Proses Pembentukan Panitia Pemekaran Kecamatan. Proses Penyusunan Raperda.

73 Setelah mencapai kesepakatan, kemudian proposal permohonan pemekaran kecamatan di buat kembali dengan acuan proposal sebelumnya. Jadi hal - hal yang kurang atau belum dicantumkan dalam proposal sebelumnya, sudah di lengkapi dalam proposal yang baru ini. Proposal tersebut di ajukan kepada bupati setelah di setujui kemudian di lanjutkan lagi ke Banda Aceh untuk di verifikasi dan disidang paripurnakan. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh mantan Camat Bapak M.Nasir : ‘’Setelah muncul keinginan untuk memekarkan diri dari Kecamatan induk, saya dan beberapa tokoh masyarakat berembuk bersama-sama untuk membicarakan soal keinginan pemekaran ini. Kemudian kami mengajak atau mengundang masyarakat untuk duduk bersama dan hasilnya ternyata semua sepakat dan betul - betul menginginkan untuk mekar.’’Wawancara, 28 Maret 2015

4.3.3. Proses Pembentukan Panitia Pemekaran Kecamatan.

Munculnya isu pemekaran kecamatan, yang kemudian dilanjutkan dengan agenda duduk bersama untuk melakukan musyawarah yang menghasilkan kesepakatan bersama untuk memekarkan diri. Maka selanjutnya dibentuklah panitia pemekaran yang di ketuai oleh Bapak Abd. Manap yang bertugas untuk mengurus kelanjutan daripada rencana pemekaran. Setelah dirumuskannya panitia pemekaran Kecamatan Blang Jerango, selanjutnya panitia membuat proposal usulan pembentukan Kecamatan Blang Jerango kepada Bupati Kabupaten Gayo Lues melalui kepala bagian pemerintahan Kabupaten Gayo Lues. Dengan melampirkan profil kecamatan yang meliputi profil kecamatan induk, profil kecamatan yang akan dibentuk dan peta Kecamatan Blang Jerango. Universitas Sumatera Utara 74 Pembentukan panitia pemekaran Kecamatan Blang Jerango ditunjuk dan dibentuk atas kesepakatan masyarakat dan tokoh - tokoh setempat, dimana kepanitiaan diketuai dan beranggotakan dari penduduk setempat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bapak Abd. Manap Ketua panitia Pemekaran: ‘’Kalau soal pembentukan panitia pemekaran kemarin itu dipilih oleh masyarakat, atas usulan aparat - aparat setempat juga, jadi yang dipilih maupun membentuk panitia atas kesepakatan masyarakat dan aparat - aparat setempat. Kebetulan saya dipercayakan terpilih menjadi ketua panitianya, artinya orang-orang yang masuk dalam kepanitiaan ini adalah orang-orang yang menurut masyarakat bisa diandalkan.’’Wawancara, 14 Maret 2015. Setelah terbentuknya panitia pemekaran ini, para tokoh selanjutnya mengemban tugas yang merupakan kepercayaan dari masyarakat, serta aparat setempat. Tugas mereka ialah pembuatan proposal permohonan pemekaran kecamatan hingga terbentuknya kecamatan baru.

