28
Tabel 4.4. Distribusi Rumah Penduduk Yang Memiliki Jamban Keluarga
No Jamban keluarga
Jumlah kk 1.
2. Ada
Tidak ada 96
161 37,35
62,65 257
100
Sumber : Kantor Desa Bagan Kuala 2013
Kondisi jalan utama yang ada di desa Bagan Kuala cukup sulit dilewati terutama pada saat musim hujan. Sedangkan sarana transportasi umum yang
tersedia menuju Desa Bagan Kuala hanya ojek.
4.2. Kondisi Pencemaran Tanah oleh TelurLarva Cacing STH di Lokasi
Penelitian Rumah penduduk secara umum dalam posisi mengelompok, ada yang
saling berdempetan serta memiliki gang-gang kecil dan masih terdapat rumah penduduk yang berbentuk rumah panggung terbuat dari bahan kayu yang
memiliki kolong di bawah rumah. Kondisi rumah panggung seperti ini tentunya menyediakan ruang bagi terbentuknya tanah yang lembab dan terhalang oleh
sinar matahari, sehingga merupakan kondisi yang baik bagi perkembangan telurlarva cacing STH.
Pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel tanah dari pekarangan rumah penduduk, lingkungan sekolah, lingkungan puskesmas pembantu, mck
umum dan pinggir sungai, yang selanjutnya dilakukan pemeriksaan secara laboratorium untuk mengetahui kondisi umum dari tanah lokasi penelitian.
Hasil pemeriksaan terhadap sampel tanah di lokasi penelitian menunjukkan dari 57 tempat pengambilan sampel tanah ditemukan sebanyak 42
tempat pengambilan sampel tanah 73,68 yang tercemar oleh telurlarva STH Tabel 4.5..
Universitas Sumatera Utara
29
Tabel 4.5. Pencemaran Tanah oleh TelurLarva Cacing STH di desa Bagan Kuala
Lokasi
n Kontaminasi
STH
Telur A.lumbricoides
Telur T.trichiura
Telurlarva Hookworm
Sekolah Pustu
MCK Umum Sungai
Rumah Penduduk 1
1 4
1
50 1
1 4
1
35 1
1 4
1
35 1
1 4
1
33 -
- -
- Jumlah
57 42
42 40
-
Manusia yang terinfeksi STH akan mengeluarkan telur cacing bersama fesesnya sehingga di daerah dimana masyarakatnya lazim buang air besar di
tempat terbuka seperti di sungai, selokan air, di bawah pohon dan di sekitar rumah pada anak-anak, maka akan mencemari lingkungan dan pada kondisi
yang sesuai telur cacing tersebut akan berkembang menjadi bentuk infektif. Hasil penelitian Isra 2004 di desa Pantai Cermin yaitu tanah yang
terkontaminasi telur STH sebesar 71. Pencemaran tanah oleh STH berpotensi pada tempat-tempat dimana
manusia biasanya berkumpul dan lokasi buang air besar, seperti halaman rumah, kebun, tempat mencuci, area pembuangan limbah selokan, sekitar jamban,
dibawah pohon dan lapangan yang berumput. Terdapat hubungan yang konsisten antara infeksi dan pencemaran tanah pada ascariasis dan trichiuriasis, dan
menyarankan bahwa analisa telur A. lumbricoides dan T. trichiura pada tanah dapat memprediksi infeksi STH pada anggota rumah tangga. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat pencemaran tanah oleh telur STH mencerminkan status infeksi STH pada masyarakat Gyoten, 2010.
4.3. Karakteristik Responden