2.3. Pengertian Industri Pariwisata
Tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia terlihat dengan jelas dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969, khususnya Bab II Pasal 3, yang
menyebutkan “Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan “industri pariwisata” dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan
pembangunan serta kesejahtraan masyarakat dan Negara” Yoeti, 1996: 151. Berdasarkan Instruksi Presiden tersebut, dikatakan bahwa tujuan pengembangan
pariwisata di Indonesia adalah: 1
Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara dan masyarakat pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja, dan mendorong
kegiatan-kegiatan industri penunjang dan industri-industri sampingan lainnya. 2
Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia. 3
Meningkatkan persaudaraanpersahabatan nasional dan internasional. Dalam tujuan di atas, jelas terlihat bahwa industri pariwisata dikembangkan di Indonesia dalam
rangka mendatangkan dan meningkatkan devisa negara. Pariwisata dikatakan sebagai industri, karena di dalamnya terdapat berbagai aktivitas
yang bisa menghasilkan produk berupa barang dan jasa. Akan tetapi, makna industri di sini bukan sebagaimana pengertian industri pada umumnya yaitu adanya pabrik atau mesin-mesin
yang besar atau kecil yang penuh dengan asap. Industri pariwisata tidak seperti pengertian
industri pada umumnya, sehingga industri pariwisata disebut industri tanpa asap.
Ada beberapa pengertian tentang industri pariwisata, antara lainnya sebagai kumpulan dari macam-macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-
jasa goods and service yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveler pada
umumnya, selama dalam perjalanannya, Yoeti, 1983:140.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian tentang industri pariwisata yang lainnya adalah suatu susunan organisasi,
baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam pengembangan, produksi dan pemasaran
produk suatu layanan yang memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang bepergian Kusudianto, 1996.
Pengertian lain yang sejalan dengan uraian di atas tentang industri pariwisata adalah yang dikemukakan oleh Damardjati yang dikutip oleh Sihite 2000:54. Menurutnya, “industri
pariwisata adalah rangkuman dari berbagai macam yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produkjasa-jasalayanan-layanan atau services, yang nantinya baik secara langsung
ataupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan selama perjalanannya”. Hunzike dari Bern University meberikan rumusan tentang industri pariwisata sebagai
berikut “industri pariwisata merupakan seluruh kegiatan bisnis yang menggabungkan berbagai macam hasil produksi, keuntungan dari barang dan jasa dari pembawaan yang khusus pada
wisatawan”. G. A. Schmoll dalam bukunya Tourism Promotion memberi batasan industri pariwisata
berikut : “industri pariwisata merupakan pemusatan industri yang terdiri dari perusahaan- perusahaan yang berbeda, baik dalam ukuran, lokasi, jenis organisasi, pemberian pelayanan,
dan cara yang digunakan dalam memasarkannya”. Batasan lain diberikan oleh L.J Lickorish dan A.C. Kershaw dari British Travel
Associatoin B.T.A yang merumuskan industri pariwisata dengan agak terperinci, yaitu sebagai berikut : “industri pariwisata ialah keseluruhan para penjual produk wisata yang mana
bersama-sama memberikan kepuasan kepada wisatawan”. •
Industri pokok, melayani dalam hal transportasi, penginapan dan makanan serta persiapan perjalanan Travel agent, Tour operator, dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
• Industri tambahan, industri pariwisata yang menyediakan sovenir serta kebutuhan
lainnya, hiburan, ansuransi, pelayanan bank dan lainnya. •
Juga termasuk dalam kelompok penyedia pada industri pokok pariwisata, keperluan masyarakat, dan industri yang menangani promosi pariwisata, agent
periklanan dan konsultan jasa pelayanan pada industri pariwisata lainnya. Batasan terakhir yang akan dikemukakan adalah batasan yang dirumuskan oleh
Krippendorf, yaitu sebagai berikut “industri pariwisata merupakan wujud dari seluruh kegiatan yang mana menyediakan barang-barang pelayanan berbagai macam jenis kebutuhan yang tepat
bagi kepuasan wisatawan dan melakukan hubungan dalam perjalanan biasa dari semua kegiatan mereka. Itu tidak berhubungan apapun dengan industri yang menyediakan pelayanan
yang berkebihan, lebih banyak atau hanya sesekali saja kepada para wisatawan”.
2.4. Produk Industri Pariwisata