4.3.4. Proses Penyusunan Raperda.

Sesuai dengan ketentuan undang - undang No 10 tahun 2004 tentang pembentukan peraturan perundang – undangan. Peraturan yang dimaksudkan ialah peraturan daerah. Peraturan daerah Perda adalah peraturan perundang -undangan oleh dewan perwakilan rakyat daerah dengan persetujuan bersama kepala daerah. Peraturan perundang - undangan menegaskan, bahwa peraturan Daerah Perda dibentuk oleh DPRD yang dibahas bersama dengan kepala daerah untuk memperoleh persetujuan bersama. Dalam konteks ini, pembahasan dan persetujuan bersama atas perda dibentuk itu berlangsung di DPRD. Pembentukan perda tidaklah terjadi begitu saja, melainkan diawali dengan proses penyususunan rancangan perda. Dalam hal pemekaran Kecamatan Blang Jerango ini, setelah Universitas Sumatera Utara 75 adanya atau munculnya prakarsa dari masyarakat selanjutnya pembentukan panitia pemekaran yang salah satu peranannya adalah pembuatan proposal permohonan pemekaran kecamatan. Berkas ini kemudian disampaikan kepada bupati. Penyampaian atau pengajuan berkas kepada bupati tersebut dilakukan oleh tokoh penggerak pemekaran kecamatan tersebut. Untuk mengkaji dan menentukan sebuah wilayah dinyatakan layak atau tidak untuk menjalani proses pemekaran, perlu dibentuk sebuah kesatuan kepanitiaan independen. Dalam hal pemekaran Kecamatan Blang Jerango, setelah proposal permohonan pemekaran diterima bupati, selanjutnya bupati membentuk tim verifikasi yang bertugas melakukan observasi ke kecamatan yang akan dibentuk, yang hasilnya akan menjadi bahan rekomendasi kepada bupati guna untuk dilanjutkan ke Banda Aceh. Tim verifikasi yang sudah dibentuk ini, selanjutnya akan turun melakukan observasi atau peninjauan langsung ke kecamatan yang akan dimekarkan. Hasil observasi ini nantinya akan menjadi bahan pertimbangan layak atau tidaknya dilakukan pemekaran di kecamatan tersebut. Hal ini sebagaimana di kemukakan Bapak Nasir Mantan camat mengatakan bahwa: ‘’Setelah ada kesepakatan rencana pemekaran dari masyarakat dan panitia pemekaran, kemudian dibuatlah proposal atau berkas. Proposal ini disampaikan kepada bupati melalui bagian pemerintahan bupati. Setelah proposal diterima, maka dibentuklah tim verifikasi dari kabupaten oleh Bupati. Tim inilah yang melakukan meninjauan langsung kelapangan atau kecamatan yang akan dimekarkan. Hasilnya nanti bisa jadi bahan pertimbangan layak atau tidaknya dilakukan pemekaran terhadap kecamatan tersebut. Jika memang sudah layak, maka akan dilanjutkan ke Banda Aceh dan disana berkas-berkas di verifikasi lagi guna untuk di sidang Universitas Sumatera Utara 76 paripurnakan menjadi Qanun pemekaran Kecamatan Blang Jerango sesuai dengan prosedur yang ada.’’Wawancara, 28 Maret 2015 Selanjutnya tim verifikasi kabupaten menyiapkan rancangan peraturan daerah tentang pemekaran kecamatan yang didahului dengan pembuatan naskah akademik. Hasil observasi Naskah akademik merupakan bahan baku yang dibutuhkan dalam pembentukan peraturan perundang - undangan, termasuk peraturan daerah. Dengan dukungan naskah akademik yang memadai, diharapkan dapat dibentuk peraturan perundang-undangan yang baik. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Raperda sangat menentukan kelancaran pembahasan di DPRD. Karena itu kualitas suatu perda dan pengambilan keputusan atas rancangan perda menjadi perda sangat ditentukan oleh bagaimana cara rancangan perda itu disusun. Setidaknya suatu rancangan perda harus didahului dengan menyusun akademik. Penyusunan naskah akademik ini dilakukan di Banda Aceh, dengan bantuan pihak akademis yang berkompeten dalam bidang yang terkait dengan rancangan peraturan daerah yang akan dibuat. Naskah akademik merupakan hal yang krusial dari suatu pembuatan Raperda, karena dalam pembuatan naskah akademik tersebut akan termuat dengan cermat landasan filosofi, sosiologis, dan yuridis sebagai dasar yang baik untuk suatu raperda. Naskah akademik harus disusun secara cermat dan hati – hati. Demikian pula kegiatan konsultasi publik, secara terus menerus harus diselenggarakan untuk merevisi konsep draft naskah akademik. Langkah pertama dari suatu lembagainstansi yang ingin menyusun naskah akademik adalah membentuk satu tim penyusun, tim ini hendaknya dibentuk dengan surat keputusan secara formal yang ditandatangani oleh pimpinan lembagainstansi tersebut. Surat keputusan Universitas Sumatera Utara 77 oleh pejabat dibawahnya masih dimungkinkan, tetapi kekuatannya dalam hal legitimasi dimulainya proses penyusunan peraturan daerah agak lemah. Meskipun secara khusus teknis penyusunan dan format naskah akademik untuk peraturan daerah belum ada, namun secara umum format penyusunan naskah akademik terdiri dari dua bagian yaitu. 