Peran Industri Kerajinan Dan Makanan Dalam Perkembangan Pariwisata Di Kota Medan

(1)

PERAN

INDUSTRI

KERAJINAN

DAN

MAKANAN

DALAM

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA MEDAN

KERTAS KARYA

DIKERJAKAN

O

L

E

H

ANGGITA VELLA SARI

NIM : 072204023

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR

DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA

MEDAN


(2)

PERAN INDUSTRI KERAJINAN DAN MAKANAN DALAM

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA MEDAN

KERTAS KARYA

DIKERJAKAN

O

L

E

H

ANGGITA VELLA SARI

NIM : 072204023

Pembimbing

Solahuddin Nasution, SE, MSP

Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian

Program Pendidikan Non Gelar Fakultas Sastra USU Medan Untuk mendapatkan gelar Diploma III dalam

Program Studi Pariwisata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR

DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA

BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA

MEDAN


(3)

Disetujui Oleh:

PROGRAM DIPLOMA SATRA DAN BUDAYA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

PROGRAM STUDI PARIWISATA

KETUA JURUSAN

Drs. Ridwan Azhar M.Hum

NIP 195509231982031001


(4)

PENGESAHAN

Diterima oleh :

PANITIA UJIAN PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA USU MEDAN

UNTUK MELENGKAPI SALAH SATU SYARAT UJIAN DIPLOMA III DALAM BIDANG STUDI PARIWISATA

Pada : Tanggal : Hari :

PROGRAM PENDIDIKAN SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SATRA

UNIVERSITAS SUMATERAUTARA Dekan

Prof. Syaifuddin, MA, Ph.D, NIP 19650901994031004

Panitia Ujian

No. Nama Tanda Tangan

1. Drs. Ridwan Azhar, M, Hum ( ) 2. Drs. Mukthtar, S.Sos, SE. Par,MA ( ) 3. Solahuddin Nasution, SE, MSP ( )


(5)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT atas segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kertas Karya yang berjudul “Peran Industri Kerajinan dan Makanan Dalam Perkembangan Pariwisata di Kota Medan”.

Kertas karya ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis banyak menerima bimbingan dan pengarahan yang baik sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik, kertas karya ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan kertas karya ini, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada :

1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A (K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Syaifuddin, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M.Hum, selaku Ketua Pogram Studi D-III Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembaca yang telah meluangkan waktu dan memberikan banyak bantuan, saran dan bimbingan kepada penulis.


(6)

4. Bapak Solahuddin Nasution, SE, MSP, selaku Koordinator Praktek Usaha Wisata D-III Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing dalam penulisan kertas karya ini.

5. Seluruh dosen Program Studi Pariwisata yang telah mendidik dan membimbing penulis selama masa perkuliahan, dan para staff pegawai Pogram Studi D-III Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh teman Usaha Wisata dan Perhotelan 2007 yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi dan kertas karya ini.

Teristimewa dengan setulus hati penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, Ayah yang terkasih Januardin dan Ibu yang tercinta Srimulyana, yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, semangat dan haturan do’a untuk berbuat yang terbaik demi masa depan penulis, dukungan moril dan materil serta memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh penulis, demikian juga untuk Ridho Fahrezi yang merupakan saudara laki-laki penulis, yang telah membantu dan memberi motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Deki Prasetyo yang juga memberikan motivasi, perhatian, kasih sayang dan keceriaan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.

Ucapan terima kasih kepada keluarga besar Hj. Syamsyinar dan Hj. Nureli yang telah memberikan semangat dan haturan do’a untuk sesuatu yang terbaik demi masa depan penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pemilik dan karyawan toko kerajinan dan makanan Medan yang telah menbantu dan mendukung dalam memberikan literatur demi penulisan kertas karya ini sehingga penulis termotivasi dalam menyelesaikan kertas karya ini.


(7)

Akhirnya, kepada semua keluarga, sahabat dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas do’a, kebaikan, ketulusan dan dukungan kepada penulis selama proses penyelesaian kertas karya ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Medan, Maret 2010 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………. i

DAFTAR ISI………. iv

ABSTRAKSI ……… vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………... 1

1.2 Batasan Masalah ………. 3

1.3 Tujuan Penulisan ………. 3

1.4 Metode Penelitian ……… 4

1.5 Sistematika Penulisan ………. 4

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata ……….. 6

2.2 Objek dan Daya Tarik Wisata ………. 8

2.3 Pengertian Industri Pariwisata ………... 10

2.4 Produk Industri Pariwisata ………. 13

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN 3.1 Sejarah Kota Medan ………... 17

3.2 Kota Medan Secara Geografis ……… 19

3.3 Kota Medan Secara Demografis ………. 20

3.4 Lambang Kota Medan ………. 22

3.5 Pusat Perbelanjaan di Kota Medan ………... 22


(9)

BAB IV PERAN INDUSTRI KERAJINAN DAN MAKANAN DALAM PERKEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA MEDAN

4.1 Pariwisata Sebagai Kegiatan Ekonomi………. …… 26

4.2 Industri Kerajinan dan makanan di Kota Medan ………. 28

4.2.1. Industri Kerajinan Kota Medan ………. 30

4.2.2 Industri Makanan Kota Medan ………... 37

4.3 Peningkatan Pengelolaan Industri Kerajinan dan Makanan Secara Profesional ……… 41

4.4 Keunggulan dan Perkembangan Pariwisata Kota Medan .... …… 44

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ……… 47

5.2 Saran ……….. 48


(10)

ABSTRAKSI

Pariwisata di Indonesia telah dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor satu. Di samping sebagai mesin penggerak ekonomi, pariwisata wahana yang menarik untuk mengurangi angka pengangguran mengingat pariwisata tidak lepas dari Sumber Daya Manusia itu sendiri. Oleh karena itu pembangunan wisata dapat dilakukan di daerah yang berpengaruh penciptaan lapangan kerja

Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor sangat berperan dalam proses pembangunan dan pengembangan wilayah yaitu dalam memberikan kontribusi bagi pendapatan suatu daerah maupun bagi masyarakat. Dengan datangnya wisatawan ke suatu daerah maka otomatis wisatawan tersebut akan menggunakan uang mereka untuk berbelanja oleh-oleh khas dari tempat tujuan mereka. Dimana itu dianggap sebagai peluang oleh masyarakat sekitar untuk membuka usaha industri seperti yang dibutuhkan para wisatawan tersebut, seperti industri kerajinan dan industri makanan yang banyak dicari oleh wisatawan sebagai buah tangan dari mengunjungi suatu daerah.

Pariwisata dikatakan sebagai industri, karena di dalamnya terdapat berbagai aktivitas yang bisa menghasilkan produk berupa barang dan jasa. Akan tetapi, makna industri di sini bukan sebagaimana pengertian industri pada umumnya yaitu adanya pabrik atau mesin-mesin yang besar atau kecil yang penuh dengan asap. Industri pariwisata tidak seperti pengertian industri pada umumnya, sehingga industri pariwisata disebut industri tanpa asap.Industri kerajinan dan makanan merupakan salah satu mata rantai dalam kegiatan industri pariwisata, industri ini merupakan bidang yang penting karena banyak menyerap tenaga kerja dan merupakan bagian dan hal yang menarik bagi wisatawan, karena mengunjungi daerah lain tampa kenang-kenangan atau buah tangan yang khas dari daerah yang dikunjunginya akan terasa hampa dan kadang-kadang maksud kunjungan wisatawan justru untuk shopping atau oleh-oleh.


(11)

ABSTRAKSI

Pariwisata di Indonesia telah dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor satu. Di samping sebagai mesin penggerak ekonomi, pariwisata wahana yang menarik untuk mengurangi angka pengangguran mengingat pariwisata tidak lepas dari Sumber Daya Manusia itu sendiri. Oleh karena itu pembangunan wisata dapat dilakukan di daerah yang berpengaruh penciptaan lapangan kerja

Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor sangat berperan dalam proses pembangunan dan pengembangan wilayah yaitu dalam memberikan kontribusi bagi pendapatan suatu daerah maupun bagi masyarakat. Dengan datangnya wisatawan ke suatu daerah maka otomatis wisatawan tersebut akan menggunakan uang mereka untuk berbelanja oleh-oleh khas dari tempat tujuan mereka. Dimana itu dianggap sebagai peluang oleh masyarakat sekitar untuk membuka usaha industri seperti yang dibutuhkan para wisatawan tersebut, seperti industri kerajinan dan industri makanan yang banyak dicari oleh wisatawan sebagai buah tangan dari mengunjungi suatu daerah.

Pariwisata dikatakan sebagai industri, karena di dalamnya terdapat berbagai aktivitas yang bisa menghasilkan produk berupa barang dan jasa. Akan tetapi, makna industri di sini bukan sebagaimana pengertian industri pada umumnya yaitu adanya pabrik atau mesin-mesin yang besar atau kecil yang penuh dengan asap. Industri pariwisata tidak seperti pengertian industri pada umumnya, sehingga industri pariwisata disebut industri tanpa asap.Industri kerajinan dan makanan merupakan salah satu mata rantai dalam kegiatan industri pariwisata, industri ini merupakan bidang yang penting karena banyak menyerap tenaga kerja dan merupakan bagian dan hal yang menarik bagi wisatawan, karena mengunjungi daerah lain tampa kenang-kenangan atau buah tangan yang khas dari daerah yang dikunjunginya akan terasa hampa dan kadang-kadang maksud kunjungan wisatawan justru untuk shopping atau oleh-oleh.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan pariwisata mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa negara di samping sektor migas.

Tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia terlihat dengan jelas dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969, khususnya Bab II Pasal 3, yang menyebutkan “Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan “industri pariwisata” dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara” (Yoeti, 1996: 151).

Di samping itu, pengembangan kepariwisataan juga bertujuan untuk memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia. Ini berarti, pengembangan pariwisata di Indonesia tidak telepas dari potensi yang dimiliki oleh Indonesia untuk mendukung pariwisata tersebut. Indonesia memiliki keragaman budaya yang sangat menarik. Keragaman budaya ini dilatari oleh adanya agama, adat istiadat yang unik, dan kesenian yang dimiliki oleh setiap suku yang ada di Indonesia. Di samping itu, alamnya yang indah akan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik itu alam pegunungan (pedesaan), alam bawah laut, maupun pantai.


