhir Bapak Kandar hanya sampai tingkat SMA. Saat ini ia memiliki 5 anak, 2 anaknya sudah sarjana dan 3 anaknya ada masih duduk di bangku SMP dan SMA. Sedangkan istrinya hanya sebagai ibu rumah tangga saja. Bapak Kandar merupakan orang yang pernah berseteru atau bersaing dengan Bapak Nasir karena Universitas Sumatera Utara 62 memperebutkan kursi sebagai camat ketika pemekaran Kecamatan Blang Jerango dimekarkan tahun 2004. Awal mulanya wacana pemekaran kecamatan Blang Jerango merupakan hasil musyawarah beliau dan bapak Nasir disertais tokoh - tokoh lainnya. Mereka mengusulkan pemekaran ini ke kantor bupati atas aspirasi masyarakat tentunya. Beliau serta para tokoh lainnya meyusun berkas dan melengkapi persiapan untuk menyelenggarakan pemekaran kecamatan ini. Alhasil, semuanya berjalan dengan lancar dan sudah disetujui oleh bupati. Namun proses pemekaran tersebut juga membutuhkan tindakan verifikasi oleh pihak kantor bupati untuk memastikan kelayakan daerah tersebut untuk dimekarkan menjadi kecamatan baru. Setelah tim Verifikasi memastikan kelayakannya maka selanjutnya berkas dibawa ke Banda Aceh guna untuk disidang paripurnakan menjadi kecamatan baru. Setelah pemekaran terlaksana pada tahun 2004, Bapak Nasir di tunjuk sebagi camat di Kecamatan Blang Jerang. Namun, pak Kandar tidak setuju atas keputusan bupati tersebut. Karena menurut beliau, ia juga pantas untuk dijadikan sebagai camat. Maka pada waktu itu pelantikan sempat tertunda karena terjadi ketegangan antara dua pihak yang ingin menduduki kursi sebagai camat. Kedua belah pihak yang bersitegang ini sempat saling menjelek - jelekkan. Untuk merebut jabatan ini ada pihak yang melobi kepada pemerintah kabupaten. Yang dilakukan oleh pihak - pihak yang berseteru, guna memenangkan kursi jabatan tersebut. Tidak sampai disitu saja, ketegangan ini juga melibatkan oknum polisi setempat karena konflik ini semakin memanas. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Bapak Kandar berikut : Universitas Sumatera Utara 63 “Bapak Nasir tidak layak menjadi camat di kecamatan Blang Jerango karena beliau bukan bagian dari kampung Kecamatan Blang Jerango dan dia juga masih kurang pengalamannya dalam membina daerah baru seperti Kecamatan Blang Jerango tersebut. Jadi pemerintah daerah seharusnya bijak dalam menetukan pemimpin di kecamatan ini, siapa yang layak untuk dijadikan pemimpin dan siapa yang tidak layak.”Wawancara, 17 Maret 2015. 7. Junaidi warga kecamatan induk Bapak Junaidi 50 tahun adalah seorang warga dari desa tujung Kecamatan Kuta Panjang yang berprofesi sebagai tokoh masyarakat. Saat ini ia tinggal bersama seorang istri dan tiga anaknya yang masih duduk di bangku sekolah, sedangkan istrinya berjualan membuka kede kecil - kecilan untuk membantu biaya rumah tangganya. Profesi sebagai tokoh masyarakat sudah lama di geluti oleh bapak junaidi. Jenjang pendidikan bapak Junaidi hanya sampai tamat SD saja. Bapak Junaidi menyatakan bahwa Kecamatan Blang Jerango ini sebelumnya pada tahun 2002 sudah pernah direncanakan pemekarannya. Pada waktu itu permintaan pemekaran Kabupaten Gayo Lues dari Kabupaten Aceh Tenggara. Pada waktu itu ada dua kecamatan yang ingin dimekarkan yaitu kecamatan Blang Jerango dari Kecamatan Kuta Panjang dan kecamatan Pining dari Kecamatan Dabun Gelang. Tapi hanya kecamatan pininglah yang berhasil dimekarkan karena dianggap sudah layak dan sudah memenuhi syarat - syarat. Sedangkan kecamatan Blang Jerango belum di tanggapi dengan serius oleh pemerintah dengan alasan daerah tersebut belum siap untuk dimekarkan. Akan tetapi, para tokoh kembali memperjuangkannya kembali pada tahun 2004. Keinginan ini merupakan aspirasi dari masyarakat. Untuk mewujudkan keinginan Universitas Sumatera Utara 64 tersebut, para elit pun berjuang untuk memekarkan kecamatan yang baru. Masyarakat menganggap kurangnya perhatian pemerintah daerah yang