49
4.2.1.11. Sarana dan Prasarana Pendidikan. Tabel 4.8
Sarana dan Prasarana Pendidikan No
Kategori Jumlah
1
Universitas 1
2 SMA
1
3 SMP
3
4
SD 9
5
Pesantren 2
7 TK
2
Sumber: data kependudukan Kecamatan Blang Jerango 2014
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa di Kecamatan Blang Jerango terdapat satu Universitas dan satu Sekolah SMA dan SMP terdapat dua unit
sedangkan untuk sekolah SD terdapat 9 unit dan untuk Pesantren dan TK terdapat dua unit. Dari semua sarana pendidikan yang terdapat di Kecamatan Blang
Jerango terdapat sekolah SD yang memiliki sarana paling banyak, karna untuk sekolah SD hampir setiap kampung sudah didirikan di kecamatan Blang Jerango
tersebut.
4.2. Profil Informan.
Informan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam penelitian ini, yang merupakan salah satu kunci bagi peneliti untuk memperoleh informasi yang
diperlukan dalam penelitian. Tujuanya adalah untuk mendeskripsikan bagaimana gambaran konflik elit lokal dalam pemekaran Kecamatan Blang Jerango. Untuk
lebih jelasnya maka peneliti akan mendeskripsikan karakteristik beberapa Informan Primer sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
50 1.
M.Kasim Ibrahim Mantan anggota DPRD Bapak Kasim merupakan putra Suku Aceh Gayo asli yang lahir di kampung
Peparik Dekat pada 20 desember 1953. Sejak zaman kakek neneknya, mereka Sudah tinggal di kampung tersebut. Masyarakat Peparik sangat menghormati
beliau, karena beliau merupakan seorang mantan anggota DPRD. Beliau merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Dari hasil pernikahannya, Bapak
Kasim memiliki 8 anak, 5 anak dari istri pertamanya, dan 3 anak lagi dari istri keduanya. Jenjang pendidikan terakhir Bapak M.Kasim Ibrahim adalah Sarjana
Ekonomi yang di perolehnya dari salah satu Universitas Swasta di Medan, Sumatera Utara.
Sebagai seorang mantan anggota DPRD di Kecamatan Blang Jerango, Bapak M. Kasim Ibrahim menjabat pada periode 1999 - 2004. Sebelum menjabat sebagai
anggota DPRD, profesi yang digeluti beliau adalah guru agama di salah satu SMP di Kecamatan Blang Jerango. Kemudian karena kecintaan beliau pada dunia
politik, maka ia pun terjun dan berhasil menjadi salah satu anggota DPRD. Namun, keberhasilan sebagai anggota DPRD tidak langsung diperoleh begitu saja,
pada awal karirnya Bapak Kasim menjabat sebagai seorang pegawai di kecamatan Induk, yaitu Kecamatan kuta panjang sebelum adanya pemekaran Kecamatan
Blang Jerango. Setelah beliau berhenti menjadi anggota DPR di Kecamatan Blang Jerango, kemudian Bapak Kasim Ibrahim ditunjuk Partai P3 untuk menjadi
sekretaris Selama 1 periode dan kemudian menjadi ketua partai P3 sampai sekarang ini.
Universitas Sumatera Utara
51 Untuk investasi jangka panjang , beliau saat ini memiliki dua rumah besar
yang terletak di kampung Peparik Dekat. Beliau juga memiliki tanah kebun yang memang sudah terlihat sangat mencukupi untuk mensejahterahkan semua anggota
keluarganya. Salah satunya ladangnya ditanami daun sere, dimana setiap panen beliau mempekerjakan banyak orang dari kampungnya. Setiap pekerja yang
bekerja di ladang tersebut nantinya akan mendapatkan upah sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Selain itu, ia juga memiliki kebun coklat di
daerah jalan Aceh Tenggara sekitar 3 hektar. Dari penjelasan beliau, hasil dari kebun coklat itu mampu menghasilkan 1,5 juta hampir setiap kali panen.