(13)

Pariwisata di Indonesia telah dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor satu. Di samping sebagai mesin penggerak ekonomi, pariwisata wahana yang menarik untuk mengurangi angka pengangguran mengingat pariwisata tidak lepas dari Sumber Daya Manusia itu sendiri. Oleh karena itu pembangunan wisata dapat dilakukan di daerah yang berpengaruh penciptaan lapangan kerja.

Sektor pariwisata juga merupakan suatu sektor yang tidak jauh berbeda dengan sektor ekonomi yaitu dalam proses perkembangannya juga mempunyai dampak atau pengaruh dibidang sosial dan ekonomi. Pengaruh yang ditimbulkan tersebut dapat berupa pengaruh positif maupun negatif terhadap kehidupan masyarakat setempat. Untuk mencegah perubahaan itu menuju ke arah negatif maka diperlukan suatu perencanaan yang mencakup aspek sosial dan ekonomi, sehingga sedapat mungkin masyarakat setempat ikut terlibat di dalam perencanaan dan pengembangan pariwisata.

Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor sangat berperan dalam proses pembangunan dan pengembangan wilayah yaitu dalam memberikan kontribusi bagi pendapatan suatu daerah maupun bagi masyarakat. Dengan datangnya wisatawan ke suatu daerah maka otomatis wisatawan tersebut akan menggunakan uang mereka untuk berbelanja oleh-oleh khas dari tempat tujuan mereka. Dimana itu dianggap sebagai peluang oleh masyarakat sekitar untuk membuka usaha industri seperti yang dibutuhkan para wisatawan tersebut, seperti industri kerajinan dan makanan yang banyak dicari oleh wisatawan sebagai buah tangan dari mengunjungi suatu daerah.


(14)

Berdasarkan kenyataan diatas maka pada Kertas Karya ini penulis tertarik mengangkat topik mengenai peran industri kerajinan dan makanan yang sangat erat hubungannya dengan pariwisata yang berjudul : “ Peran Industri Kerajinan dan Makanan Dalam Perkembangan Pariwisata di Kota Medan”.

1.2.Batasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, penulis membatasi ruang lingkup permasalahan hanya pada industri pariwisata kerajinan dan makanan yang berperan dalam aspek pariwisata di kota Medan dan perkembangan industri itu sendiri serta pariwisata memberi dampak ekonomi bagi masyarakat setempat. Namun demikian, penulis akan berusaha semaksimal mungkin untuk membahas dan menggali lebih dalam setiap masalah yang berhubungan dengan kertas karya ini.

1.3.Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah:

1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Sebagai langkah dasar dalam upaya pencapaian tingkat intelektual pribadi penulis maupun untuk memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

3. Untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai industri kerajinan dan makanan sebagai potensi pariwisata baik bagi penulis khususnya maupun masyarakat luas umumnya.


(15)

4. Untuk memberikan informasi bahwa kerajinan dan makanan khas dari suatu daerah merupakan sesuatu yang paling diminati oleh wisatawan sebagai buah tangan dan hal tersebut memberi peluang usaha kepada masyarakat untuk meningkatkan ekonomi mereka.

1.4.Metode Penelitian

Adapun Metodologi penelitian yang digunakan penulis adalah : a. Penelitian Kepustakaan ( Library Research)

Dalam hal ini penulis mengumpulkan informasi dari buku-buku dan internet yang berhubungan dengan masalah sehingga dapat membantu penyelesaian masalah.

b. Penelitian Lapangan ( Field Research)

Penelitian dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan dan dengan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan untuk mendapatkan data yang lebih akurat.

1.5.Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan kertas karya ini adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang ,batasan

masalah, tujuan penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Uraian Teoritis Tentang Kepariwisataan, dalam bab ini penulis menguraikan

hal mengenai pengertian pariwisata, objek dan daya tarik wisata, pengertian industri pariwisata, dan mengenai produk pariwisata.


(16)

BAB III : Gambaran Umum Kota Medan, dalam bab ini penulis menyajikan gambaran

tentang kondisi umum kota Medan, sejarah, geografis, kependudukan dan pusat belanja kota Medan.

BAB IV : Peran Industri Kerajinan dan Makanan Dalam Perkembangan, dalam bab ini

penulis menguraikan tentang pariwisata sebagai kegiatan ekonomi, industri kerajinan dan makanan di kota Medan, peningkatan pengelolaan industri kerajinan dan makanan, keunggulan dan perkembangan pariwisata kota Medan.

BAB V : Penutup, dalam bab ini penulis menguraikan tentang kesimpulan dan saran


(17)

BAB II

URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN

2.1. Pengertian Pariwisata

Secara etimologi, kata “pariwisata” yang berasal dari bahasa Sanskerta, yang terdiri dari dua suku kata, yaitu:

- Pari, berarti banyak, keliling, berputar-putar, berkali-kali.

- Wisata, berarti perjalanan, berpergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata “travel” dalam bahasa Inggris.

Berdasarkan dasar tersebut, pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lain dan kembali ke tempat semula. Pengertian pariwisata menurut UU Nomor 9 tahun 1990 pada bab 1 pasal 1, bahwa kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Artinya semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan, pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta dan masyarakat disebut kepariwisataan.

Beberapa pendapat para pakar pariwisata mengenai definisi pariwisata antara lain : 1. Herman V. Schulalard (ahli ekonomi bangsa Austria) menyatakan bahwa

“kepariwisataan adalah sejumlah kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian, yang secara langsung berhubungan dengan masuknya dan adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk kota, daerah atau negara”.


(18)

2. Prof. Kurt Morgenroth menyatatakan ” kepariwisataan, dalam arti sempit, adalah lalu lintas orang-orang yang meninggalkan tempat kediamannya untuk sementara waktu, untuk berpesiar di tempat lain, semata-mata sebagai konsumen dari buah hasil perekonomian dan kebudayaan, guna memenuhi kebutuhan hidup dan budayanya atau keinginannya yang beraneka ragam dari pribadinya.

3. Menurut Salah Wahab (1975 : 5) mengemukakan pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor-sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi.

Dari beberapa pengertian mengenai pariwisata yang dikemukakan oleh para ahli terdapat beberapa faktor penting yang mau tidak mau harus ada dalam batasan suatu definisi pariwisata, yaitu:

a) Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.

b) Perjalanan itu, dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya.

c) Perjalanan itu, walaupun apa bentuknya, harus selalu dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi.

d) Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut.


(19)

2.2.Objek dan Daya tarik Wisata

Dalam Undang-Undang No 9 / 1990 tentang kepariwisataan yang dimaksud dengan objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Dalam bahasa Inggris istilah objek dan daya tarik wisata ini disebut ”Attraction” yang berarti segala sesuatu yang memiliki daya tarik, baik benda yang berbentuk fisik maupun non fisik.

Pengertian objek dan daya tarik wisata menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 yaitu yang menjadi sasaran perjalanan wisata yang meliputi :

1. Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka.

2. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan.

3. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat ibadah, tempat-tempat ziarah dan lain-lain.

Suatu obyek pariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar obyek tersebut diminati pengunjung, yaitu :

a. Something to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa di lihat atau di jadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain obyek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk menyedot minat dari wisatawan untuk berkunjung di obyek tersebut.


(20)

b. Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata di sana bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat makan, terutama makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah untuk tinggal di sana.

c. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada umumnya adalah ciri khas atau icon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh.

Agar suatu obyek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu obyek wisata yang menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan prasarana obyek wisata tersebut. Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasarkan pada:

1) Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih.

2) Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya. 3) Adanya ciri khusus/ spesifikasi yang bersifat langka.

4) Adanya sarana / prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir. 5) Objek wisata alam mempunyai daya taik tinggi karena keindahan alam pegunungan,

sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya.

6) Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.


(21)

2.3. Pengertian Industri Pariwisata

Tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia terlihat dengan jelas dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969, khususnya Bab II Pasal 3, yang menyebutkan “Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan “industri pariwisata” dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahtraan masyarakat dan Negara” (Yoeti, 1996: 151).

Berdasarkan Instruksi Presiden tersebut, dikatakan bahwa tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia adalah:

1) Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara dan masyarakat pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja, dan mendorong kegiatan-kegiatan industri penunjang dan industri-industri sampingan lainnya.

2) Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia. 3) Meningkatkan persaudaraan/persahabatan nasional dan internasional.

Dalam tujuan di atas, jelas terlihat bahwa industri pariwisata dikembangkan di Indonesia dalam rangka mendatangkan dan meningkatkan devisa negara.

Pariwisata dikatakan sebagai industri, karena di dalamnya terdapat berbagai aktivitas yang bisa menghasilkan produk berupa barang dan jasa. Akan tetapi, makna industri di sini bukan sebagaimana pengertian industri pada umumnya yaitu adanya pabrik atau mesin-mesin yang besar atau kecil yang penuh dengan asap. Industri pariwisata tidak seperti pengertian industri pada umumnya, sehingga industri pariwisata disebut industri tanpa asap.

Ada beberapa pengertian tentang industri pariwisata, antara lainnya sebagai kumpulan dari macam-macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (goods and service) yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya, (Yoeti, 1983:140).


(22)

Pengertian tentang industri pariwisata yang lainnya adalah suatu susunan organisasi, baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam pengembangan, produksi dan pemasaran produk suatu layanan yang memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang bepergian (Kusudianto, 1996).

Pengertian lain yang sejalan dengan uraian di atas tentang industri pariwisata adalah yang dikemukakan oleh Damardjati yang dikutip oleh Sihite (2000:54). Menurutnya, “industri pariwisata adalah rangkuman dari berbagai macam yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk/jasa-jasa/layanan-layanan atau services, yang nantinya baik secara langsung ataupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan selama perjalanannya”.

Hunzike dari Bern University meberikan rumusan tentang industri pariwisata sebagai berikut “industri pariwisata merupakan seluruh kegiatan bisnis yang menggabungkan berbagai macam hasil produksi, keuntungan dari barang dan jasa dari pembawaan yang khusus pada wisatawan”.

