Pelaksanaan Anggaran Kegiatan oleh BNPB dengan melibatkan BPBD

24 PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 3 TAHUN 2013 PPK didukung oleh Penanggung Jawab Operasional Kegiatan PJOK dari SKPD teknis terkait, yang secara bersama-sama dengan PPK melaksanakan tugas operasional teknis sesuai dengan kompetensinya. Organisasi Pelaksanaan kegiatan BLM dari Pusat sampai ke tingkat kecamatan dan desa sebagaimana terdapat pada Gambar 3.3 adalah sebagai berikut: Gambar 3.3 Organisasi pelaksanaan kegiatan BLM a. Prosedur 1 Memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai mekanisme kegiatan dengan pemberian dana bantuan langsung masyarakat melalui Kelompok Masyarakat Pokmas 2 Memberikan bantuan teknis kepada masyarakat, yang dilakukan antara lain melalui dukungan Konsultan Manajeman, Tim Pendamping Masyarakat dan Tim Fasilitator sebagai pendamping masyarakat dalam rehabilitasi maupun rekonstruksi rumah penduduk korban bencana dan kegiatan pemulihan sosial, ekonomi dan produktif. 3 Melakukan validasi dan verifikasi atas data masyarakat korban bencana: a yang rumahnya roboh dan rusak berat serta tidak bisa dihuni, rusak sedang dan rusak ringan dalam hal kegiatan pembangunan perumahan dan komunitas sosial, b yang sumber mata pencahariannya terganggu akibat bencana untuk pemulihan bidang kegiatan ekonomi dan produktif yang diminati, 25 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ANGGARAN KEGIATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH PASCABENCANA c yang menginginkan untuk alih profesi di bidang ekonomi dan produktif. 4 Membentuk Pokmas setempat melalui serangkaian musyawarah masyarakat sebagai upaya membangun kebersamaan dan solidaritas untuk membangun kembali komunitas dan rumah dengan mengusulkan relawan-relawan masyarakat serta menetapkan bidang sosial, ekonomi dan produktif yang akan disediakan dana bantuannya. 5 Melakukan pendampingan kepada kelompok-kelompok swadaya masyarakat korban bencana dalam menyusun proposal kegiatan pembangunan rumah, sosial, ekonomi dan produktif khususnya dalam hal penyusunan detail teknis, estimasi anggaran biaya, dll. Misalnya dalam hal pendampingan pada pembangunan perumahan, maka pelaksanaan oleh warga setempat, melalui: a Pendampingan masyarakat agar dapat membangun kembali rumahnya sesuai dengan standar teknis konstruksi rumah ramah bencana yang dimulai dengan stimulan dana pembangunan rumah. b Diprioritaskan untuk membangun struktur rumah ramah bencana, misalkan ramah gempa pondasi, kolom, sloof, ring balok, dan atap. c Mengoptimumkan pemanfaatan bahan bangunan bekas dari rumah-rumah yang roboh atau rusak berat. 6 Peningkatan kapasitas dan peran pemerintah provinsi kabupatenkota dalam memfasilitasi pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana melalui Pokmas, antara lain melalui: a Sosialisasi dan koordinasi dengan pemerintah kabupatenkota untuk pemahaman substansi program dan kesiapan pemerintah daerah memfasilitasi pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang berbasis kebutuhan masyarakat. b Penyediaan pedoman teknis dan informasi program brosur, leaflet, poster, dll. c Pemerintah Daerah diharapkan dapat memfasilitasi pembentukan suatu Tim Pengendali Pemulihan Pasca bencana dalam bidang perumahan, sosial, ekonomi produktif di tingkat Kabupatenkota yang mengkoordinasi SKPD dalam memfasilitasi masyarakat bersama konsultan dan atau fasilitator. d Tim Pengendali Pemulihan Pasca bencana tersebut bersama konsultan menyelenggarakan pelatihan dasar bagi camat serta SKPD lainnya agar mampu memahami dan mengawal program rehabilitasi dan rekonstruksi berbasis kebutuhan masyarakat secara benar sesuai ketentuan. e Tim Pengendali Pemulihan Pasca bencana memfasilitasi serangkaian proses konsultatif antara masyarakat dengan