Ruang Lingkup PRINSIP, KEBIJAKAN, STRATEGI, RUANG LINGKUP DAN

17 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ANGGARAN KEGIATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH PASCABENCANA 2. Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca bencana termasuk mitigasi danatau peningkatan konstruksi selektif yang secara teknis harus segera ditangani untuk mengurangi atau menghindari kerugian apabila terjadi bencana. 3. Dilaksanakan secara cepat, tepat, dan segera bermanfaat bagi pemulihan masyarakat di wilayah terdampak bencana. 4. Tidak terjadi duplikasi dalam pembiayaan. 5. Untuk kerusakan bangunan non-pemerintah akibat bencana, pemberian bantuan berupa dana bantuan stimulan. 6. Tidak untuk biaya rutin operasional pemeliharaan kantor dan kegiatan penguatan kelembagaan seperti: pembangunan gedung kantor, pembelian fasilitas kantor. 7. Dalam hal dianggap perlu, maka seminimal mungkin dapat menggunakan dana untuk pendukung operasional pengelolaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Dana pendukung operasional disediakan dalam rencana kerja dan anggaran yang sudah mendapatkan persetujuan BNPB dalam hal ini Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi. 19 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ANGGARAN KEGIATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH PASCABENCANA

BAB III PELAKSANAAN ANGGARAN KEGIATAN

REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCA BENCANA Kegiatan penanggulangan bencana pada tahap pasca bencana adalah kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dijelaskan bahwa, kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi merupakan tanggungjawab Pemerintah danatau Pemerintah Daerah yang terkena bencana. Dalam melaksanakan tanggung jawab dimaksud, Pemerintah danatau Pemerintah Daerah menyusun rencana rehabilitasi dan rekonstruksi yang didasarkan pada analisis kerusakan dan kerugian akibat bencana dengan memperhatikan aspirasi masyarakat. Di tingkat Pusat, kegiatan teknis rehabilitasi dan rekonstruksi dilaksanakan oleh KementerianLembaga teknis terkait dan dikoordinasikan oleh BNPB, sedangkan di tingkat Daerah kegiatan teknis dilaksanakan oleh Satuan Kerja Pemerintah Daerah teknis terkait dan dikoordinasikan BPBD. Berkaitan dengan itu, dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105PMK.052013 Tanggal 26 Juli 2013 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Penanggulangan Bencana, diatur bahwa pelaksanaan anggaran kegiatan rehabilitasi dan rekonsruksi wilayah pasca bencana dimungkinkan dalam bentuk: 1. Swakelola atau Kontraktual yang dikerjakan oleh BNPB dengantanpa melibatkan BPBD 2. Pemberian Bantuan Langsung kepada MasyarakatKelompok Masyarakat 3. Pemberian Bantuan kepada Pemerintah Daerah yang terkena bencana berupa Dana Bantuan Sosial Berpola Hibah

A. Swakelola atau Kontraktual oleh BNPB dengantanpa melibatkan BPBD

Penanggulangan bencana termasuk rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana adalah tanggung jawab pemerintah daerah dan pemerintah yang wilayahnya terkena bencana. BNPB dalam hal ini Kedeputian Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dapat melaksanakan seluruh atau sebagian dari rangkaian kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di suatu daerah yang terdampak bencana dengan atau tidak melibatkan BPBD terkait. Sesuai dengan kebijakan umum BNPB, pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah akibat bencana adalah sebagai berikut: • Apabila pada suatu wilayah yang terkena bencana belum dibentuk BPBD KabupatenKota yang ditetapkan dengan suatu Peraturan Daerah, maka kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pada KabupatenKota dimaksud akan dikoordinasikan oleh BPBD Provinsi. Demikian juga apabila pada tingkat Provinsi, belum dibentuk BPBD yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah, maka kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi akan dikoordinasikan oleh BNPB. • Apabila BPBD di suatu daerah dinilai belum tersedia sumber daya manusia SDM yang memiliki kemampuan yang memadai untuk