G. A. Schmoll dalam bukunya Tourism Promotion memberi batasan industri pariwisata berikut : “industri pariwisata merupakan pemusatan industri yang terdiri dari perusahaan-perusahaan yang berbeda, baik dalam ukuran, lokasi, jenis organisasi, pemberian pelayanan, dan cara yang digunakan dalam memasarkannya”.

Batasan lain diberikan oleh L.J Lickorish dan A.C. Kershaw dari British Travel Associatoin (B.T.A) yang merumuskan industri pariwisata dengan agak terperinci, yaitu sebagai berikut : “industri pariwisata ialah keseluruhan para penjual produk wisata yang mana bersama-sama memberikan kepuasan kepada wisatawan”.

• Industri pokok, melayani dalam hal transportasi, penginapan dan makanan serta persiapan perjalanan ( Travel agent, Tour operator, dan lainnya).


(23)

• Industri tambahan, industri pariwisata yang menyediakan sovenir serta kebutuhan lainnya, hiburan, ansuransi, pelayanan bank dan lainnya.

• Juga termasuk dalam kelompok penyedia pada industri pokok pariwisata, keperluan masyarakat, dan industri yang menangani promosi pariwisata, agent periklanan dan konsultan jasa pelayanan pada industri pariwisata lainnya.

Batasan terakhir yang akan dikemukakan adalah batasan yang dirumuskan oleh Krippendorf, yaitu sebagai berikut “industri pariwisata merupakan wujud dari seluruh kegiatan yang mana menyediakan barang-barang pelayanan berbagai macam jenis kebutuhan yang tepat bagi kepuasan wisatawan dan melakukan hubungan dalam perjalanan biasa dari semua kegiatan mereka. Itu tidak berhubungan apapun dengan industri yang menyediakan pelayanan yang berkebihan, lebih banyak atau hanya sesekali saja kepada para wisatawan”.

2.4. Produk Industri Pariwisata

Pada umumnya yang dimaksudkan dengan ”produk” dalam ilmu ekonomi adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi. Dalam pengertian ini ditekankan bahwa tujuan akhir dari suatu proses produksi tidak lain adalah suatu barang (produk) yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan guna memenuhi kebutuhan manusia.

Jadi produk pariwisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan (segi ekonomis), jasa masyarakat (segi sosial/ psikologis) dan jasa alam.

Ciri-ciri suatu produk pariwisata

1. Hasil atau produk pariwisata tidak dapat dipindahkan. Karena itu dalam penjualannya tidak mungkin produk itu dibawa kepada konsumen. Sebaliknya, konsumen (wisatawan) yang harus dibawa ke tempat dibmana hasil atau


(24)

2. Produksi atau konsumsi terjadi pada tempat dan saat yang sama. Tanpa adanya konsumen yang membeli produk/jasa maka tidak akan terjadi produksi.

3. Produk wisata tidak menggunakan standar ukuran fisik tetapi menggunakan standar pelayanan yang didasarkan atas suatu kriteria tertentu.

4. Konsumen tidak dapat mencicipi atau mencoba contoh produk itu sebelumnya, bahkan tidak dapat mengetahui atau menguji produk itu sebelumnya.

5. Hasil atau produk pariwisata itu banyak tergantung pada tenaga kerja manusia dan hanya sedikit yang menggunakan mesin.

6. Prodik pariwisata merupakan usaha yang mengandung risiko besar.

Jadi pada hakikatnya definisi produk pariwisata adalah ” Keseluruhan pelayanan yang diperoleh dan dirasakan atau dinikmati wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat tinggalnya, sampai ke daerah tujuan wisata yang telah dipilihnya dan kembali ke rumah dimana ia berangkat semula”(Suwantoro, 1997 : 49).

Adapun produk-produk ataupun jasa-jasa tersebut adalah sebagai berikut: 1. Biro Perjalanan Wisata

Memberikan informasi tentang objek wisata yang berada di suatu daerah, dan mengurus dokumen-dokumen perjalanan, serta mengatur rencana perjalanan dan kegiatan-kegiatan dari perjalanan lainnya.

2. Transportasi darat, laut dan udara.

Memberikan pelayanan kepada wisatawan berupa alat transportasi yang membawanya ke daerah-daerah yang telah dipilihnya.

3. Jasa-jasa pelayanan dari perhotelan / akomodasi, bar, restoran, fasilitas-fasilitas lainnya.


(25)

4. Jasa-jasa transportasi lokal (bus, taksi, coach) dalam melakukan city sight seeing atau excursion pada objek wisata dan atraksi wisata lainnya.

5. Objek wisata atau atraksi yang terdapat di daerah tujuan wisata sebagai daya tarik agar orang berkenan berkunjung ke daerah tujuan wisata tersebut.

6. Jasa-jasa souvenir shop dan handicraft serta shoping center, tempat wisatawan belanja atau membeli buah tangan yang akan dibawa pulang oleh wisatawan.

7. Perusahaan pendukung, seperti penjual past card, perangko, money changer, bank, dan lainnya.

Produk industri pariwisata terdiri dari berbagai macam produk antara lain : A. Produk nyata (Tangible Product).

Prasarana pariwisata (infrastructure) seperti jalan, pelabuhan udara dan laut, telekomunikasi, dan lainnya.

Sarana pariwisata (superstructure) seperti hotel, restorant, alat transportasi, dan lainnya.

Objek dan daya tarik wisata seperti sumber daya alam, budaya, sejarah beserta atraksi-atraksinya.

B. Produk tidak nyata (Intangible Product).

Service (pelayanan) yaitu sumber daya manusia yang memiliki keahlian dalam teknik pelayanan.


(26)

BAB III

GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN

Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba, serta Pantai Cermin, yang dilengkapi dengan Waterboom Theme Park.

Sebagai salah satu daerah otonomi berstatus kota di propinsi Sumatera Utara, Kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis secara regional. Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah daerah.

Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif dekat dengan kota-kota / negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia, Singapura dan lain-lain.

Demikian juga secara demografis Kota Medan diperkirakan memiliki pangsa pasar barang/jasa yang relatif besar. Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduknya yang relatif besar dimana tahun 2007 diperkirakan telah mencapai 2.083.156 jiwa. Demikian juga secara ekonomis dengan struktur ekonomi yang didominasi sektor tertier dan sekunder, Kota Medan sangat potensial berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan regional/nasional.


(27)

3.1. Sejarah Kota Medan

Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus, lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan–Deli). Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya kurang popular.

Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular (Deli Serdang) sampai ke Sungai Wampu di Langkat, sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa pada waktu itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah diantara kedua sungai tersebut.

Secara keseluruhan jenis tanah di wilayah Deli terdiri dari tanah liat, tanah pasir, tanah campuran, tanah hitam, tanah coklat dan tanah merah. Hal ini merupakan penelitian dari Van Hissink tahun 1900 yang dilanjutkan oleh penelitian Vriens tahun 1910 bahwa disamping jenis tanah seperti tadi ada lagi ditemui jenis tanah liat yang spesifik. Tanah liat inilah pada waktu penjajahan Belanda ditempat yang bernama Bakaran Batu (sekarang Medan Tenggara atau Menteng) orang membakar batu bata yang berkwalitas tinggi dan salah satu pabrik batu bata pada zaman itu adalah Deli Klei.

Mengenai curah hujan di Tanah Deli digolongkan dua macam yakni : Maksima Utama dan Maksima Tambahan. Maksima Utama terjadi pada bulan-bulan Oktober s/d bulan Desember sedang Maksima Tambahan antara bulan Januari s/d September. Secara rinci curah hujan di Medan rata-rata 2000 pertahun dengan intensitas rata-rata 4,4 mm/jam.

Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba dan disana sini terutama dimuara-muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya. Pada tahun 1863 orang-orang Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi primadona Tanah Deli.


(28)

Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi Kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara.

Pada awal perkembangannya merupakan sebuah kampung kecil bernama "Medan Putri". Perkembangan Kampung "Medan Putri" tidak terlepas dari posisinya yang strategis karena terletak di pertemuan sungai Deli dan sungai Babura, tidak jauh dari jalan Putri Hijau sekarang. Kedua sungai tersebut pada zaman dahulu merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai, sehingga dengan demikian Kampung "Medan Putri" yang merupakan cikal bakal Kota Medan, cepat berkembang menjadi pelabuhan transit yang sangat lama penting.

Semakin semakin banyak orang berdatangan ke kampung ini dan isteri Guru Patimpus yang mendirikan kampung Medan melahirkan anaknya yang pertama seorang laki-laki dan dinamai si Kolok. Mata pencarian orang di Kampung Medan yang mereka namai dengan si Sepuluh dua Kuta adalah bertani menanam lada. Tidak lama kemudian lahirlah anak kedua Guru Patimpus dan anak inipun laki-laki dinamai si Kecik.

Pada zamannya Guru Patimpus merupakan tergolong orang yang berfikiran maju. Hal ini terbukti dengan menyuruh anaknya berguru (menuntut ilmu) membaca Al-Qur'an kepada Datuk Kota Bangun dan kemudian memperdalam tentang agama Islam ke Aceh.

Keterangan yang menguatkan bahwa adanya Kampung Medan ini adalah keterangan H. Muhammad Said yang mengutip melalui buku Deli: In Woord en Beeld ditulis oleh N. ten Cate. Keterangan tersebut mengatakan bahwa dahulu kala Kampung Medan ini merupakan Benteng dan sisanya masih ada terdiri dari dinding dua lapis berbentuk bundaran yang terdapat dipertemuan antara dua sungai yakni Sungai Deli dan sungai Babura. Rumah Administrateur terletak diseberang sungai dari kampung Medan. Kalau kita lihat bahwa letak dari Kampung Medan ini adalah di Wisma Benteng sekarang dan rumah Administrateur tersebut adalah kantor PTP IX Tembakau Deli yang sekarang ini.


(29)

3.2. Kota Medan Secara Geografis

Secara umum ada 3 (tiga) faktor utama yang mempengaruhi kinerja pembangunan kota: (1) faktor geografis

(2) faktor demografis dan (3) faktor sosial ekonomi.