Alasan utama beliau tertarik ingin menjadi anggota DPR, karena beliau memang ingin memajukan dan mengembangkan daerahnya sendiri. Ia merasa
dengan ilmu dan pengalaman yang dia miliki cukup mampu untuk membenahi setiap permasalahan sosial, ekonomi, politik yang ada di daerah tersebut. Beliau
selalu lihai dalam mengamati setiap permasalahan yang dimiliki di Kecamatan Blang jerango. Namun hal tersebut tidak dilakukan seorang diri, ia tetap juga
bekerjasama dengan pejabat lainnya guna kemajuan kecamatan Blang Jerango. Dan alasan yang kedua ialah rasa keterpanggilan untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat terkait dengan semua keinginan dan kebutuhan masyarakat. Apalagi pada saat itu Bapak Kasim melihat pelayanan yang dilakukan
para pemimpin daerah terhadap masyarakat belum bisa terbilang cukup maksimal. Sehingga mesti perlu diadakannya pembenahan yang terfokus pada kesejahteraan
rakyat.
Universitas Sumatera Utara
52 Menurut pengalaman Bapak Kasim pemekaran di Kecamatan Blang Jerango
telah menciptakan “gesekan” yang memunculkan pihak elit yang kontra terhadap proses terdapatnya peluang kekuasaan. Pihak yang kontra tersebut tentunya
dikarenakan inginnya mendapatkan kekuasaan di Kecamatan Blang Jerang. Pada proses pemekaran Kecamatan Blang Jerango Bapak Kasim berpendapat bahwa
peran elit lokal memang sangat berpengaruh besar. Hal tersebut dikarenakan menurutnya elit lokallah yang berperan sebagai motor penggerak utama menuju
kecamatan baru yaitu Kecamatan Blang Jerango, tetapi disamping itu elit juga yang menjadikan pemekaran ini menjadi ajang untuk memperoleh kekuasaan.
Beliau sendiri merupakan salah seorang pelaku dalam proses pemekaran kecamatan tersebut. Dalam proses pembentukan Kecamatan Blang Jerango beliau
serta tokoh berpengaruh lainnya yaitu tokoh agama, tokoh adat bersama - sama mengajukan kepada bupati agar segera diadakan pemekaran Kecamatan demi
kesejahteraan masyarakat tentunya. Dalam proses pengajuan pemekaran ini, Bupati alhamdulillah tidak ada kendala, justru bupati gayo lues merespon dengan
baik atas usulan para tokoh-tokoh tersebut. Dari hasil kesepakatan itu Selanjutnya berkas - berkas untuk pemekaran tersebut pun di urus ke pusat yaitu Banda Aceh
sehingga dapat diverifikasi secara hukum dan badan pemerintahan di Banda Aceh. Akhirnya pengajuan tersebut pun di sidang paripurnakan dan hasilnya pemekaran
Kecamatan Blang Jerango pun berhasil terlaksana. Terkait dengan pemekaran yang terjadi di Kecamatan Blang Jerango, Bapak M.Kasim Ibrahim mengatakan
‘’Banyak keuntungaan yang diperoleh masyarakat setelah terjadinya pemekaran. Sebagai contohnya, ketika masyarakat yang berada di
kampung - kampung terpelosok mengurus keperluan dalam hal surat menyurat berkas maka akan lebih dekat ke Kantor camat. Manfaat
lain yang dirasakan ialah pelayanan pemerintahan daerah semakin
Universitas Sumatera Utara
53 dipersempit ruang lingkupnya sehingga akan semakin mempermudah
pelayanan pemerintah kepada
masyarakat daerah.
