53
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ANGGARAN KEGIATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH PASCABENCANA
b. Dikerjakan oleh BNPB dengan Melibatkan BPBD.
1 Kepala BPBD ProvinsiKabupatenKota mengangkat Petugas Verifikator yang membantu PPK BPBD dalam memeriksa dan
menguji tagihan yang diajukan oleh pelaksana kegiatan danatau pihak ketiga.
2 Kepala BPBD ProvinsiKabupatenKota atas nama KPA membuka rekening pada Bank Pemerintah setempat atas nama
“BPP Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi”. 3 Pembukaan rekening pengeluaran atas nama BPP dimaksud,
mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai pengelolaan rekening pemerintah pada kementerian
negaralembagasatuan kerja, antara lain harus mendapat persetujuan Kepala KPPN selaku Kuasa BUN yang
berkedudukan dalam wilayah pembayaran setempat.
4 Pembiayaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun
kontraktual disediakan dalam bentuk UP pada BPP BPBD ProvinsiKabupatenKota yang terkena bencana.
5 Untuk itu, PPK Kedeputian Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi pada BNPB mengajukan kebutuhan UP kepada KPA, untuk
pembiayaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi. 6 Selanjutnya, KPA memerintahkan kepada BP untuk
memindahbukukan UP dari rekening BP ke rekening BPP BPBD ProvinsiKabupatenKota maksimal sebesar 50 dari alokasi
anggaran yang ditetapkan Kepala BNPB untuk Provinsi, KabupatenKota yang terkena bencana.
7 Dalam hal UP tidak mencukupi, BPP BPBD Provinsi, KabupatenKota dapat mengajukan Tambahan Uang Persediaan
TUP kepada BP BNPB melalui Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi pada BNPB. Permintaan TUP dilengkapi dengan
rincian pekerjaan dan perhitungan besaran kebutuhan dana secara riil.
8 Pemberian TUP kepada BPP harus tetap memperhatikan kebutuhan dana yang telah disetujui Kepala BNPB sebelumnya.
9 Tambahan UP berikutnya dapat diberikan setelah Tambahan UP yang diterima sebelumnya telah dipertanggungjawabkan.
10 Tatacara penyusunan, pengujian dan penelitian dokumen, serta penerbitan, dan pengajuan SPPSPM-UP dan SPPSPM-TUP
untuk pembiayaan kegiatan rehabilitasi danatau rekonstruksi berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Penanggulangan Bencana pada Tahap Pasca bencana
dan ketentuan peraturan perundangan-undangan lainnya.
54
PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 3 TAHUN 2013
2. Penggunaan Anggaran
Penggunaan anggaran meliputi proses pengajuan tagihan dari pelaksana kegiatan secara swakelola maupun kontraktual kepada PPK sampai
dengan pembayaran dilakukan oleh BP maupun BPP.
a. Dikerjakan Sendiri oleh BNPB
1 Dalam rangka penggunaan anggaran untuk kegiatan Rehabilitasi danatau Rekonstruksi dalam bentuk swakelola atau
kontraktual, PPK Kedeputian Rehabilitasi dan Rekonstruksi pada BNPB melakukan pembuatan komitmen, yang diwujudkan dalam
bentuk perjanjian kontrakSPK dengan pihak lain.
2 Pembuatan komitmen untuk pengeluaran dalam rangka pemberian bantuanhibah, serta pengeluaran yang bersifat
honorarium dan sejenisnya diwujudkan dalam bentuk penerbitan surat keputusan otorisasi oleh Kepala BNPB atau pejabat yang
diberi kewenangan.
3 Dalam rangka penyelesaian tagihan baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun kontraktual, PPK wajib melakukan
pengujian berdasarkan hak dan bukti-bukti yang sah untuk memperoleh pembayaran sesuai persyaratan dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4 Untuk melaksanakan pengujian tagihan dimaksud, KPA dapat mengangkat Petugas Verifikator yang memahami administrasi
keuangan Negara. 5 Apabila dari hasil pengujian ternyata memenuhi syarat, PPK
BNPB menerbitkan dan menandatangani SPBy Lampiran 1 kepada BPBPP dengan melampirkan:
a kuitansibukti pembelian yang telah disahkan PPK beserta faktur pajak dan SSP, dan
b notabukti penerimaan barangjasa atau dokumen pendukung lainnya yang diperlukan yang telah disahkan PPK.
6 BPBPP melakukan penelitianpengujian atas kelengkapan, kebenaran perhitungan dokumen tagihan yang terlampir pada
SPBy, dan ketersedian dana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
7 Apabila dari hasil penelitianpengujian ternyata memenuhi syarat, BPBPP melakukan pembayaran menggunakan UPTUP
yang dikelolanya serta melakukan pemungutanpemotongan pajakbukan pajak atas tagihan dalam SPBy yang diajukan dan
menyetorkan ke kas negara.
8 Pembayaran dengan UPTUP tidak dibatasi besaran jumlahnya untuk 1 satu penerimapenyedia barang danatau jasa.
Pembayaran dapat dilakukan secara tunai atau giral sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.