1. Bagian pertama berisi laporan hasil pengkajian dan penelitian tentang rancangan peraturan daerah. 2. Bagian kedua berisi konsep awal rancangan peraturan daerah yang terdiri dari pasal yang diusulkan. Dengan didahului atau disertai dengan naskah akademik ini, maka akan sangat memudahkan bagi pembahasan rancangan perda untuk ditetapkan menjadi Perda. Setidaknya dalam pembahasan atas rumusan materi dari perda itu tidak terjebak. Dengan disertai Naskah akademik, maka tahap - tahapan pembahasan perda akan lebih mendalam dan setiap tahap pembahasan yang harus dilalui dapat berjalan dengan baik. Mengacu pada naskah akademik yang ada, maka disusunlah Raperda pemekaran kecamatan oleh pihak yang berwenang beserta tim verifikasi. Membuat rancangan perundang - undangan merupakan suatu pekerjaan yang sulit. Hal ini dikarenakan konsekuensi hukum dari produk hukum yang akan dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dalam mengakomodasi beberapa kepentingan. Apabila suatu perundang - undangan dibuat kurang sempurna atau kurang dimengerti oleh pelaksana undang - undang, sudah barang tentu akan menimbulkan ketidakpastian hukum. Idealnya, suatu undang - undang dibuat sederhana dalam rangka memudahkan pemahaman undang - undang dimaksud. Namun dalam praktik, untuk menghindari perbedaan penafsiran atas suatu Universitas Sumatera Utara 78 rumusan peraturan perundang - undangan umumnya para pembuat kebijakan menyusun perundang - undangan secara detail dengan maksud memperjelas materi atau muatan yang ada dalam peraturan tersebut. Rumusan tersebut pada akhirnya menimbulkan kesan terbelit-belit dan jauh dari kesederhanaan. Untuk membuat suatu peraturan perundang - undangan yang baik para pembuat kebijakan harus melakukan persiapan khususnya terkait dengan pengetahuan yang mendalam dari materi yang akan di atur dan pengetahuan akan daya upaya apa yang tepat untuk mencegah penghindaran diri dari ketentuan undang - undang tersebut. Penyusunan rancangan perda maupun undang - undang tidak hanya merupakan soal pengetahuan saja, namun juga diperlukan seni dalam merancang undang - undang. Dengan demikian diharapkan undang - undang tersebut tidak hanya memberikan kepastian hukum bagi para pelaksananya, tetapi juga mampu menampung perkembangan di masa yang akan datang. Untuk itu dalam hal penyusunan raperda tentang pemekaran kecamatan, penyusun harus benar - benar memiliki pemahaman ketelitian agar hasilnya mudah dimengerti. Raperda disusun sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kejanggalan - kejanggalan mulai dari kata - kata, kalimat, hingga penulisannya. Apabila dalam pelaksanaan undang - undang telah disahkan oleh pihak yang berwenang namun tidak mengakomodasi aspirasi masyarakat, maka undang - undang tersebut tidak akan terlaksana dengan baik. Oleh karena itu dalam pelaksanaan undang - undang tersebut harus dapat merangkum keinginan, harapan dan kenyataan yang diaspirasikan oleh masyarakat itu sendiri. Universitas Sumatera Utara 79 Pemerintah atau pihak yang berwenang harus dapat menerima aspirasi rakyatnya karena pemerintah tanpa rakyat tidak akan berarti apa-apa. Begitu pula sebaliknya rakyat tanpa ada pemerintah yang berdaulat tidak berarti apa - apa. Pihak yang satu membutuhkan pihak yang lain sebagai subjek maupun objek pelaksana undang - undang itu sendiri. Pemerintah Kabupaten Gayo Lues harus memperhatikan dan menindaklanjuti aspirasi - aspirasi masyarakatnya dengan bertanggung jawab. Setelah peraturan daerah Kabupaten dan propinsi NAD menyetujui dilakukan pemekaran kecamatan, maka usailah tahapan dalam pembentukan Kecamatan Blang Jerango Kabupaten Gayo Lues tersebut. Adapun tahapan selanjutnya adalah mengadakan pemilihan perangkat pemerintahan Kecamatan Blang Jerango oleh bupati. Sebagai tindak lanjut pemerintah Aceh dalam memperhatikan aspirasi masyarakat Kecamatan Blang Jerango, Maka di resmikanlah Kecamatan Blang Jerango pada Tahun 2004. Adapun harapan - harapan masyarakat dan pemerintah setempat ialah dengan terlaksananya pemekaran Kecamatan Blang Jerango ini diharapkan dapat tercapai hal - hal yang menjadi keinginan masyarakat, seperti peningkatan pelayanan dan pemerataan pembangunan.

4.3.5. Argumentasi Pemekaran Wilayah Kecamatan