Ketiga faktor tersebut biasanya terkait satu dengan lainnya, yang secara simultan mempengaruhi daya guna dan hasil guna pembangunan kota termasuk pilihan-pilihan penanaman modal (investasi).

Secara administratif , wilayah kota medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan dan Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan.

Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya Sumber Daya Alam seperti : Deli Serdang , Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.

Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun kuar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik , yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.


(30)

3.3. Kota Medan Secara Demografis

Penduduk Kota Medan memiliki ciri penting yaitu yang meliputi unsur agama, suku etnis, budaya dan keragaman (plural) adat istiadat. Hal ini memunculkan karakter sebagian besar penduduk Kota Medan bersifat terbuka. Secara Demografi, Kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa transisi demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian semakin menurun. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran adalah perubahan pola fikir masyarakat dan perubahan sosial ekonominya. Di sisi lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan yang memadai juga mempengaruhi tingkat kematian.

Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar.

Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.


(31)

Mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah Suku Jawa dan suku-suku dari Tapanuli (Batak, Mandailing, Karo). Di Medan banyak pula orang keturunan India dan Tionghoa. Medan salah satu kota di Indonesia yang memiliki populasi orang Tionghoa cukup banyak.

Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl. Zainul Arifin dikenal sebagai Kampung Keling, yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.

Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang berketurunan Eropa, 35.009 berketurunan Indonesia, 8.269 berketurunan Tionghoa, dan 139 lainnya berasal dari ras Timur lainnya.

3.4. Lambang dan Moto Kota Medan

Gambar 1. Lambang Kota Medan

Motto kota Medan “Bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk kemajuan dan kemakmuran Medan kota metropolitan”.

3.5. Pusat Perbelanjaan Di Kota Medan a. Plaza dan Mal

Brastagi Plaza (sebelumnya dikenal dengan nama Mall The Club Store atau Price


(32)

Deli Plaza, Sinar Plaza, Menara Plaza (digabung menjadi satu dengan nama Deli Grand

City).

Grand Palladium

Hong Kong Plaza - Novotel Soechi

Macan Group Macan Yaohan, Macan Syariah, Macan Mart, Macan Mart Syariah.

Makro

Plaza Medan Fair

Medan Mall

Medan Plaza (salah satu plaza tertua di Medan. Kendati dekat dengan Plaza Medan Fair

namun masih bertahan. Plaza ini berhasil bertahan karena menyediakan beragam barang dan jasa yang ekonomis. Di Plaza ini terdapat grosir besar sepatu dan pakaian yang ekonomis tapi berkualitas).

Millenium Plaza (pusat penjualan telepon genggam, dulu bernama Tata Plaza namun

akhirnya tutup karena sepi pengunjung. Tahun 1999 Tata Plaza berganti nama menjadi Millenium Plaza. Millenium Plaza merupakan salah satu pusat penjualan telepon genggam terbesar dan teramai di luar Pulau Jawa).

Sun Plaza

Cambridge City Square

Thamrin Plaza

Yuki Pasar Raya

Yuki Simpang Raya

• Olympia Plaza (plaza tertua di Medan, bersebelahan dengan Medan Mall. Namun kini

sudah tidak beroperasi sebagai pusat perbelanjaan modern. Olympia Plaza saat ini lebih sebagai tempat grosir pakaian, sepatu dan barang pecah belah).


(33)

b. Pasar

Pasar Petisah (pemerintah kota menggabungkan pasar tradisional dan pasar modern.

Tak heran jika sekarang tampilannya tidak kumuh dan becek seperti pasar tradisional umumnya. Pasar Petisah menjadi acuan berbelanja yang murah dan berkualitas).

Pasar Simpang Limun (salah satu pasar tradisonal yang cukup tua dan menjadi trade

mark kota Medan. Terletak di persimpangan Jl. Sisingamangaraja dan Jl. Sakti Lubis. Saat ini sedang dalam tahap penataan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas akibat kesibukan pasar ini).

Pasar Ramai (pasar ini terletak di Jl. Thamrin yg bersebelahan dengan Thamrin Plaza).

• Pasar Simpang Melati (pasar ini terkenal sebagai tempat perdagangan pakaian bekas

dan menjadi lokasi favorit baru para pemburu pakaian bekas setelah Pasar Simalingkar dan Jl. Pancing. Pasar Simpang Melati ramai dikunjungi pada akhir pekan).

Pasar Ikan Lama (meskipun memiliki nama pasar ikan tetapi nyatanya tidak ada satu

ekor ikan pun yang dijual di pasar ini. Pasar ini menjadi pemasaran tekstil yang cukup terkenal, bahkan tak jarang dijadikan sebagai obyek kunjungan wisata bagi para turis asing).

• Pasar Buku (bagi yang hobi membaca, anda bisa mencari buku-buku tua di kawasan

Lapangan Merdeka atau tepat di depan stasiun besar kereta Api Medan. Kawasan pasar buku ini merupakan pengganti pasar buku Titi Gantung yang sempat menjadi surga para kolektor buku. Meski saat ini lebih banyak menjual buku-buku sekolah, namun siapa tahu, Anda bisa menemukan buku yang selama ini Anda cari.


(34)

3.6. Medan Kota kembar

Beberapa kota di Asia telah mendorong pembentukan Persatuan Kota Kembar, antara Medan dengan:

Penang, Malaysia (1984)

Ichikawa, Jepang (1989)

Kwangju, Korea Selatan (1997)

Chengdu, Republik Rakyat Cina

Forum ini telah menjadi ajang saling tukar-menukar informasi dan perundingan untuk membincangkan berbagai masalah ekonomi dan perkotaan. Berbagai kerangka kerjasama antara kota bersaudara, kenyataannya terus berkembang dalam bidang-bidang yang semakin luas, baik sosial maupun pendidikan.

Di bidang sosial, misalnya Ichikawa memanfaatkan forum ini untuk membantu pengadaan alat bantu pendengaran untuk melengkapi kemudahan kesehatan kota Medan. Di bidang pengembangan sumber daya manusia, Ichikawa juga memberikan bantuan latihan bagi Pemerintah Kota Medan dalam bentuk magang, termasuk mengadakan program pertukaran pelajar di antara kedua kota.

Hal yang sama juga berlangsung antara Medan dengan kota kembar lainnya, baik Kwangju maupun Pulau Pinang. Dibidang perdagangan, forum ini telah menguruskan Pameran Perdagangan Kota Kembar (Sister City Trade Fair) yang bertaraf internasional, sehingga mampu mendorong pertemuan pengusaha-pengusaha kota masing-masing.


(35)

Dengan nyata, hal ini mampu mendorong peningkatan perdagangan dan pelaburan di kota masing-masing di samping memberikan kepastian dan perluasan pasaran produk yang dihasilkan. Keberkesanan forum ini juga telah memunculkan minat kota-kota lainnya di Asia seperti Chennai, India untuk memasuki persatuan ini.


(36)

BAB IV

PERAN INDUSTRI KERAJINAN DAN MAKANAN DALAM

PERKEMBANGAN PARIWISATA

DI KOTA MEDAN

4.1. Pariwisata Sebagai Kegiatan Ekonomi

Pariwisata di Indonesia telah dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor satu. Disamping menjadi mesin penggerak ekonomi, pariwisata juga merupakan wahana yang menarik untuk mengurangi angka pengangguran, mengingat berbagai jenis wisata dapat ditempatkan dimana saja. Oleh sebab itu pembangunan pembangunan wisata dapat dilakukan di daerah yang berpengaruh penciptaan lapangan kerjanya paling menguntungkan.

Berdasarkan Garis-Garis Besar Haluan Negara 1992-2004 dimana sektor pariwisata yang memberikan arahan pembangunan kepariwisataan sebagai salah satu bagian daripada pembangunan bidang ekonomi, harus terus meningkat dan ditunjukkan agar dapat menambah devisa yang semakin berarti. Disamping itu diharapkan peranan pariwisata semakin besar terhadap peningkatan pendapatan masyarakat, memperluas kesempatan berusaha, menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pembangunan daerah.

Dalam menghadapi krisis moneter dan ekonomi yang berkelanjutan, pariwisata merupakan andalan dan unggulan untuk dapat menjadi lokomotif dan pendorong pembangunan ekonomi nasional, karena sarana dan prasarana kepariwisataan yang tetap utuh dan secara langsung telah dapat berfungsi.


(37)

Walaupun sebagai akibat saat terjadinya krisis moneter harga-harga produk wisata menjadi relatif murah, tetapi kondisi keamanan yang tidak kondusif yang menyebabkan citra Indonesia sebagai tujuan wisata menjadi tidak menguntungkan sehingga momentum ekonomis tersebut tidak dapat dimanfaatkan.

Perusahaan bisnis pariwisata adalah suatu sistem sosial yang akan menggunakan sumber daya dan ketrampilan dari pekerja mereka yang bertujuan menghasilkan keluaran yang memuaskan wisatawan dan mencapai tujuan perusahaan.

Ilmu ekonomi biasanya didefinisikan dalam istilah kelangkaan, suatu keadaan di mana sesuatu itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap orang. Jadi, studi ilmu ekonomi tidak berdasarkan uang atau kekayaan, akan tetapi manusia. Kelangkaan sendiri adalah suatu gejala kemanusiaan, oleh karena sesuatu itu tidak menjadi langka sampai ia menjadi objek dari kebutuhan manusia.

Oleh karena itu ilmu ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu kemasyarakatan yang meneliti untuk mengerti pilihan-pilihan yang dibuat orang dalam menggunakan sumber-sumbernya yang langka untuk memenuhi kebutuhannya.

Ilmu ekonomi mikro adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari pilihan-pilahan spesifik unit-unit ekonomi, termasuk hotel/motel, restoran, perusahaan angkutan udara (airlines) dan sektor-sektor pariwisata lainnya.

Ekonomi makro cabang ilmu ekonomi yang mempelajari gejala ekonomi berskala besar, khususnya pengeluaran agregatif wisatawan, dampak penggadaan (multiplier effect) dan dampak-dampak ekonomi makro kepariwisataan.