Apalagi kecamatan Blang Jerango sudah berdiri sendiri tentunya perhatian
pemerintah daerah pun akan terfokus kepada masyarakat Blang Jerango sendiri’’.Wawancara, 27 Maret 2015
Namun setelah diadakannya pemekaran kecamatan tentunya akan mengalami proses pengisian pejabat - pejabat untuk kecamatan yang baru, yaitu Kecamatan
Blang Jerango. Jadi, dengan adanya pemekaran ini menciptakan sebuah pertarungan untuk memperoleh kekuasaan. Pertarungan yang dimaksud disini
ialah sewaktu adanya pemilihan camat yang baru untuk mengisi kursi pada kecamatan yang baru tersebut. Pada awalnya camat yang ditunjuk sebagai camat
adalah Bapak Muhammad Nasir Alvinsyah. Namun ada pihak yang tidak setuju yaitu Bapak Kandar. Bapak Kandar merupakan salah seorang yang ikut serta
dalam proses pemekaran ini. Beliau merasa bahwa ia juga mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi camat di Kecamatan Blang Jerango. Hal ini
tentu menjadi sebuah ketegangan yang tercipta antara Bapak Nasir dan Bapak Kandar kala itu. Pihak yang berseteru tersebut acap kali menghalalkan segala cara
untuk memenangkan pertarungan tersebut. hal tersebut ditandai dengan adanya penggunaan politik uang money politik guna untuk mempermudah memenagkan
proses pemilihan yang sedang terjadi. Ketegangan pun terus terjadi antara pihak - pihak yang terkait pada saat itu, walaupun akhirnya tetap Bapak Muhammad
Nasir Alvinsyah yang menjadi camat di Kecamatan Blang Jerango. 2.
Muhammad Nasir Alfinsyah Mantan Camat Bapak Nasir 55 tahun adalah seorang mantan camat yang sudah menggeluti
profesinya selama 5 tahun. Jenjang pendidikan Bapak Nasir hanya sampai tingkat SMA saja. Saat ini ia memiliki 2 anak dan keduanya perempuan. Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
54 istrinya hanya seorang ibu rumah tangga saja. Bapak M. Nasir merupakan orang
yang pernah berseteru atau berkonflik dengan Bapak Kandar dalam memperebutkan kursi sebagai camat Blang Jerango.
Sebelum menjadi Camat, Bapak M.Nasir dulunya adalah seorang pegawai camat di kantor kecamatan Kuta Panjang. Setelah Pak Nasir berhenti menjadi
Camat pada tahun 2009, kemudian beliau bekerja di Kantor kabag risalah dan persidangan Set DPRK Gayo Lues, dan sampai saat ini beliau bekerja di kantor
tersebut. Alasan beliau kenapa tertarik ingin menjadi camat Blang Jerango kala itu, karena beliau melihat kecamatan ini merupakan kecamatan baru berarti
kecamatan ini harus di kembangkan dengan baik guna untuk mensejahterakan rakyatnya. Disamping itu beliau juga merasa mampu menjalankan tugasnya
dengan baik. Dengan modal pengalaman dan kemampuan yang dimiliki, beliau merasa perlunya melakukan mekanisme yang berbeda dengan daerah lain.
Namun, mekanisme yang di pakai tentunya tidak melenceng dari norma - norma yang berlaku yaitu, untuk menjadikan kecamatan baru sehingga menciptakan
daerah yang maju dan tidak tertinggal dari kecamatan yang sudah lama berdiri. Awal mulanya pemekaran dilakukan. Wawancara dengan Bapak M. Nasir
mengatakan bahwa: ‘’proses pemekaran di awali oleh adanya pihak yang merasa tidak
puas dengan pelayanan pembangunan terhadap masyarakat. Hal tersebut ditandai ketika masyarakat merasa terlalu jauh ke kantor
camat. Kemudian hal inilah yang menjadi alasan para elit lokal untuk melakukan
Pemekaran Kecamatan
baru yaitu
kecamatan Blangjerango’’.Wawancara,28 Maret 2015.
Pak Nasir sendiri ikut serta dalam memperjuangkan pemekaran Kecamatan tersebut. Beliau dan tokoh - tokoh yang terkait mendatangi kantor bupati. Sebagai
Universitas Sumatera Utara
55 orang yang dipercayakan beliau menyusun berkas - berkas yang dibutuhkan
sebagai syarat pembentukan kecamatan Blang Jerango. Setelah melakukan pengajuan permohonan ke kantor bupati selanjutnya diajukan lagi ke banda Aceh
dan di verifikasi biro pemerintahan dan hukum untuk disidang paripurnakan menjadi pemekaran Kecamatan Blang Jerango.