merata perhatian hanya terpusat didaerah - daerah tertentu saja. Selain itu masyarakat menganggap jauhnya rentang kendali pemerintahan kecamatan induk. Ini yang menjadikan para elit untuk melakukan pemekaran dan pada akhirnya kecamatan Blang Jerango pada akhirnya berhasil di mekarkan menjadi qanun kecamatan Blang Jerango. Tanggapan Bapak Junaidi mengenai konflik elit yang terjadi di Kecamatan Blang Jerango. Para elit memang sangat berpengaruh dalam pembentukan daerah baru atau pemekaran karena tanpa tokoh elit pemekaran ini tidak akan terjadi. Tapi di lain sisi elit ini rupanya memanpaatkan hal tersebut guna untuk mendapatkan kekuasaannya. Pada saat pemekaran Kecamatan Blang Jerango dimekarkan pada tahun 2004. Tentunya harus ada camat dikecamatan tersebut waktu itu Bapak Nasir pilih sebagai camat pertama di Kecamatan Blang Jerango. Tapi pak Kandar tidak terima karena beliau juga ingin menjadi camat saat itu padahal mereka sama-sama ikut serta dalam memperjuangkan pemekaran tersebut. Jadi disini pihak Bapak Kandar dan Bapak Nasir terjadi konflik karena perebutan kursi camat. Banyak hal yang dilakukan kedua pihak ada yang menuntut dan ada yang menyogok. Dari pihak kandar menilai Bapak Nasir tidak layak menjadi camat karena beliau menganggap Bapak Nasir berasal dari daerah luar Kecamatan Blang Jerango. Konfliknya semakin memanas karena kedua belah pihak saling menjatuhkan. Wawancara dengan salah satu tokoh masyarakat pak Junaidi mengatakan bahwa: Universitas Sumatera Utara 65 ‘’Kedua belah pihak Bapak Nasir dan Bapak Kandar saling menjelek - jelekkan dan pernah terjadi perkelahian antara Bapak Kandar dan Bapak Nasir. Kala itu kedua belah pihak dipertemukan guna untuk mediasi tetapi disana mereka saling mengeluarkan kata - kata dan emosi sampai akhirnya mediasipun s empat di tunda’’. Wawancara,15 Maret 2015 4.3 Interpretasi Data Penelitian. 4.3.1. Kecamatan Blang Jerango Sebelum dan sesudah pemekaran. Kecamatan Blang Jerango adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Gayo Lues yang di mekarkan dari Kecamatan Kuta Panjang pada tahun 2004. Sebelum di mekarkan menjadi dua kecamatan, ibu kota Kecamatan ini adalah tampeng musara, yang berada di Kecamatan Kuta Panjang. Hal ini menjadikan Kecamatan Kuta Panjang menjadi kecamatan induk setelah pemekaran dilakukan. Ada banyak persyaratan yang harus di persiapkan oleh tokoh - tokoh dan masyarakat agar pemekaran bisa di lakukan. Di awal persiapan pemekaran kecamatan ini, para tokoh harus melengkapi berkas - berkas karena banyak sekali persyaratan yang harus dilengkapi ke pusat. Namun dengan melihat kesempatan yang telah diberikan pemerintah, para tokoh yang berjuang tidak ingin menyia-nyiakan hal tersebut. Pemerintah mengharapkan jika pemekaran dilakukan maka akan membawa perubahan yang lebih baik bagi masyarakat. Perubahan - perubahan yang diakibatkan oleh pemekaran dapat dilihat setelah sebelas tahun pemekaran dilakukan. Namun demikian, untuk melihat perubahan tersebut, kondisi kecamatan sebelum dilakukankannya pemekaran juga penting diperhatikan. Pada tahun 2004, pemerintah pusat faktor penting untuk menerima dan menyetujui usulan pemekaran Kecamatan Blang Jerango. Kondisi tersebut bisa dilihat dari Universitas Sumatera Utara 66 ukuran-ukuran pertumbuhan daerah, baik itu dari hal kependudukan, prekonomian, sosial, kesehatan dan lain-lain. Jika dilihat dari jumlah penduduk sebelum pemekaran, jumlah penduduk kecamatan Kuta Panjang jauh lebih banyak di bandingkan penduduk Kecamatan Blang Jerango. Namun setelah sebelas tahun pemekaran dilakukan, pertumbuhan penduduk di dua kecamatan juga tidaklah terlalu besar. Begitu juga dengan tingkat kepadatan penduduk di kedua kecamatan setelah dan sebelum pemekaran, hanya meningkat sekitar enam persen dari awal pemekaran hingga sekarang. Tingkat kepadatan penduduk tidak menunjukkan bahwa, persebaran