(38)

Industri pariwisata sering dianggap sebagai jawaban untuk menghadapi berbagai masalah ekonomi Indonesia. Kesulitan ekonomi yang diakibatkan oleh ekspor non-migas yang menurun, impor yang naik, dan pembangunan ekonomi yang timpang, dipandang akan dapat diatasi dengan industri pariwisata karena industri pariwisata dapat menciptakan lapangan kerja baru yang jelas akan dapat memberikan lebih banyak peluang ekonomi, di samping juga dapat menjadi sarana untuk menjaga dan memperbaiki lingkungan dan mendorong pembangunan ekonomi regional.

4.2. Industri Kerajinan dan Makanan di Kota Medan

Industri kerajinan dan makanan merupakan salah satu mata rantai dalam kegiatan industri pariwisata, industri ini merupakan bidang yang penting karena banyak menyerap tenaga kerja dan merupakan bagian dan hal yang menarik bagi wisatawan, karena mengunjungi daerah lain tampa kenang-kenangan atau buah tangan akan terasa hampa dan kadang-kadang maksud kunjungan wisatawan justru untuk shopping atau oleh-oleh.

Sebenarnya Medan berpotensi untuk memajukan sektor industri kerajinan dan makanan. Kemampuan masyarakat untuk menciptakan berbagai kerajinan dan makanan khas daerah, cukup tinggi hanya saja pemasaran yang belum lancar. Karena dalam pemasarannya dibutuhkan peran pemerintah. Diharapkan pemerintah memberikan stimulus dan kemudahan prosedural maupun pinjaman. Karena, jika mengharapkan bank, tentunya akan menemui hambatan, diantaranya bank menganut azas kehati-hatian mengeluarkan pinjaman. Hal ini menjadikan hambatan bagi pengrajin di kota Medan yang tidak memiliki modal yang cukup untuk mengembangkan usaha mereka.


(39)

Oleh sebab itu, peran dan dukungan pemerintah dan semua pihak sangat dibutuhkan. Promosi dan pemasaran serta analisa data, pemberian kemudahan dalam kredit berupa pinjaman lunak, bunga ringan, hal tersebutlah yang dibutuhkan oleh pengrajin dalam membuka tau mengembangkan usahanya. Pemerintah kabupaten kota perlu mendorong dan mendukung pengembangan kerajinan di daerah terutama potensi unggulan untuk dikembangkan melalui pameran tingkat provinsi, nasional maupun regional

Menurut Ketua DPD ASITA Sumut, Solahuddin Nasution SE MSP “Saat ini, Sumatera Utara belum memiliki pusat cendramata. Padahal, jika dilihat, hal itu akan meningkatkan, devisa negara, menyerap tenaga kerja atau mengurangi pengangguran serta menciptakan kesempatan berusaha industri pariwisata di Sumut, dibutuhkan suatu terobosan. Salah satunya, membuat Souvenir Centre (pusat Cendramata). Dengan begitu, kita akan bisa mengarahkan wisatawan. Sehingga dengan demikian akan memudahkan biro-biro perjalanan untuk mengarahkan wisatawan mengunjungi tempat tersebut dengan memasukkannya dalam jadwal perjalanan".

Selain itu, keramahtamahan dan kenangan sangat erat dengan industri kerajinan Artinya hal itu akan meningkatkan waktu yang lama wisatawan untuk menetap sehingga meningkatkan pengeluaran wisatawan tersebut. Ditambahkan, peluang strategis untuk industri kerajinan di objek wisata sangat besar dengan menampilkan cendramata khas daerah yang mengikuti selera pasar. Bahkan, peluang tersebut bagaimana wisatawan bisa melihat, melakukan dan membeli produk yang ditawarkan.


(40)

Ketua Dekranasdasu (Dewan Kerajinan Nasional Daerah Sumatera Utara) mengemukakan “produk kerajinan maupun makanan khas Sumut nantinya akan dihakpatenkan setelah produk tersebut ditingkatkan kualitas dan kemasannya sehingga mendorong para pengrajin maupun kabupaten kota lebih peduli terhadap pengembangannya, baik aspek permodalan, pemasaran, skill maupun kreativitas”.

.

4.2.1. Industri Kerajinan Kota Medan

Kerajinan sebagai suatu perwujudan perpaduan ketrampilan untuk menciptakan suatu karya dan nilai keindahan, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu kebudayaan. Kerajinan tersebut tumbuh melalui proses waktu berabad-abad. Tumbuh kembang maupun laju dan peranannya kerajinan sebagai warisan yang turun temurun tergantung dari beberapa faktor. Di antara faktor-faktor yang berpengaruh adalah transformasi masyarakat yang disebabkan oleh teknologi yang semakin modern, minat dan penghargaan masyarakat terhadap barang kerajinan dan para perajin itu sendiri, baik dalam menjaga mutu dan kreativitas maupun dalam penyediaan produk kerajinan secara berkelanjutan.

Kota Medan sebenarnya mempunyai potensi kerajinan yang cukup besar sehingga , karena kemampuan masyarakat untuk menciptakan berbagai ukiran, lukisan, dan barang kerajinan tangan lainnya cukup tinggi. Ini dapat dilihat dari acara-acara pameran kerajinan di kota medan. Hanya saja pemasaran barang kerajinan ini belum lancar dan masyarakat (terutama masyarakat medan) belum mengetahui dengan baik barang-barang yang disukai wisatawan.


(41)

Padahal dengan sedilkit polesan dan perubahan ukiran hasil kerajinan tangan yang ada sekarang ini dapat dipasarkan lebih luas. Wisatawan tentu tidak ingin membeli barang kerajinan yang terlalu besar atau memerlukan perhatian khusus dalam membawanya. Mereka ingin membeli hasil kerajinan yang mudah dibawa, mempunyai nilai kesenangan, unik, berkualitas dan harga yang sewajarnya.

Industri kerajinan dikota Medan saat ini mulai mendapatkan perhatian dari pihak pemerintah maupun pihak perusahaan swasta, seperti Dekranas Sumut (Dewan Kerajinan Nasional Sumatera Utara) yang berlokasi di Jl. Listrik Komp. Taman Lily Suheiry No.1 Medan Sumatera Utara, sebagai wadah pembinaan serta pengendalian anggota pengerajin dan pengusaha yang bergerak dibidang kerajinan yang mampu bersaing ditingkat nasional Berikut ini beberapa contoh kerajinan yang lagi dikembangkan di kota Medan,baik yang industri rumahan, industri binaan,dan lain-lain, yaitu:

1. Kerajinan Enceng Gondok

Kerajinan sandal dari anyaman enceng gondok dan pandan hasil kerajinan ibu-ibu PKK Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Selayang kerja sama Dekranas Kota Medan dengan PT Aneka Surya Agung. Keajinan dari bahan enceng gondok ini, telah mengekspor produknya sampai ke Spanyol dan Italia. Dan ini membuktikan kerajinan dari pengrajin di kota Medan dapat bersaing sampai taraf internasional.

2. Kerajinan Sepatu kulit

Industri kerajinan sepatu di Kota Medan memiliki peranan relatif besar dalam mendorong pembangunan ekonomi di Kota Medan yakni dalam hal penciptaan lapangan kerja dan berkontribusi dalam pembentukan PDRB Kota Medan. Industri kerajinan sepatu secara umum di Kota Medan seringkali mengalami pasang surut seiring dengan situasi


(42)

Hal ini disebabkan oleh daya beli masyarakat, persaingan usaha yang tajam dan juga kebijakan pemerintah yang mendukung usaha-usaha industri kecil dan menengah di Kota Medan. Kendala-kendala yang rentan dihadapi oleh para usahawan maupun pengrajin dari industri kerajinan sepatu di Kota Medan yaitu seperti minimnya permodalan, kurangnya tenaga kerja yang terampil dan juga penggunaan IPTEK yang relatif masih rendah, terus menerus membayangi industri kerajinan ini. Akan tetapi, Pengrajin sepatu kulit di Medan merasa tidak khawatir dengan masuknya produk asal China menyusul sudah berlakunya perdagangan bebas, justru hal tersebut dijadikan pemicu untuk menghasilkan kualitas yang lebih baik.

3. Kerajinan Tenun Ulos

Ulos digunakan dalam berbagai sacara seperti: pernikahan, kelahiran, dan kematian menggunakan jenis ulos yang berbeda-beda. Jika dalam suatu ritual ulos diganti dengan kain lain, maka ritual dianggap cacat. Dan kain ulos ini menjadi ciri khas kerajinan dari Sumatra Utara, yang banyak diminati oleh wisatawan. Pembuatan ulos melibatkan rangkaian proses panjang yang dimulai dari mewarnai benang, menggulung, menenun, hingga akhirnya menghias. Ulos yang dipasarkan ada yang berasal dari hasil buatan pabrik,yang harga jualnya lebih murah, dibandingkan dengan ulos hasil tenunan tangan. 4. Kerajinan Rotan

Kerajinan rotan sendiri cukup booming di tahun 1990-an. Para pengrajin di jalan Gatot Subroto juga terbilang cukup ramai bermain di bisnis ini. Para pengrajin mengaku selain kesulitan bahan baku pemasaran pun tersendat akibat krisis global saat ini. Rotan merupakan bahan baku yang digunakan para pengrajin yang bisa menghasilkan nilai tambah sehingga bisa dijadikan suatu alat- alat yang berguna bagi rumah tangga. Bila sudah jadi, bentuk kerajinan rotannya sangat beragam.


(43)

Mulai dari alat olahraga seperti hulahop, rak buku, set meja makan, tas, set kursi tamu dan sofa, keranjang buah hingga kerajinan musiman seperti tempat parcel.