Terbentuknya pemekaran kecamatan yang baru membuka peluang bagi pihak para elit lokal untuk menempati berbagai posisi di Kantor kecamatan. Jadi,
perebutan kekuasaan pun menimbulkan pihak pro dan kontra antara pihak yang terkait. Maka terjadilah konflik atau pertarungan antara elit lokal disebabkan
perebutan kursi camat pertama Blang Jerango. Dimana Pak Nasir sendiri adalah Camat pertama yang di tunjuk sebagai camat Blang Jerango. Namun ada pihak
yang tidak setuju yaitu Bapak Kandar karena ia merasa dia yang paling berhak atas kursi camat tersebut dan dia merasa lebih mampu dan merasa perjuangannya
menuju pemekaran lebih besar dibandingkan dengan Bapak Nasir sendiri dan juga Bapak Kandar mengatakan Bapak Nasir berasal dari daerah luar bagian
Kecamatan Blang Jerango. Untuk mendapatkan kepentingannya pihak ini ada yang malakukan kecurangan yaitu melakukan penyogokan untuk memperoleh
kekuasaan sebagai camat. Akan tetapi usaha tersebut tetap saja sia - sia. Posisi camat Blang Jerango masih tetap dimenangkan oleh Bapak Nasir Alfinsyah pada
kala itu. 3.
Abdul Manap Tokoh Adat Bapak Abdul Manap berusia 73 tahun dan lahir di kampung Penosan pada
tanggal 8 juni 1942. Beliau adalah tokoh adat yang di hormati didaerahnya. Beliau
Universitas Sumatera Utara
56 mempunyai 8 orang anak yang terdiri dari tiga laki - laki serta lima anak
perempuan, dan semua anak Bapak Abdul Manap sudah menikah dan mempunyai anak. Anak pertama dan anak kedua beliau adalah seorang guru di salah satu
sekolah di Kecamatan Blang Jerango, sedangkan anak Bapak Abdul Manap yang lain pedagang dan bertani.
Beliau menjadi tokoh adat atau orang yang dihormati di kampungnya sejak beliau berumur 47 tahun. Ketika itu beliau dipercayai masyarakat sebagai
penengah dalam menyelesaikan berbagai masalah yang ada di masyarakat. Beliau juga sering diminta masyarakat memberikan pendapat baik itu mengenai masalah
pribadi ataupun masalah - masalah umum sekitar daerah Kecamatan Blangjerango. Kepercayaan masyarakat tersebut dikarenakan beliau memiliki
ilmu agama tinggi, dan beliau sangat memahami adat - adat yang berlaku. Maka masyarakat setempat sangat menghormati beliau dan setiap ada acara beliau
biasanya diunjuk untuk memimpin, baik itu acara kenduri dan acara - acara lainnya. Meskipun beliau sendiri hanya bersekolah sampai kelas 2 SD, tetapi dia
adalah seseorang yang berpengaruh baik di kampungnya maupun di seluruh Kecamatan Blang Jerango. Selain menjadi tokoh adat, bapak Abdul Manap juga
adalah seorang petani dan pekebun. Komoditas yang ditanamnya dilahan pertaniannya seperti padi dan sayur mayur, sedangkan tanaman yang di tanam di
kebunnya adalah sere wangi. Masyarakat daerah gayo hampir semuanya memiliki tanaman daun sere dan beliau juga sudah memiliki tanaman sere sudah dari lima
belas tahun yang lalu. Beliau mengatakan tanaman sere merupakan tanaman yang gampang mengurusnya dan tidak memakan biaya yang banyak dan juga tanaman
yang paling panjang usianya untuk bisa di hasilkan. Luas sawah beliau memiliki
Universitas Sumatera Utara
57 ukuran sekitar bibit lima kaleng padi atau sekitar satu hektar sedangkan untuk luas
kebun sere nya sekitar dua setengah hektar. Dalam mengerjakan semua sawah dan juga kebunnnya, beliau mempekerjakan orang lain dan di sesuaikan dengan
perjanjian bayaran ataupun bagian yang di sepakati kepada pekerja. Beliau mempekerjakan orang lain di sawah dan kebunnya karena beliau tidak sanggup
lagi bekerja. Hal ini di karenakan beliau sudah berumur, jadi beliau hanya bisa membantu pekerjaan yang ringan-ringan saja. Dari sawah dan kebun inilah beliau
bisa menafkahi keluarganya. Dalam proses pemekaran Kecamatan Blang Jerango, Beliau adalah salah satu
tokoh yang ikut serta mengusulkan kekantor bupati. Beliau mengatakan bahwa rencana pemekaran ini disusun atas dasar adanya gejolak ketidakpuasan dari
masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan serta adanya usulan rencana dari pihak - pihak elit untuk mewujudkan kecamatan yang baru. Beliau merupakan
kordinator atau panitia pergerakan kelompok yang dibentuk untuk menghadap ke kantor bupati untuk proses lebih lanjut. Beliau juga mengatakan ketika
menghadap ke kantor bupati tidak ada kendala yang berarti. Pihak Bupati merespon dengan baik dan mempertimbangkan pengusulan pemekaran tersebut
dengan cepat. Setelah selesai melakukan pengusulan di kantor Bupati, mereka melanjutkan pengusulan ke Banda Aceh, dan disana usulan mereka langsung di
verifikasi biro pemerintahan dan di sidang paripurnakan menjadi qanun pemekaran kecamatan baru yaitu Kecamatan Blang Jerango.
Pemekaran yang terjadi di Kecamatan Blang Jerango tersebut tentunya menguntungkan masyarakat karena semakin terpusatnya pelayanan yang
diberikan pemerintah kepada kecamatan. Namun disisi lain beliau mengatakan
Universitas Sumatera Utara
58 dengan dimekarkannya kecamatan tersebut menimbulkan kontra, yaitu pada saat
penunjukan Camat pertama di Blang Jerango. Bapak Abd Manap mengatakan bahwa:
‘’Pada saat itu Bapak Muhammad Nasir Alfinsyah di tunjuk sebagai camat pertama tetapi ada Pak Kandar yang menentang dan tidak
setuju karena diapun ingin mendapatkan jabatan tersebut. Sehingga terjadilah ketegangan antara pihak yang ingin menjadi camat
tersebut. Pihak-pihak yang bertentangan tersebut saling mengelurkan pendapat dan kata-kata yang tentunya menjelekkan pihak lain. Tidak
hanya sampai disitu ketegangan ini terus berlanjut sampai terlibatnya pemerintah daerah dan pihak polisi setempat kala itu’’Wawancara,
14 Maret 2015.
4. Rahmat Tokoh Agama
Bapak Rahamat 57 tahun adalah seorang alim ulama yang sangat di segani di Kecamatan Blang Jerango. Jenjang pendidikan terakhir Bapak rahmat hanya
sampai tingkat SMP saja. Saat ini ia memiliki 3 anak, 2 anak perempuan yang sudah bekerja dan satu lagi laki-laki, masih kuliah di salah satu universitas Banda
Aceh. Sedangkan istrinya membuka usaha berupa warung kecil yang menjual berbagai jajanan dan kebutuhan rumah tangga. Pekerjaan utama bapak Rahmat
adalah seorang petani sawah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Menurut Bapak Rahmat pemekaran Kecamatan Blang Jerango merupakan
gejolak ketidakpuasan tokoh masyarakat ataupun masyarakat setempat mengenai pelayanan dan perhatian pemerintah. Dalam proses memperjuangkannya
Pemekaran Kecamatan tersebut, beliau bersama dengan tokoh - tokoh lain merencanakannya dengan sebaik
– baiknya. Kemudian merekapun mengusulkan ide ini ke kantor bupati supaya Kecamatan Blang Jerango menjadi Kecamatan
baru. Setelah menjalani proses di kantor bupati selanjutnya diusulkan lagi ke
Universitas Sumatera Utara
59 Banda Aceh guna diverifikasi dan disidang paripurnakan menjadi qanun
pemekaran Kecamatan Blang Jerango. Bapak Rahmat adalah seorang fanatik agama, hal tersebut dapat dilihat dari
cara dia memberikan suguhan ceramah kepada masyarakat dan bagaimana ia menjalani kehidupan sehari - hari. Pemikiran beliau begitu ketat oleh peraturan -
peraturan Islam. Seperti pandangan dasar beliau mengenai pemilihan seorang pemimpin atau camat di kecamatan Blang Jerango, beliau mengatakan pemimpin
yang bagus itu adalah pemimpin yang memang dipilih oleh masyarakatnya sendiri. Jika pemimpin disuatu daerah ditunjuk oleh pemerintah daerah atau
bupati, maka masyarakat tidak tahu pasti apakah pemimpin yang di pilih tersebut mampu melayani masyarakatnya dengan baik atau tidak dan apakah jabatannya
digunakan dengan benar. Bapak Rahmat mengatakan bahwa: ‘’Pemilihan pemimpin pada suatu daerah tidak akan lepas dari
