Usulan Permintaan Dana Bantuan

52 PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 3 TAHUN 2013 sesuai ketentuan, antara lain kelengkapan dokumen, dan kebenaran perhitungan UP yang diajukan. 6 Apabila dari hasil pengujian terhadap permohonan UP yang diajukan BP BNPB telah memenuhi syarat, maka PPK Kedeputian Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi pada BNPB menerbitkan SPP-UP, dan selanjutnya disampaikan kepada PPSPM BNPB. 7 SPP-UP dimaksud dilengkapi dengan perhitungan besaran kebutuhan dana sesuai pengajuan dari BP. 8 PPSPM BNPB melakukan pemeriksaan dan pengujian SPP-UP yang diajukan sesuai ketentuan, antara lain meliputi kelengkapan dokumen, kesesuaian penanda tangan SPP-UP dengan spesimen tanda tangan PPK, kebenaran pengisian format SPP-UP, kesesuaian kode BAS, dan ketersediaan pagu pada DIPAPOKRencana Kerja Anggaran Satker. 9 Apabila dari hasil pemeriksaan dan pengujian SPP-UP beserta dokumen pendukungnya memenuhi persyaratan, PPSPM menerbitkan dan menandatangani SPM-UP, selanjutnya menyampaikannya kepada KPPN Jakarta yang cukup dilampiri dengan ADK SPM-UP. 10 Seluruh dokumen sebagai dasar pemeriksaan, pengujian dan penerbitan SPM-UP disimpan oleh PPSPM untuk menjadi bahan pemeriksaan bagi aparat pemeriksa internal dan eksternal. 11 Berdasarkan SPM-UP tersebut, KPPN Jakarta melakukan pengujian dan penerbitan SP2D, serta mentransfer dana UP ke rekening BP pada bank yang ditunjuk. 12 Apabila dipandang perlu, BP dapat mendistribusikan dana UP dimaksud kepada para BPP pada Kedeputian Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi. 13 Dalam hal UP tidak mencukupi, BP BNPB dapat mengajukan Tambahan Uang Persediaan TUP. Permintaan TUP dilengkapi dengan rincian pekerjaan dan perhitungan besaran kebutuhan dana. 14 Bendahara Pengeluaran yang telah menerima Tambahan UP untuk kebutuhan 1 satu atau beberapa BPP, dapat menerima Tambahan UP lagi untuk 1 satu atau beberapa BPP yang lainnya. 15 Tatacara penyusunan, pengujian dan penelitian dokumen, serta penerbitan, dan pengajuan SPPSPM-UP dan SPPSPM-TUP, berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Penanggulangan Bencana khususnya pada Tahap Pascabencana dan ketentuan peraturan perundangan-undangan lainnya. 53 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ANGGARAN KEGIATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH PASCABENCANA

b. Dikerjakan oleh BNPB dengan Melibatkan BPBD.

1 Kepala BPBD ProvinsiKabupatenKota mengangkat Petugas Verifikator yang membantu PPK BPBD dalam memeriksa dan menguji tagihan yang diajukan oleh pelaksana kegiatan danatau pihak ketiga. 2 Kepala BPBD ProvinsiKabupatenKota atas nama KPA membuka rekening pada Bank Pemerintah setempat atas nama “BPP Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi”. 3 Pembukaan rekening pengeluaran atas nama BPP dimaksud, mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai pengelolaan rekening pemerintah pada kementerian negaralembagasatuan kerja, antara lain harus mendapat persetujuan Kepala KPPN selaku Kuasa BUN yang berkedudukan dalam wilayah pembayaran setempat. 4 Pembiayaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun kontraktual disediakan dalam bentuk UP pada BPP BPBD ProvinsiKabupatenKota yang terkena bencana. 5 Untuk itu, PPK Kedeputian Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi pada BNPB mengajukan kebutuhan UP kepada KPA, untuk pembiayaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi. 6 Selanjutnya, KPA memerintahkan kepada BP untuk memindahbukukan UP dari rekening BP ke rekening BPP BPBD ProvinsiKabupatenKota maksimal sebesar 50 dari alokasi anggaran yang ditetapkan Kepala BNPB untuk Provinsi, KabupatenKota yang terkena bencana. 7 Dalam hal UP tidak mencukupi, BPP BPBD Provinsi, KabupatenKota dapat mengajukan Tambahan Uang Persediaan TUP kepada BP BNPB melalui Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi pada BNPB. Permintaan TUP dilengkapi dengan rincian pekerjaan dan perhitungan besaran kebutuhan dana secara riil. 8 Pemberian TUP kepada BPP harus tetap memperhatikan kebutuhan dana yang telah disetujui Kepala BNPB sebelumnya. 9 Tambahan UP berikutnya dapat diberikan setelah Tambahan UP yang diterima sebelumnya telah dipertanggungjawabkan. 10 Tatacara penyusunan, pengujian dan penelitian dokumen, serta penerbitan, dan pengajuan SPPSPM-UP dan SPPSPM-TUP untuk pembiayaan kegiatan rehabilitasi danatau rekonstruksi berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Penanggulangan Bencana pada Tahap Pasca bencana dan ketentuan peraturan perundangan-undangan lainnya.