5. Kerajinan Aksesoris

Aksesoris hasil kerajinan tangan semakin mendapat pasar di dalam negeri, ditandai dengan makin banyaknya usaha yang memproduksi berbagai bentuk perhiasan unik tersebut. Masyarakat makin menyukai perhiasan hasil kerajinan tangan yang dibuat pelaku usaha kecil, karena hasilnya unik dan kreatif. Untuk bahan baku sendiri para pengrajin kota Medan, masih mendatangkan bahan baku dari luar kota, seperti di Jakarta dan Bandung, dengan bahan baku dasar manik-manik yang terbuat dari plastik, kaca, mutiara air tawar, mutiara sintetis. Selain itu ada juga besi, tembaga, perunggu, perak dan kayu. Jenis barang yang dihasilkan, seperti: kalung, gelang dan anting-anting.

6. Kerajinan Ukir

Meski modernisasi telah merambah berbagai sektor kehidupan manusia, tren gaya etnik tetap punya penggemar, khususnya bidang kerajinan tangan. Produk-produk kerajinan tangan yang unik dan bernuansa natural seperti pahatan atau ukiran kayu, laris manis diburu peminatnya. Hasil karya kerajinan kayu ini dapat ditempatkan dimana saja, baik di rumah atau di kantor. Selain itu, penempatan khususnya juga bisa ditaruh di dalam dan luar ruangan. Kebudayaan lokal Batak yang diadopsi pada produk ukiran dan pahatan kayu ini adalah motif gorga yang biasa terdapat pada rumah adat Batak, kepala kuda, burung, dan cicak.


(44)

Berikut ini beberapa tempat kerajinan di kota Medan, dimana shovenir shop ini menawarkan berbagai jenis kerajinan seperti penjelasan di atas,yaitu:

1. Kun Art

Kun Art, salah satu pengrajin di Medan yang membuat aneka kerajinan unik ini merupakan salah satu mitra binaan Pertamina. Tempat memproduksi kerjinan terletak di jalan Danau Singkarak, Medan, juga dapat dikunjungi jika ingin melihat proses pembuatan produknya. Produk-produk buatan Kun Art diantaranya vas bunga, cermin, bingkai foto, kotak perhiasan, tempat pensil dan lain sebagainya. Dan melayani pesanan dari konsumen dengan desain yang diinginkan. Produk seni kreatif yang dihasilkan Kun Art sendiri kebanyakan memanfaatkan limbah yang bagi sebagian orang dianggap sebagai sampah. Diantara bahan-bahan limbah yang dipakai Aradi untuk menghasilkan produknya adalah pecahan batu alam, pecahan keramik, serbuk kayu, potongan kayu sisa gergajian di panglong maupun rempah seperti kayu manis. Kerajinan berupa ukiran dari bahan kayu manistidak hanya diminati warga setempat, melainkan juga digandrungi wisatawan mancanegara.

2. Kriya Ulos

Kriya Ulos berdomisili di Medan, yang memproduksi kerajinan dari kain tenun tradisional batak yang disebut dengan " Ulos" . Ulos adalah kain tenun khas Batak berbentuk selendang, yang melambangkan ikatan kasih sayang antara orang tua dan anak, antara seseorang dangan orang lain seperti yang tercantum dalan filsafat Batak yang berbunyi " Ijuk pengihot ni hodong, Ulos pengihut ni holong " yang artinya ijuk pengikat pelepah pada batangnya. Alamat Kriya Ulos di Jalan Teratai No. 14 A Medan.


(45)

3. Saf Handycraf

Saf Handycraft yang membuka galeri di Jalan Mantri No.16 Medan fokus kepada kerajinan angan dari bahan-bahan limbah atau sisa pabrik. Sejumlah kerajinan unik yang menarik hati berhasil diciptakan. Seperti lampu hias berbentuk kotak-kotak berciri khas khusus. Benda-benda yang tidak lagi terpakai tetap berharga. Misalnya kayu-kayu sisa pabrik, atau bahkan ranting-ranting pohon yang banyak ditemui di jalanan, merupakan bahan untuk membuat kerajinan ini.

4. Toko Asli

Meski dunia dilanda krisis ekonomi global, Toko Asli yang menyediakan barang-barang hasil kerajinan seni, dan barang-barang antik di Jalan Ahmad Yani masih menjadi salah satu daya tarik dan kerap menjadi tujuan wisatawan mancanegara (wisman) ke Medan. Pemilik toko mengatakan, “para wisman kerap berkunjung dan berbelanja souvenir maupun barang antik di tokonya. Kebanyakan mereka mencari souvenir ukiran tangan dari daerah Danau Toba dan Bukit Lawang”.

5. Deli Maya Sari Handicraft

Tidak hanya ulos, kini Medan juga punya kerajinan tradisional yang patut mendapat perhatian. Sulaman khas Kota Medan, kini sudah termasuk sebagai salah satu jenis kerajinan tangan yang bisa dibanggakan. Deli Maya Sari Handicraft, yang terletak di Jalan KL Yos Sudarso Dalam No 16 ABC Medan ini adalahs alah satu toko kerajinan yang mempopulerkan dan menyediakan aneka sulaman khas Kota Medan. tidak hanya mengasilkan sulaman cantik di atas taplak meja atau hiasan dinding, melainkan juga aneka tas, kain sarung, mukena, jilbab, sandal, sarung handphone, hingga kartu ucapan.


(46)

6. Tangan Terampil Aksesoris

Aksesoris hasil kerajinan tangan semakin mendapat pasar di dalam negeri, ditandai dengan makin banyaknya usaha yang memproduksi berbagai bentuk perhiasan unik tersebut. Usaha “Tangan Terampil” terletak di Jalan Perjuangan No 34 Setiabudi, hasil kerajinan tangan yang telah mereka buat sudah mencapai 1.000 jenis barang dengan produk seperti anting-anting, kalung dan gelang dengan berbagai macam bentuk.

7. Sejahtera Furnitur

Rotan bisa menghasilkan berbagai funiture dan alat rumah tangga lainnya. Banyak toko funiture yang menjajakan berbagai bentuk kerajinan rotan. Seperti di sekitar Jalan Gatot Subroto Medan banyak ditemui toko-toko yang menjajakan hasil kerajinan rotan. Salah satu dari deretan toko yang ada, toko Sejahtera Furnitur sudah lebih kurang 20 tahun bergerak dalam pembuatan dan penjualan kerajinan rotan. Bentuk kerajinan rotannya sangat beragam seperti hulahop, rak buku, set meja makan, set kursi tamu dan sofa, keranjang buah hingga kerajinan musiman seperti tempat parcel. Untuk harganya bervariasi, harganya berdasarkan ukuran dan bukan tingkat kesukaran pembuatannya. Sebab, besarnya barang akan menentukan banyaknya rotan yang digunakan.

8. Indah Traso

Bukan tanpa alasan pemilik usaha Indah Traso memilih lokasi di Jalan Jamin Ginting Medan untuk bisnis seni ukirkan. Sebab, ia memang ingin mencakup tiga wilayah untuk pemasarannya, Jamin Ginting, Setia Budi dan ringroad. “Wilayah Jamin Ginting sangat luas, tapi mudah diakses bila menggunakan jalan ringroad. Begitu juga ke kawasan Setia Budi Medan sehingga potensial untuk pengembangan pasar bisnis ukir,” menurut Andi, pemilik dari toko Indah Traso.Untuk bahan bakunya tidak telalu susah mencarinya atau takut akan kehabisan.


(47)

Andi memang sengaja memilih usaha yang tidak bergantung sama bahan, tetapi lebih mengedepankan seni. Dan untuk itu dituntut untuk selalu berkreativitas dan berimajinasi untuk karya seni ini.

4.2.2. Industri Makanan Kota Medan

Kota Medan kini dikenal bukan hanya karena ia merupakan kota terbesar di Sumatera Utara, akan tetapi mulai memperkenalkan dirinya karena kulinernya (wisata kuliner yang dimiliki). Kita mengenal bahwa kota Medan memiliki penduduk kurang lebih dua juta dengan latar belakang berbeda dan beragam. Baik dari segi budaya, suku, pola pikir, dan sampai agama. Keanekaragaman inilah yang membuat keunikan di kota Medan, dan memberi pengaruh pada makanan yang beraneka ragam di kota medan. Berikut ini beberapa jenis makanan khas kota Medan, yaitu:

1. Bika Ambon

Makanan khas dari medan ialah nika ambon,. masyarakat Medan kini tengah mengusahakan untuk mempopulerkan istilah Bika Medan, tentu saja cita rasanya tidak akan berubah. Untuk menemukan makanan ini terdapat di sepanjang jalan Mojopahit Medan, di kiri dan kanan jalan terdapat deretan toko yang menjual kue Bika yang menggoda selera. Warna kue Bika sangat khas yaitu kuning terang, terbuat dari adonan tepung terigu, gula, vanili, dan bumbu spekuk dengan cara dipanggang, maka kue Bika ini semakin terasa aroma lezatnya, dan bila digigit maka akan terlihat rongga-rongga kecil yang menyerupai sarang tawon, dengan rasanya yang manis


(48)

2. Sirop Markisa

Sirop Markisa ini juga terdapat disepanjang jalan Mojopahit, sirop ini yang sudahcukup dikenal bahkan di negara tetangga. Buah markisa sendiri memang tumbuh dengan baik di Brastagi yang sejuk. Untuk menempuh Brastagi diperlukan kira-kira 2,5 jam dari Medan. Sirop markisa cocok bila disajikan dingin dengan es batu, rasanya yang sedikit asam membuat sirop ini segar bila dinikmati di siang hari. Selain markisa, buah yang terkenal dengan sebutan terong Belanda yang mirip buah markisa, juga di kemas dalam sirop botolan.

3. Bolu gulung Meranti

Bolu gulung ini memang sangat digemari oleh para pengunjung kota Medan, letak toko bolu gulung meranti ini tidak jauh dari pusat kota, tepatnya berada di jalan Kruing No. 2-K/16 Medan, terdapat beraneka macam rasa bolu gulung dengan merek dagang Meranti. Citarasa yang ditawarkan antara lain, keju strawbery, mocca, nanas dan lain-lain.Tidak hanya itu saja, aneka kue basah juga dijual di sana mulai dari pastel, risol, lemper dan lain-lain.