gejolak perebutan kekuasaan dimana orang yang ingin berkuasa didaerah tertentu pastinya melakukan hal-hal supaya dia bisa
mendapatkan keinginannya baik itu menjatuhkan orang lain atau menghalalkan
segala cara
asalkan dia
mendapatkan tujuannya’’.Wawancara, 20 Maret 2015
Pada proses pemilihan camat pertama di Kecamatan Blang Jerango menciptakan pertarungan perebutan kekuasaan. Pada saat itu Bapak Nasir di
tunjuk sebagai Camat pertama, namun ada pihak yang tidak setuju sehingga menyebabkan terjadinya konflik. Dalam bersaing mendapatkan kekuasaan, Para
pihak melakukan berbagai cara, diantaranya seperti melobi atau menjanjikan berserta imbalan kepada pihak yang terkait agar dapat menduduki jabatan
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
60 5.
Abd. Karim Camat Blang Jerango Bapak Abd Karim 52 tahun adalah camat Blang Jerango pada saat ini dari
periode 2010 - 2015. Jenjang pendidikan terakhir Bapak Karim adalah sarjana pendidikan. Saat ini ia memilki 4 anak, 2 anak sudah bekerja dan dua lagi masih
duduk di bangku sekolah SMA. Sedangkan istri membuka usaha tambahan berupa tempat penjualan minyak tanah dan bensin di depan rumahnya. Sebelum menjadi
Camat, Bapak Abd .karim adalah seorang guru di salah satu sekolah di Kecamatan Blang Jerango dan juga menjadi pegawai camat.
Bapak Abd. Karim sebagai Camat Blang Jerango melihat perkembangan yang terjadi di Kecamatan Blang Jerango setelah diadakannya pemekaran.
Perubahannya cukup signifikan dimana ketika belum dimekarkan kecamatan Blang Jerango masih kurang mendapatkan perhatian dan pelayanan dari
pemerintah. Tetapi ketika beliau menjabat saat ini mengatakan bahwa pelayanan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah pun menjadi lebih baik sehingga
dengan mudah meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Dengan di mekarkannya kecamatan tersebut masyarakat lebih mudah dan dekat dalam berurusan ke kantor
camat. Maka pelayanan terhadap masyarakat pun semakin di perhatikan. Bapak Abd. Karim mengatakan bahwa dalam proses terjadinya pemekaran,
diawali dengan aspirasi masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Bapak Abd. Karim berikut:
“Pemekaran ini pertama kali muncul dari pihak masyarakat, elit atau tokoh - tokoh yang merasa tidak puasnya dengan pelayanan yang
sering tidak merata dari pemerintah daerah. Tujuannya supaya daerah tersebut lebih di perhatikan dan di kembangkan dalam segala
hal baik itu mengenai ekonomi dan sosialnya, juga untuk menjadikan
Universitas Sumatera Utara
61 masyarakat lebih mudah dan dekat dalam berurusan ke kantor camat.
Ya meskipun sebagian pihak menjadikan ini sebagai kesempatan untuk menjadi pemimpin di wilayah tersebut pada saat itu. Kemudian
para tokoh-tokoh yang mengusulkan kekantor bupati supaya
kecamatan ini di mekarkan. Setelah itu di lanjutkannya ke Banda Aceh dan di sana di verifikasi oleh biro pemerintahan dan hukum, lalu
di sidang
paripurnakan menjadi
kecamatan Blang
J erango.”Wawancara, 25 Maret 2015.
