Pelaksanaan Anggaran Kegiatan yang dilaksanakan sendiri oleh BNPB

23 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ANGGARAN KEGIATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH PASCABENCANA konsultan manajemen untuk memastikan dan mengawal akuntabilitas serta efektivitas pencapaian tujuan kegiatan sesuai dengan rencana dan ketentuan yang berlaku. Kelebihan pendekatan ini secara teori adalah pada pemanfaatan hasil kegiatan yang lebih pasti karena masyarakat sendiri yang melaksanakan dan secara langsung menikmati hasil pelaksanaan kegiatan, disamping mendapatkan manfaat psikis karena kesibukan masyarakat yang mendapatkan lapangan pekerjaan yang diharapkan dapat mempercepat pemulihan psikologisnya. Pemberian bantuan langsung kepada masyarakat ini tentunya dalam bentuk dana stimulan seperti, untuk membangun kembali rumahnya yang rusak karena bencana, melakukan kegiatan-kegiatan sosial, ekonomi dan produktif dengan membentuk kelompok usaha, kelompok tani, kelompok sosial atau lainnya. Apabila pendampingan masyarakat ini dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah KabupatenKota terkait, maka pemberian bantuan langsung kepada masyarakat ini harus disertai dengan pemberian bantuan kepada Pemerintah Daerah berupa alokasi untuk kegiatan penyediaan perangkat pendampingan terhadap kelompok masyarakat yang diberi dana bantuan. Pemberian bantuan kepada Pemerintah Daerah untuk pendampingan ini dialokasikan dalam bentuk dana bantuan sosial berpola hibah, yang dialokasikan pada BPBD Provinsi sebagai pihak pelaksana pendampingan termasuk untuk pengadaan jasa konsultansi dan fasilitator dan pendampingan pada BPBD KabupatenKota yang bersangkutan untuk kegiatan bantuan teknis serta pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan BLM. Pilihan lainnya apabila dinilai perlu, maka kegiatan supervisi dan pendampingan ini dapat dilaksanakan oleh BNPB.

1. Organisasi Pelaksanaan

Untuk pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi bantuan langsung masyarakat ini, maka KPA BNPB akan menetapkan PPK Kedeputian Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, PP-SPM dan Bendahara Pengeluaran. Tugas dan kewenangan pejabat perbendaharaan di BNPB sebatas pada fasilitasi untuk pencairan dana BLM kepada kelompok masyarakat dan dana pendampingan kepada Pemerintah Daerah dalam hal ini BPBD dalam hal pendampingan dilaksanakan oleh BPBD. Penyaluran BLM dari KPPN Jakarta dapat dilakukan langsung ke rekening Pokmas atau melalui bankpos penyalur yang akan menyalurkan BLM kepada Pokmas. Dengan demikian, Pemerintah Daerah harus mengangkat dan menetapkan pejabat perbendaharaan di BPBD terkait untuk pelaksanaan kegiatan bantuan langsung masyarakat. Perikatan perjanjian dengan pihak ketiga dan kelompok masyarakat dilakukan oleh PPK yang ada di BPBD. 24 PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 3 TAHUN 2013 PPK didukung oleh Penanggung Jawab Operasional Kegiatan PJOK dari SKPD teknis terkait, yang secara bersama-sama dengan PPK melaksanakan tugas operasional teknis sesuai dengan kompetensinya. Organisasi Pelaksanaan kegiatan BLM dari Pusat sampai ke tingkat kecamatan dan desa sebagaimana terdapat pada Gambar 3.3 adalah sebagai berikut: Gambar 3.3 Organisasi pelaksanaan kegiatan BLM a. Prosedur 1 Memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai mekanisme kegiatan dengan pemberian dana bantuan langsung masyarakat melalui Kelompok Masyarakat Pokmas 2 Memberikan bantuan teknis kepada masyarakat, yang dilakukan antara lain melalui dukungan Konsultan Manajeman, Tim Pendamping Masyarakat dan Tim Fasilitator sebagai pendamping masyarakat dalam rehabilitasi maupun rekonstruksi rumah penduduk korban bencana dan kegiatan pemulihan sosial, ekonomi dan produktif. 3 Melakukan validasi dan verifikasi atas data masyarakat korban bencana: a yang rumahnya roboh dan rusak berat serta tidak bisa dihuni, rusak sedang dan rusak ringan dalam hal kegiatan pembangunan perumahan dan komunitas sosial, b yang sumber mata pencahariannya terganggu akibat bencana untuk pemulihan bidang kegiatan ekonomi dan produktif yang diminati,