Desa Bagan Kuala terletak di Kecamatan Tanjung Beringin yang merupakan salah satu desa di daerah pesisir, dimana sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Fasilitas jamban keluarga sangat minim sehingga masyarakat lazim buang air besar di tanah dan di
sungai. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS di desa ini adalah keluarga fakir miskin dan keluarga berumah tidak layak huni. Pendidikan
menjadi suatu persoalan bagi generasi muda desa Bagan Kuala, karena di desa ini terdapat hanya 1 satu sekolah yaitu Sekolah Dasar. Untuk melanjutkan
jenjang pendidikan harus bersekolah di ibu kota kecamatan yang berjarak 7 km dengan infrastruktur jalan yang rusak berat dan ongkos yang mahal RKPDes
Bagan Kuala, 2012.
1.2. Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
Apakah terdapat hubungan higiene perorangan anak usia sekolah dengan infeksi cacing STH di lingkungan yang tercemar telur larva cacing STH di
desa Bagan Kuala Pemkab. Serdang Bedagai.
1.3. Hipotesis
Terdapat hubungan antara higiene perorangan anak usia sekolah dengan infeksi cacing STH di lingkungan yang tercemar telur larva cacing STH di
desa Bagan Kuala Pemkab. Serdang Bedagai.
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Menganalisis hubungan higiene perorangan anak usia sekolah dengan infeksi cacing STH di lingkungan yang tercemar telur larva cacing STH di
desa Bagan Kuala Pemkab. Serdang Bedagai.
Universitas Sumatera Utara
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui kondisi pencemaran tanah oleh telur larva cacing STH di desa
Bagan Kuala Pemkab. Serdang Bedagai. 2.
Memperoleh data prevalensi infeksi STH pada anak usia sekolah di desa Bagan Kuala Pemkab. Serdang Bedagai.
3. Mengetahui higiene perorangan anak usia sekolah di desa Bagan Kuala
Pemkab. Serdang Bedagai yang mempengaruhi terjadinya infeksi STH.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Serdang Bedagai dalam
upaya penanggulangan kecacingan khususnya di desa Bagan Kuala.
2. Memberikan informasi bagi masyarakat agar memperhatikan dan menjaga
sanitasi serta higiene anak terhadap infeksi kecacingan. 3.
Menambah wawasan dan pengalaman dalam menganalisa permasalahan kecacingan di Serdang Bedagai khususnya di desa Bagan Kuala.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Soil-Transmitted Helminths
Cacing yang tergolong dalam kelompok Soil Transmitted Helminths STH adalah cacing yang dalam menyelesaikan siklus hidupnya memerlukan
tanah yang sesuai untuk berkembang menjadi bentuk infektif. Terdapat empat jenis STH yang paling sering ditemukan, yaitu cacing gelang Ascaris
lumbricoides, cacing cambuk Trichuris trichiura, dan cacing tambang atau hookworm Necator americanus dan Ancylostoma duodenale Serra, 2011.
2.1.1 Cacing gelang
A. lumbricoides
Cacing gelang merupakan cacing yang hidup dan tersebar di daerah tropis dan sub tropis dengan kelembaban udara yang tinggi. Cacing gelang
dewasa habitatnya terdapat di usus halus manusia dan stadium larvanya mengalami migrasi ke paru-paru. Cacing dewasa berbentuk silindris
memanjang berwarna krem keputihan dengan panjang dapat mencapai 40 cm. Ukuran cacing betina 20-35 cm dengan diameter 3-6 mm, dan cacing jantan
15-31 cm dengan diameter 2-4 mm. Umur yang normal dari cacing dewasa adalah 12 bulan, paling lama bisa lebih dari 24 bulan. Cacing betina dapat
memproduksi lebih dari 200.000 telur sehari terdiri dari telur yang dibuahi dan telur yang tidak dibuahi. Dalam kondisi yang memungkinkan telur dapat tetap
bertahan hidup selama bertahun-tahun Pacifico, 2001. Telur cacing yang telah dibuahi yang keluar bersama tinja penderita, di
dalam tanah yang lembab dan suhu yang optimal akan berkembang menjadi telur yang infektif mengandung larva cacing dalam waktu 2-3 minggu.
Infeksi terjadi dengan masuknya telur cacing yang infektif ke dalam mulut, di dalam usus halus bagian atas dinding telur akan pecah sehingga larva dapat
keluar untuk selanjutnya menembus dinding usus halus dan masuk ke vena porta hati. Bersama aliran darah vena, larva akan beredar menuju jantung,
paru-paru, lalu menembus dinding kapiler masuk ke dalam alveoli. Masa migrasi ini berlangsung sekitar 15 hari. Dari alveoli larva cacing menuju
Universitas Sumatera Utara