Ketika pemilihan camat, pada saat itu ketegangannya tidak terlalu mencuat ke masyarakat luas. Ketegangan ini terjadi di akibatkan adanya kesempatan bagi
para tokoh elit untuk bersaing menjadi camat pertama di Kecamatan Blang Jerango. Dimana Bapak Nasir di tunjuk oleh pemerintah daerah untuk menjadi
Camat Blang Jerango. Namun pihak Bapak Kandar yang kontra dikarenakan beliau juga merasa berhak dan mampu untuk menjadi camat di Blang Jerango.
Sehingga terjadilah Ketegangan atau pertarungan antara elit yang terkait. Para pihak pak kandar juga menuding bahwa Bapak Nasir bukan berasal dari bagian
wilayah Kecamatan Blang Jerango jadi dia tidak pantas menjadi camat disini. elit yang bersaing untuk mendapatkankan kursi camat tersebut melakukan tindakan
melobi pihak - pihak tertentu dengan tujuan agar bisa menang. Namun pada akhirnya Bapak Nasir yang menjadi Camat Blang Jerango.
6. Bapak Kandar 56 tahun
Merupakan mantan pegawai camat. Saat ini beliau tidak lagi berprofesi sebagai pegawai camat karena sudah sakit - sakitan. Jenjang Pendidikan terakhir
Bapak Kandar hanya sampai tingkat SMA. Saat ini ia memiliki 5 anak, 2 anaknya sudah sarjana dan 3 anaknya ada masih duduk di bangku SMP dan SMA.
Sedangkan istrinya hanya sebagai ibu rumah tangga saja. Bapak Kandar merupakan orang yang pernah berseteru atau bersaing dengan Bapak Nasir karena
Universitas Sumatera Utara
62 memperebutkan kursi sebagai camat ketika pemekaran Kecamatan Blang Jerango
dimekarkan tahun 2004. Awal mulanya wacana pemekaran kecamatan Blang Jerango merupakan hasil
musyawarah beliau dan bapak Nasir disertais tokoh - tokoh lainnya. Mereka mengusulkan pemekaran ini ke kantor bupati atas aspirasi masyarakat tentunya.
Beliau serta para tokoh lainnya meyusun berkas dan melengkapi persiapan untuk menyelenggarakan pemekaran kecamatan ini. Alhasil, semuanya berjalan dengan
lancar dan sudah disetujui oleh bupati. Namun proses pemekaran tersebut juga membutuhkan tindakan verifikasi oleh pihak kantor bupati untuk memastikan
kelayakan daerah tersebut untuk dimekarkan menjadi kecamatan baru. Setelah tim Verifikasi memastikan kelayakannya maka selanjutnya berkas dibawa ke Banda
Aceh guna untuk disidang paripurnakan menjadi kecamatan baru. Setelah pemekaran terlaksana pada tahun 2004, Bapak Nasir di tunjuk sebagi
camat di Kecamatan Blang Jerang. Namun, pak Kandar tidak setuju atas keputusan bupati tersebut. Karena menurut beliau, ia juga pantas untuk dijadikan
sebagai camat. Maka pada waktu itu pelantikan sempat tertunda karena terjadi ketegangan antara dua pihak yang ingin menduduki kursi sebagai camat. Kedua
belah pihak yang bersitegang ini sempat saling menjelek - jelekkan. Untuk merebut jabatan ini ada pihak yang melobi kepada pemerintah kabupaten. Yang
dilakukan oleh pihak - pihak yang berseteru, guna memenangkan kursi jabatan tersebut. Tidak sampai disitu saja, ketegangan ini juga melibatkan oknum polisi
setempat karena konflik ini semakin memanas. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Bapak Kandar berikut :
Universitas Sumatera Utara
63 “Bapak Nasir tidak layak menjadi camat di kecamatan Blang Jerango
karena beliau bukan bagian dari kampung Kecamatan Blang Jerango dan dia juga masih kurang pengalamannya dalam membina daerah
baru seperti Kecamatan Blang Jerango tersebut. Jadi pemerintah
daerah seharusnya bijak dalam menetukan pemimpin di kecamatan ini, siapa yang layak untuk dijadikan pemimpin dan siapa yang tidak
layak.”Wawancara, 17 Maret 2015.