4. Manisan Buah

Medan kaya akan buah-buahan, baik buah yang segar siap santap maupun buah yang sudah diolah menjadi manisan. Manisan buah yang sering dijumpai adalah manisan jambu biji bangkok yang sudah dihilangkan bijinya. Manisan ini dapat dibeli di Pasar Petisah, sebelum membeli bisa mencicipinya terlebih dahulu. Tidak hanya jambu biji, salak, mangga, kedondong tidak luput dijadikan manisan juga, tentu saja dengan warna dan bentuknya yang menarik.


(49)

5. Kue Ting-ting kacang

Kue yang satu ini memang banyak digemari baik tua maupun muda. Bentuknya mirip dodol berbentuk silinder, panjangnya kira-kira 8 cm. Rasanya yang manis, legit memang mengundang selera. Komposisi bahannya pun beragam ada yang ditaburi dengan wijen, kacang tanah yang di cincang kasar dan. Kue ini bisa Anda dapatkan di seluruh toko-toko yang menjual oleh-oleh di Medan.

6. Andaliman

Andaliman merupakan bumbu masak khas Batak ,bentuknya mirip merica, tapi berwarna hitam. Biasanya Andaliman dijadikan bumbu pelengkap untuk membuat sambal jika menyantap menu ikan bakar. Rasanya memang sedikit tajam, tapi bagi yang sudah pernah mencoba, mereka akan ketagihan. Untuk mencarinya bumbu andaliman ini terdapat di pasar tradisional di Medan.

7. Teri Medan

Teri Medan merupakan salah satu oleh-oleh khas kota Medan yang banyak diminati oleh para wisatawan. Teri Medan bisa didapatkan di seluruh pasar tradisional di Kota Medan dan toko oleh-oleh yang menjual makanan khas medan,seperti di jalan Mojopahit. Teri Medan biasanya dimasak dengan cara digoreng kering atau teri medan bisa diolah menjadi rempeyek.

8. Durian

Buah berduri asal Medan ini memang terkenal di seluruh negeri kita. Harga murah, rasa yang nikmat, serta mudah didapat di sepanjang jalan kota Medan, yaitu di Jl. Iskandar Muda, Jl. Abdul Haris, Jl. Adam Malik, Jl. Sumatera, Jl. Bogor dan JL.Gatot Subroto.


(50)

Karna Medan adalah terkenal dengan makanan enaknya dan sekaligus mulai dipandang sebagai kota wisata kuliner,maka berikut adalah beberapa tempat yang tepat untuk dikunjungi untuk menikmati makanan tradisional juga makanan yang modern,yaitu:

• Tip top restoran

Berada di jalan Ahmad Yani, sebuah kawasan yang masih dipenuhi oleh bangunan-bangunan abad ke-20, kawasan ini membawa para pengunjung ke nuansa tempo doeloe. Tidak heran kalau tip top restoran selalu menjadi pilihan utama para wisatawan terutama dari luar negeri.

• Merdeka Walk

Tempat ini merupakam salah satu objek wisata kuliner yang menawarkan konsep food, fun and leisure. Disini para pengunjung dapat menikmati makanan di udara terbuka, di bawah langit cerah penuh bintang dan lampu-lampu, serta terdapat berbagai jenis makanan ada disini, dari yang modern sampai ke makanan tradisional. Keistimewaan tempat ini karena tepat di jantungnya kota Medan, Lapangan Merdeka. Sekalipun penataannya yang semakin modern.

• Jalan Semarang

sepanjang jalan ini tiap malam menjajakan aneka masakan khas Medan, mie/kwetiau goreng, nasi campur, yong tahu, sate padang, aneka gorengan, bakpao, masakan chinese food, daging ular, labi-labi, kelelawar, juga ada, inilah uniknya jalan Semarang ini

• Jalan Pagaruyung

Jalan Pagaruyung Medan merupakan tempat wisata kuliner di Kota Medan dari dulu sampai sekarang. Segala jenis makanan dijual disani, baik sate dan segala macam mie seperti mie rebus dan lainnya serta tak lupa masakan india yang banyak di minati di jalan pagaruyung ini.


(51)

• Ring Road Jalan Gagak Hitam/Setia Budi

Pilihan berbagai restoran dari mulai makanan siap saji (KFC, McD), jagung bakar (malam hari), aneka makanan Indonesia (bakso, sate, ayam penyet, nasi uduk, pempek dan lain-lain), dimsum seafood dan minuman bandrek juga terdapat di sepanjang jalan ini.

• Jalan Dr. Mansyur

Kawasan kampus USU (Universitas Sumatera Utara) ini, terdapat berbagai kafe yang menawarkan beragam hidangan (Indonesia, Barat, Tionghoa, dan lain) dengan desain unik di masing-masing kafe. Kawasan ini menjadi tempat jajan makanan favorit para mahasiswa, karena lokasinya yang dekat kampus dan harganya yang terjangkau.

4.3. Peningkatan Pengelolaan Industri Kerajinan dan Makanan Secara Profesional.

Untuk berhasilnya pengelolaan suatu produk industri kerajinan dan makanan sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal di dalam pemasarannya. Kita harus bisa menawarkan produknya yang unik, berkualitas, memperhatikan bahan, bentuk, berat dan ukuran. Untuk makanan maupun minuman harus higenis, kemasan yang menarik dan harga yang terjangkau. Perlu diperhatikan sifat suatu produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, dimana hal ini dapat mempengaruhi permintaan (demend) akan produk tersebut. Sifat suatu produk tersebut dapat berupa merek yang dapat digunakan, kualitas, harga, bentuk dan warna hasil produksi. Masing-masing sifat dari produk tersebut secara langsung akan mempengaruhi calon pembeli dalam memutuskan untuk membeli atau tidak terhadap hasil produksi tadi.


(52)

Kombinasi dari unsur-unsur tersebut di atas akan sangat menentukan, apakah hasil produksi tersebut (barang dan jasa) dapat dijual sesuai dengan keinginan pembelinya. Oleh karena itu, seorang pengusaha harus dapat memperhatikan unsur-unsur dari pemasaran tersebut secara terpadu yang dilakukan perusahaan. Unsur-unsur yang dimaksud adalah:

1. Merek (brand)

Fungsi merek yang pertama adalah untuk memberikan identitas yang menerangkan bahwa suatu produk dihasilkan oleh suatu perusahann tertentu. Jadi kalau suatu hasil produksi itu palsu atau tidak memuaskan maka pembeli merasa ada jaminan kemana ia harus komplain. Hal ini juga menyebabkan sesorang produsen akan selalu menjaga mutu dah hasil produksinya. Selain itu, perlunya merek dalam dunia perdagangan adalah agar konsumen dengan mudah mengenali kembali produk yang pernah dipakai / dibelinya.

2. Kualitas atau mutu

Masalah kualitas merupakan masalah yang sangat penting, karena bentuk menarik dan harga yang bersaing kalau tidak diikuti dengan mutu yang sebanding maka harapan konsumen akan menjadi buyar. Karena itu mutu suatu hasil produksi (berupa barang atau jasa) haruslah memenuhi syarat.

2. Harga

Harga merupakan faktor yang sangat peka sekali, karena itu harga suatu barang haruslah sesuai dengan mutu dan utilitinya. Harga yang tidak sepadan dengan apa yang diharapkan konsumen akan membuat konsumen mencari barang-barang pengganti melalui proses substitusi, yaitu bila harga barang di tempat tersebut dirasakan terlalu tinggi maka orang akan mencari tempat yang lebih murah atau akan mengurungkan niat untuk membeli hasil produksi tersebut.


(53)

3. Bentuk pada kerajinan dan rasa pada makanan

Di dalam menghasilkan suatu produk diperlukan perhatian khusus tentang bentuk, desain (kerajinan) dan rasa, warna (makanan) hasil produk tersebut, sehingga dapat menarik bagi yang melihat dan menimbulkan niat untuk memilikinya. Agar sesuatu barang dapat membuat orang lain untuk membelinya maka digunakan rumus AIDA (Attention, Interest, Desire, Action ) yang dikatakan sebagai rumus daya tarik untuk memikat.

Ini berarti suatu hasil produksi harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian (Attention) orang walaupun melihatnya sepintas lalu. Bila konsumen telah tertarik melihatnya, maka akan timbul kepentingan (Interest) akan barang tersebut yang sekaligus akan menimbulkan keinginan (Desire) untuk membeli barang yang diinginkannya. Kalau keinginan itu sudah timbul sedemikian besarnya maka diharapkan akan terjadi suatu tindakan (Action) untuk melaksanakan niat untuk membelinya.

Selain memperhatikan sifat benda hasil produksi dalam hal ini kerajinan dan makanan, yang tidak kalah pentingnya untuk ditata pengelolaanya adalah tempat dari penjualan hasil produksi itu sendiri. Karena bagaimanapun bagusnya pengelolaan suatu hasil produksi kalau tidak ditunjang dengan tempat penjualan yang baik akan mengurangi hasil maksimal yang ingin dicapai.Dengan membuat suasana tempat penjualan yang lebih menyenangkan dan ditata dengan menarik, minat pembeli khususnya wisatawan akan semakin bertambah karena umumnya wisatawan asing menyukai tempat yang bersih, nyaman dan menyenangkan.

Dengan pengelolaan industri kerajinan dan makanan secara profesional seperti yang telah diuraikan di atas tadi diharapkam produksi kerajinan dan makanan dapat menunjang arus kedatangan wisatawan ke daerah tujuan wisata terutama kota Medan.


(54)

Karena tujuan wisatawan bukan semata-mata hanya untuk melihat keindahan alam saja, tetapi dengan motivasi lain yaitu, karena tertarik dengan kerajinan ataupun makanan dari daerah yang dikunjunginya yang berarti mencerminkan tingginya seni budaya daerah tersebut. Sehingga dengan bertambahnya motivasi wisatawan yang ingin berkunjung diharapkan kedatangan wistawan meningkat dan akhirnya dapat menambah penghasilan penduduk setempat.

4.4. Keunggulan dan Perkembangan Pariwisata Kota Medan

Kota Medan sebagai kota transit atau pintu gerbang masuknya para wisatawan yang datang dari luar kota maupun luar negeri sebelum melakukan perjalanan ke daerah-daerah tujuan wisata lain seperti : Berastagi, Parapat, Pulau Samosir (Danau Toba), Bukit Lawang, dan berbagai daerah tujuan wisata yang ada di daerah Sumatera Utara, maka kota Medan mempunyai beberapa keunggulan pariwisata, berupa objek-objek wisata yang bisa dikunjungi dan dinikmati baik secara kolektif maupun pribadi.