penduduk merata disetiap wilayah kecamatan yang di mekarkan. Pusat - pusat keramaian dimana jumlah penduduk tersebar, masih sama seperti kondisi sebelum pemekaran dilakukan, yaitu hanya terpusat di wilayah - wilayah yang sebelumnya telah ramai ketika pemekaran belum dilakukan. Keramaian yang hanya terdapat pada titik - titik tertentu saja di Kecamatan Blang Jerango menunjukkan bahwa pertumbuhan dikecamatan ini tidak merata. Hal ini juga bisa dilihat dari pendapatan asli daerah PAD. Walaupun terdapat peningkatan pendapatan asli daerah yang besar di Kecamatan Blang Jerango sebelum terjadinya pemekaran namun tidak dibarengi oleh pelayanan kepada masyarakat. Di Kecamatan Blang Jerango, peningkatan pendapatan juga menyebabkan belanja daerah untuk keperluan pegawai pemerintahan semakin besar. Dari data yang didapat di Kecamatan Blang Jerango, jumlah belanja daerah untuk keperluan pegawai dan pemerintahan meningkat di awal - awal pemekaran saja, akan tetapi saat ini sudah mengalami penurunan hingga sekarang. Di awal pemekaran, jumlah pengeluaran daerah untuk kepentingan daerah Universitas Sumatera Utara 67 mencapai 46 dari seluruh pengeluaran yang ada. Kondisi ini menunjukkan bahwa pemekaran tidak lebih mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Tetapi lebih untuk kepentingan sekelompok orang. Pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah bukan untuk kepentingan dan pembangunan masyarakat akan tetapi lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan pemerintah dan pegawainya. Penjelasan di atas di perkuat dengan penjelasan Bapak Abd Manap Tokoh Adat. ‘’orang yang mengatakan sebelum maupun sesudah pemekaran banyak perubahan adalah orang yang mendapatkan banyak anggaran dari pemerintah pusat. Para penguasa daerah banyak yang tidak menggunakan dana negara untuk mensejahterakan masyarakatnya. karena orang atau elit yang berkuasa di daerah tersebut bisa saja menjadikan anggaran tersebut untuk kepentingan pribadinya.’’Wawancara, 14 Maret 2015 Penggunaan wewenang berdasarkan legalitas ini mungkin saja dimanfaatkan oleh pemerannya sebagai alat untuk melindungi dan menjaga kepentingan dirinya dengan mengatasnamakan kepentingan bersama atau dengan kata lain masyarakat sebagai alasan untuk melancarkan kepentingan dirinya sendiri dan kelompoknya. Para penguasa daerah belum mampu menunjukkan perubahan yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat setelah sebelas tahun pemekaran dilakukan. Hal ini dapat diamati dari banyaknya masyarakat yang belum mendapatkan pekerjaan sampai sekarang. Atau dengan kata lain angka penganguran di masyarakat Kecamatan Blang Jerango masih sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pemekaran tidak selalu mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Walaupun memang jumlah investasi yang masuk ke Kecamatan Blang Jerango meningkat, tidak menjamin memberikan kesempatan Universitas Sumatera Utara 68 bekerja yang lebih besar bagi masyrakat. Semua ini tergantung pihak pemerintah setempat yang mengelolanya, jika di kelola dengan baik dan benar maka kesejahteraan msyarakat akan terlihat dalam daerah pemekaran tersebut. Fasilitas umum bagi masyarakat juga bisa dijadikan tolak ukur kesejahteraan bagi masyarakat. Di Kecamatan Blang Jerango, perubahan setelah pemekaran tidak terlalu banyak menunjukan peningkatan. Sarana dan prasarana apabila di bandingkan dengan sebelum dan setelah pemekaran tidak menunjukkan perubahan kearah yang positif. Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa pemekaran tidak selalu membawa kesejahteraan dan perbaikan bagi masyarakat. Namun manfaat pemekaran hanya berdampak pada segelintir orang, terutama mereka yang berada di pemerintahan dan bekerja dipemerintahan. Bagi masyarakat secara keseluruhan perubahan tersebut tidak banyak dirasakan.

4.3.2. Identifikasi Sejarah Pemekaran Kecamatan Blang Jerango