7. Junaidi warga kecamatan induk
Bapak Junaidi 50 tahun adalah seorang warga dari desa tujung Kecamatan Kuta Panjang yang berprofesi sebagai tokoh masyarakat. Saat ini ia tinggal
bersama seorang istri dan tiga anaknya yang masih duduk di bangku sekolah, sedangkan istrinya berjualan membuka kede kecil - kecilan untuk membantu
biaya rumah tangganya. Profesi sebagai tokoh masyarakat sudah lama di geluti oleh bapak junaidi. Jenjang pendidikan bapak Junaidi hanya sampai tamat SD
saja. Bapak Junaidi menyatakan bahwa Kecamatan Blang Jerango ini
sebelumnya pada tahun 2002 sudah pernah direncanakan pemekarannya. Pada waktu itu permintaan pemekaran Kabupaten Gayo Lues dari Kabupaten Aceh
Tenggara. Pada waktu itu ada dua kecamatan yang ingin dimekarkan yaitu kecamatan Blang Jerango dari Kecamatan Kuta Panjang dan kecamatan Pining
dari Kecamatan Dabun Gelang. Tapi hanya kecamatan pininglah yang berhasil dimekarkan karena dianggap sudah layak dan sudah memenuhi syarat - syarat.
Sedangkan kecamatan Blang Jerango belum di tanggapi dengan serius oleh pemerintah dengan alasan daerah tersebut belum siap untuk dimekarkan. Akan
tetapi, para tokoh kembali memperjuangkannya kembali pada tahun 2004. Keinginan ini merupakan aspirasi dari masyarakat. Untuk mewujudkan keinginan
Universitas Sumatera Utara
64 tersebut, para elit pun berjuang untuk memekarkan kecamatan yang baru.
Masyarakat menganggap kurangnya perhatian pemerintah daerah yang merata perhatian hanya terpusat didaerah - daerah tertentu saja. Selain itu masyarakat
menganggap jauhnya rentang kendali pemerintahan kecamatan induk. Ini yang menjadikan para elit untuk melakukan pemekaran dan pada akhirnya kecamatan
Blang Jerango pada akhirnya berhasil di mekarkan menjadi qanun kecamatan Blang Jerango.
Tanggapan Bapak Junaidi mengenai konflik elit yang terjadi di Kecamatan Blang Jerango. Para elit memang sangat berpengaruh dalam pembentukan daerah
baru atau pemekaran karena tanpa tokoh elit pemekaran ini tidak akan terjadi. Tapi di lain sisi elit ini rupanya memanpaatkan hal tersebut guna untuk
mendapatkan kekuasaannya. Pada saat pemekaran Kecamatan Blang Jerango dimekarkan pada tahun 2004. Tentunya harus ada camat dikecamatan tersebut
waktu itu Bapak Nasir pilih sebagai camat pertama di Kecamatan Blang Jerango. Tapi pak Kandar tidak terima karena beliau juga ingin menjadi camat saat itu
padahal mereka sama-sama ikut serta dalam memperjuangkan pemekaran tersebut. Jadi disini pihak Bapak Kandar dan Bapak Nasir terjadi konflik karena
perebutan kursi camat. Banyak hal yang dilakukan kedua pihak ada yang menuntut dan ada yang menyogok. Dari pihak kandar menilai Bapak Nasir tidak
layak menjadi camat karena beliau menganggap Bapak Nasir berasal dari daerah luar Kecamatan Blang Jerango. Konfliknya semakin memanas karena kedua belah
pihak saling menjatuhkan. Wawancara dengan salah satu tokoh masyarakat pak Junaidi mengatakan bahwa:
Universitas Sumatera Utara
65 ‘’Kedua belah pihak Bapak Nasir dan Bapak Kandar saling
menjelek - jelekkan dan pernah terjadi perkelahian antara Bapak Kandar dan Bapak Nasir. Kala itu kedua belah pihak
dipertemukan guna untuk mediasi tetapi disana mereka saling
mengeluarkan kata - kata dan emosi sampai akhirnya mediasipun s
empat di tunda’’. Wawancara,15 Maret 2015
4.3 Interpretasi Data Penelitian. 4.3.1. Kecamatan Blang Jerango Sebelum dan sesudah pemekaran.