Beberapa contoh objek-objek wisata di Medan yang bisa dikunjungi ialah : Istana Maimun, Mesjid Raya Medan, Taman buaya Asam Kumbang, Museum Rahmad Galery, gedung-gedung tua yang terdapat di daerah kesawan dan berbagai pusat belanja banyak terdapat di kota Medan.

Perjalanan yang dengan waktu singkat serta hanya melihat-lihat sepintas mengenai keunikan yang dimiliki oleh sebuah kota disebut city sight seeing tour. Medan mempunyai beberapa tempat yang layak untuk dikunjungi dan pantas diabadikan dalam sebuah bentuk gambar.


(1)

Karena tujuan wisatawan bukan semata-mata hanya untuk melihat keindahan alam saja, tetapi dengan motivasi lain yaitu, karena tertarik dengan kerajinan ataupun makanan dari daerah yang dikunjunginya yang berarti mencerminkan tingginya seni budaya daerah tersebut. Sehingga dengan bertambahnya motivasi wisatawan yang ingin berkunjung diharapkan kedatangan wistawan meningkat dan akhirnya dapat menambah penghasilan penduduk setempat.

4.4. Keunggulan dan Perkembangan Pariwisata Kota Medan

Kota Medan sebagai kota transit atau pintu gerbang masuknya para wisatawan yang datang dari luar kota maupun luar negeri sebelum melakukan perjalanan ke daerah-daerah tujuan wisata lain seperti : Berastagi, Parapat, Pulau Samosir (Danau Toba), Bukit Lawang, dan berbagai daerah tujuan wisata yang ada di daerah Sumatera Utara, maka kota Medan mempunyai beberapa keunggulan pariwisata, berupa objek-objek wisata yang bisa dikunjungi dan dinikmati baik secara kolektif maupun pribadi.

Beberapa contoh objek-objek wisata di Medan yang bisa dikunjungi ialah : Istana Maimun, Mesjid Raya Medan, Taman buaya Asam Kumbang, Museum Rahmad Galery, gedung-gedung tua yang terdapat di daerah kesawan dan berbagai pusat belanja banyak terdapat di kota Medan.

Perjalanan yang dengan waktu singkat serta hanya melihat-lihat sepintas mengenai keunikan yang dimiliki oleh sebuah kota disebut city sight seeing tour. Medan mempunyai beberapa tempat yang layak untuk dikunjungi dan pantas diabadikan dalam sebuah bentuk gambar.


(2)

Sebelum melakukan perjalanan city tour atau yang dikenal dengan keliling kota, perlu terlebih dahulu untuk kita mengetahui apa jenis objek wisata yang akan dikunjungi, sehingga akan cepat mengingat kesan yang kita peroleh setelah melakukan perjalanan. Karena dalam melakukan perjalanan membutuhkan persiapan yang tidak hanya untuk fisik saja tetapi juga mental dan pikiran serta pengetahuan yang cukup untuk mencerna apa yang menjadi keunikan dari objek wisata yang kita kunjungi tersebut. Keunggulan dari pariwisata kota Medan selama ini masih sedikit masyarakat (khususnya orang medan) yang paham dan mau berpartisipasi untuk menjaga dan melestarikannya.

Kota Medan terkenal dengan slogan “Ini Medan Bung!”, bagi para pendatang yang pertama kali menginjakkan kaki di Medan merasa takut mendengar slogan gaul tersebut. Tetapi, sebenarnya slogan itu bukanlah sebuah kalimat yang mengancam, melainkan menunjukan bahwa kehidupan di kota Medan sangat tegas (bukan keras) dan berprinsip. Prinsip untuk selalu menjaga keamanan dan kenyamanan yang sudah lama dibangun serta merupakan imbauan bagi para pendatang untuk menghormati dan memiliki rasa santun apabila berkunjung ke Medan, hal ini bukan untuk menunjukan bahwa ada banyak preman di Medan.

Banyak orang beranggapan banwa Medan adalah sarang preman dan dipenuhi oleh orang-orang Batak yang sangat menyeramkan. Semua pandangan itu salah, karena sebenarnya kota Medan tidak hanya didiami oleh orang-orang Batak saja, tetapi ada beragam suku budaya yang hidup rukun serta ragam agama juga ada.

Ada dua hal yang ditekankan dalam pengembangan pariwisata, yakni sumbangsih akademisi yang berdasarkan teknis sesuai teori dan metode riset, sinergitas pemerintah dengan pelaku bisnis, serta masyarakat sebagai ‘pemilik’ kekayaan budaya itu sendiri.


(3)

‘’Tiga elemen ini harus saling mendukung dan tidak tarik-menarik hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompok,” diungkapkan Ketua Panitia Seminar Internasional Globalisasi Budaya dan Pariwisata, Asmyta Surbakti, di Laboratorium Pariwisata USU (12/10/09).

Di lain pihak, panelis asal Belanda, Dirk Buiskool, mengatakan, peluang Sumut, khususnya Kota Medan, dalam pengembangan pariwisata sebetulnya amat lebar. Banyaknya bangunan tua dan bersejarah merupakan aset budaya yang sulit ditandingi daerah lain. “Nilai arsitektur bangunan kuno itu daya tarik besar bagi wisatawan luar kota maupun mancanegara. Tergantung bagaimana cara pemerintah daerah menjaga aset-aset itu, sekaligus mengemasnya sebagai kantung-kantung wisata,” jelasnya.

Terlepas dari semua ini, kepariwisataan kota Medan tetap memiliki peluang untuk dikembangkan, walau di sana-sini masih ditemui berbagai masalah mendasar yang perlu ditangani. Berkaitan dengan hal ini dimana kinerja dan posisi kepariwisataan masih jauh dari yang diharapkan, pendidikan pariwisata diharapkan mampu memberikan kontribusi yamg berarti, yang berupa sumbangan-sumbangan pemikiran maupun tindakan nyata yang dibutuhkan untuk pengembangan kepariwisataan, khususnya dalam penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata yang berkualitas di kota Medan.


(4)

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Industri kerajinan dan makanan merupakan salah satu mata rantai dalam kegiatan industri pariwisata, industri ini merupakan bidang yang penting karena banyak menyerap tenaga kerja dan merupakan bagian dan hal yang menarik bagi wisatawan, karena mengunjungi daerah lain tampa kenang-kenangan atau buah tangan akan terasa hampa dan kadang-kadang maksud kunjungan wisatawan justru untuk shopping atau oleh-oleh.

Kota Medan belum mempunyai suatu kerajinan yang khas sebagai souvenir, tetapi potensi kerajinan di kota Medan cukup besar, karena kemampuan masyarakat untuk menciptakan berbagai ukiran, lukisan, dan barang kerajinan tangan lainnya cukup tinggi. Ini dapat dilihat dari acara-acara pameran kerajinan di kota Medan.

Sedangkan dalam industri makanan kota Medan mulai memperkenalkan dirinya karena kulinernya (wisata kuliner yang dimiliki). Kita mengenal bahwa kota Medan memiliki penduduk dengan latar belakang berbeda dan beragam. Baik dari segi budaya, suku, pola pikir, dan sampai agama. Keanekaragaman inilah yang membuat keunikan di kota Medan, dan memberi pengaruh pada makanan yang beraneka ragam di kota medan.

Potensi ini seharusnya dilirik oleh masyarakat, pemerintah dan pihak swasta untuk mengembangkan indusrti ini lebih profesional lagi, karena akan meningkatkan pendapatan daerah, menyerap tenaga kerja atau mengurangi pengangguran serta menciptakan kesempatan berusaha.


(5)

Industri kerajinan dan makanan sebagai salah satu unsur produk pariwisata, tidak hanya berperan penting di dalam menciptakan citra kepariwisataan yang baik, namun lebih lagi perannya dalam memperbesar jumlah kunjungan dan pembelanjaan wisatawan di dalam rangka meningkatkan pendapatan penduduk setempat maupun negara, di samping sebagai penyerap tenaga kerja dan turut serta memperkenalkan kebudayaan bangsa kepada wisatawan asing. Maka untuk memperoleh hasil yang maksimal dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan profesional dalam sektor usaha kerajinan dan makanan.

5.2. Saran

Adanya upaya dari pihak swasta (pengusaha) yang mempunyai modal yang kuat di suatu daerah tujuan wisata untuk turut membantu pembiayaan serta promosi dalam kelancaran produksi serta pemasaran hasil produk kerajinan dan makanan dari daerah tujuan wisata, sehingga apabila usaha kerajinan ataupun usaha makanan telah menjadi mata pencaharian oleh masyarakat setempat maka pengembangan pengelolaan kerajinan dan makanan di suatu daerah tujuan wisata dapat dilaksanakan secara terarah dan profesional.

Maka untuk memperoleh hasil produksi yang sesuai yang diharapkan perlu diaktifkan kembali sanggar industri kerajinan atau Usaha Kecil Menengah (UKM) yang telah lama terbengkalai, pendidikan dan pelatihan serta pembinaa dan penyuluhan terhadap mayarakat setempat. Serta, membuat Souvenir Centre (pusat Cendramata) di kota Medan. Dengan begitu, akan bisa mengarahkan wisatawan. Souvenir Centre tersebut juga harus ditinjau dari beberapa aspek, diantaranya lokasi yang strategis, mudah dijangkau, lokasi parkir, keseragaman harga dan nyaman.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

-- Lunberg, E. Donal. 1997. Ekonomi Pariwiata. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. -- Ginting, Paham. 2005. Pemasaran Pariwisata. Medan : USU Press.

-- Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata Subuah Pengantar . Jakarta : PT PARADNYA PARAMITA.

-- Samsurijal, D. 1997. Peluang di Bidang Pariwisata. Jakarta : Mutiara Sumber Widya. -- Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi Yogyakarta -- Yoeti, Oka. A. 1983. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa.