Strategi PRINSIP, KEBIJAKAN, STRATEGI, RUANG LINGKUP DAN

15 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ANGGARAN KEGIATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH PASCABENCANA 12. Dapat melibatkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP setempat untuk pendampingan akuntabilitas dalam pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di daerah.

D. Ruang Lingkup

Dalam UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan PP Nomor 21 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana diuraikan jenis-jenis kegiatan pada tahap pemulihan yaitu: 1. Kegiatan rehabilitasi yang terdiri dari: a. perbaikan lingkungan daerah bencana b. perbaikan prasarana dan sarana umum c. pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat d. pemulihan sosial psikologis e. pelayanan kesehatan f. rekonsiliasi dan resolusi konflik g. pemulihan sosial, ekonomi, dan budaya h. pemulihan keamanan dan ketertiban i. pemulihan fungsi pemerintahan j. pemulihan fungsi pelayanan publik Rehabilitasi bersifat segera dan kegiatannya masih berfokus utama kepada pemulihan kehidupan manusia yang masih terselamatkan nyawanya setelah tahap tanggap darurat. Pelayanan kepada masyarakat di wilayah bencana tidak boleh sampai terhenti ketika masa tanggap darurat berakhir, bahkan diupayakan dapat mendorong masyarakat melupakan kejadian bencana yang dialaminya dan memberikan kesibukan yang dapat memberikan penghasilan kepada masyarakat tersebut. Berkaitan dengan upaya pemulihan segera terhadap kehidupan masyarakat, maka bentuk kegiatan diarahkan kepada pemberdayaan masyarakat. Masyarakat sebagai pelaksana utama kegiatan rehabilitasi dan mendapatkan manfaat termasuk upah dari pelaksanaan kegiatan yang dibiayai oleh pemerintah maupun pihak lain. 2. Kegiatan rekonstruksi yang terdiri dari: a. pembangunan kembali prasarana dan sarana b. pembangunan kembali sarana sosial masyarakat c. pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat d. penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana e. partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha dan masyarakat f. peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya g. peningkatan fungsi pelayanan publik h. peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat. Kegiatan rekonstruksi lebih berfokus kepada pembangunan kembali bangunan-bangunan fisik secara permanen dan peningkatan sosial ekonomi dalam suatu rangkaian pemulihan jangka panjang. Kadangkala pembangunan kembali dilakukan secara menyeluruh jika kerusakan 16 PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 3 TAHUN 2013 sangat parah. Tujuan pemulihan jangka panjang adalah mengembalikan keadaan sebelum bencana bahkan menjadi lebih baik. Pemulihan ini juga merupakan waktu yang tepat untuk mengambil langkah-langkah mitigasi atau pengurangan risiko bencana sehingga masyarakat akan lebih siap menghadapi bencana bahkan mencegah terjadinya bencana yang serupa. Perlu diperhatikan bahwa kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi tidak sekedar hanya membangun kembali sarana dan prasarana setiap sektor yang rusak akibat bencana, akan tetapi dalam kebutuhan pemulihan ini juga harus mencakup kegiatan yang bersifat meningkatkan strategi ekonomi kehidupan masyarakat di wilayah yang terkena bencana serta membangun lebih baik build back better sarana dan prasarana yang berbasis mitigasi atau peningkatan dan pengurangan risiko bencana. Dampak dari suatu kejadian bencana yang merupakan lingkup kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dapat meliputi 5 sektor sebagai berikut: Sektor Sub Sektor Permukiman • Perumahan • Prasarana lingkungan permukiman Infrastruktur • Transportasi: darat, air, udara • Sumber Daya Air SDA • Energi • Pos dan telekomunikasi • Air bersih dan sanitasi • Infrastruktur pertanian Ekonomi Produktif • Pertanian • Perikanan • Perkebunan • Industri kecil dan menengah • Perdagangan pasar tradisional • Pariwisata Sosial • Kesehatan • Pendidikan • Psikososial • Keagamaan • Budaya dan bangunan bersejarah • Lembaga sosial Lintas Sektor • Lingkungan hidup • Pemerintahan gedungbangunan milik negara • Sektor keuanganperBankan • Ketertiban dan keamanan

E. Kriteria

Pelaksanaan anggaran penanggulangan bencana tahap pasca bencana dengan kriteria sebagai berikut: 1. Sebagai pendukung strategis ekonomi pada wilayah yang terkena bencana. 17 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ANGGARAN KEGIATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH PASCABENCANA 2. Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca bencana termasuk mitigasi danatau peningkatan konstruksi selektif yang secara teknis harus segera ditangani untuk mengurangi atau menghindari kerugian apabila terjadi bencana. 3. Dilaksanakan secara cepat, tepat, dan segera bermanfaat bagi pemulihan masyarakat di wilayah terdampak bencana. 4. Tidak terjadi duplikasi dalam pembiayaan. 5. Untuk kerusakan bangunan non-pemerintah akibat bencana, pemberian bantuan berupa dana bantuan stimulan. 6. Tidak untuk biaya rutin operasional pemeliharaan kantor dan kegiatan penguatan kelembagaan seperti: pembangunan gedung kantor, pembelian fasilitas kantor. 7. Dalam hal dianggap perlu, maka seminimal mungkin dapat menggunakan dana untuk pendukung operasional pengelolaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Dana pendukung operasional disediakan dalam rencana kerja dan anggaran yang sudah mendapatkan persetujuan BNPB dalam hal ini Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi.