Defenisi operasional Variabel Analisis data
Berdasarkan gambar cara kerja di atas dapat dijelaskan bahwa sampel tanah diambil dari MCK umum sebanyak 8 titik sampel, yaitu pekarangan
bagian depan, belakang, samping kiri dan kanan masing-masing MCK. Sampel tanah dari pinggir sungai diambil sebanyak 10 titik sampel yaitu di sekitar
lokasi jamban cemplung yang biasa dipakai warga untuk buang air besar. Tanah pekarangan rumah diambil sampel sebanyak 50 rumah dengan titik
sampel yang diambil dari tanah pekarangan depan, belakang, samping kiri, dan samping kanan rumah. Jumlah titik sampel tanah pekarangan rumah sebanyak
158 titik sampel. Tanah lingkungan sekolah diambil dari SDN 102052 Bagan Kuala
sebanyak 6 titik sampel, yaitu tanah sekitar jamban, halaman sekolah, koridor depan kelas, pekarangan samping dan belakang sekolah. Tanah lingkungan
sekitar puskesmas pembantu Bagan Kuala diambil sebanyak 4 titik sampel yaitu pekarangan depan, balakang, samping kiri dan kanan.
Seluruh sampel tanah yang terkumpul diperiksa dengan Metode magnesium sulfat sentrifuse-flotase di laboratorium Parasitologi FK USU
untuk mengetahui kondisi pencemaran tanah oleh telurlarva STH di desa Bagan Kuala. Selanjutnya juga dilakukan pengambilan tinja anak dengan
membagikan pot kepada anak dan diperiksa dengan metode Kato di laboratorium Parasitologi FK USU. Wawancara dengan bantuan kuesioner
dilakukan untuk mendapatkan data higiene perorangan anak yang berpengaruh terhadap infeksi STH. Anak yang terinfeksi STH diobati dengan Albendazole
400 mg.